Dalam analisis laporan keuangan, cash ratio termasuk salah satu rasio likuiditas yang paling konservatif. Rasio ini menunjukkan seberapa mampu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya hanya dengan kas dan setara kas tanpa menjual aset lain.
Artikel ini akan membahas arti cash ratio, cara menghitungnya, perbedaannya dengan current ratio, serta bagaimana investor dapat menafsirkan nilainya untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan.
Pengertian Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancarnya menggunakan kas dan setara kas yang tersedia. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan seberapa “likuid” perusahaan sebenarnya jika semua utang jangka pendek harus dilunasi segera.
Melansir Investopedia, cash ratio merupakan indikator likuiditas paling ketat dibandingkan current ratio atau quick ratio karena hanya menghitung aset yang benar-benar siap digunakan untuk pembayaran langsung.
Rumus umum cash ratio adalah:
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) ÷ Kewajiban Lancar
Contoh sederhana: Jika sebuah perusahaan memiliki kas sebesar $10 juta, setara kas $2 juta, dan kewajiban lancar $8 juta, maka:
Cash Ratio = (10 + 2) ÷ 8 = 1,5
Artinya, perusahaan memiliki kas dan setara kas 1,5 kali lebih besar dari kewajiban jangka pendeknya, kondisi yang sangat aman dari sisi likuiditas.
Cara Menghitung Cash Ratio
Untuk menghitung cash ratio, kamu hanya membutuhkan dua data utama dari laporan keuangan (neraca):
- Kas dan setara kas — termasuk saldo rekening bank, deposito jangka pendek, atau surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari tiga bulan.
- Kewajiban lancar — mencakup semua utang yang jatuh tempo dalam satu tahun, seperti utang dagang, utang pajak, dan utang jangka pendek lainnya.
Langkah perhitungan:
- Ambil data kas dan setara kas dari sisi aset lancar.
- Ambil total kewajiban lancar dari sisi liabilitas.
- Bagi keduanya menggunakan rumus di atas.
Melansir Corporate Finance Institute (CFI), cash ratio di atas 1,0 menandakan perusahaan memiliki kas cukup untuk melunasi semua kewajiban jangka pendek tanpa harus menjual aset lain.
Perbedaan Cash Ratio dan Current Ratio
Meskipun keduanya sama-sama mengukur likuiditas, ada perbedaan penting antara cash ratio dan current ratio.
| Aspek | Cash Ratio | Current Ratio |
|---|---|---|
| Komponen Aset | Hanya kas dan setara kas | Semua aset lancar (termasuk piutang & persediaan) |
| Kelebihan | Menggambarkan posisi likuiditas paling realistis | Memberikan gambaran likuiditas yang lebih luas |
| Kelemahan | Terlalu konservatif | Bisa menyesatkan jika piutang sulit ditagih |
| Interpretasi | Fokus pada kemampuan membayar langsung | Fokus pada kemampuan membayar dalam jangka pendek |
Dilansir dari Morningstar, banyak analis menggunakan kombinasi ketiganya — current ratio, quick ratio, dan cash ratio, untuk memperoleh gambaran utuh tentang posisi keuangan perusahaan.
Interpretasi Nilai Cash Ratio
Nilai ideal cash ratio bervariasi antar industri, namun secara umum:
- < 0,5: Menunjukkan likuiditas rendah. Perusahaan mungkin kesulitan membayar kewajiban jangka pendek tanpa menjual aset.
- 0,5 – 1,0: Likuiditas sehat. Perusahaan cukup stabil dalam memenuhi kewajiban.
- > 1,0: Sangat likuid. Namun, bisa juga berarti perusahaan menyimpan terlalu banyak kas dan kurang memaksimalkan investasinya.
Melansir Harvard Business Review, cash ratio yang terlalu tinggi bisa menjadi sinyal bahwa perusahaan tidak memanfaatkan modalnya dengan efisien. Dana kas berlebih seharusnya dapat diinvestasikan untuk menghasilkan return lebih tinggi.
Sebaliknya, cash ratio yang terlalu rendah bisa menandakan risiko likuiditas, terutama di sektor dengan arus kas tidak stabil seperti ritel atau manufaktur.
Contoh Analisis Cash Ratio
Misalnya dua perusahaan ritel:
- Perusahaan A: Cash ratio 0,9
- Perusahaan B: Cash ratio 0,3
Keduanya masih beroperasi normal, namun Perusahaan A memiliki fleksibilitas lebih baik untuk menghadapi krisis mendadak atau penurunan penjualan, karena memiliki cadangan kas lebih besar dibanding kewajiban lancarnya.
Namun jika sebuah perusahaan teknologi besar seperti Apple mencatat cash ratio di atas 2,0, hal itu bisa berarti perusahaan memiliki kelebihan kas besar, yang sering dimanfaatkan untuk buyback saham atau pembayaran dividen.
Kelebihan dan Keterbatasan Cash Ratio
Kelebihan:
- Memberikan gambaran nyata tentang kemampuan pembayaran langsung.
- Cocok digunakan dalam analisis solvabilitas jangka pendek.
- Berguna untuk menilai ketahanan perusahaan dalam kondisi krisis.
Keterbatasan:
- Tidak memperhitungkan aset lain yang relatif likuid, seperti piutang.
- Bisa memberikan sinyal “terlalu aman” yang tidak selalu efisien dari sisi manajemen modal.
- Tidak cocok untuk industri dengan siklus kas cepat (seperti ritel atau perbankan).
Kesimpulan
Cash ratio adalah rasio likuiditas paling konservatif yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek hanya dengan kas dan setara kas. Nilai idealnya tergantung sektor industri, namun secara umum di kisaran 0,5 hingga 1,0 sudah mencerminkan stabilitas keuangan yang baik.
Memahami rasio ini membantu investor menilai kemampuan perusahaan bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Cek cash ratio perusahaan populer sebelum berinvestasi sahamnya via Gotrade, karena likuiditas yang kuat adalah fondasi perusahaan yang sehat.
FAQ
Apa itu cash ratio?
Cash ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar hanya dengan kas dan setara kas.
Berapa nilai ideal cash ratio?
Idealnya antara 0,5 hingga 1,0, tergantung sektor industri dan karakteristik bisnis.
Apa bedanya cash ratio dengan current ratio?
Cash ratio hanya menghitung kas dan setara kas, sedangkan current ratio mencakup semua aset lancar termasuk piutang dan persediaan.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.




