Banyak trader dan investor fokus pada berapa besar keuntungan yang bisa mereka raih, tapi sering lupa mengukur seberapa besar potensi kerugian yang bisa terjadi. Di sinilah konsep drawdown menjadi sangat penting. Memahami drawdown adalah langkah awal untuk menjaga stabilitas kinerja portofolio dan memastikan kamu tidak kehilangan kendali atas modal saat pasar bergejolak.
Artikel ini akan menjelaskan apa itu drawdown, bagaimana cara mengukurnya, dan strategi yang bisa kamu terapkan untuk menjaga portofolio tetap sehat dan berkelanjutan.
Apa Itu Drawdown?
Drawdown adalah penurunan nilai modal dari puncak tertinggi ke titik terendah selama periode tertentu. Dengan kata lain, drawdown mengukur seberapa besar kerugian yang terjadi sebelum portofolio kembali ke level tertinggi sebelumnya.
Dalam konteks drawdown dalam trading, indikator ini digunakan untuk menilai seberapa dalam kerugian yang dialami selama periode fluktuasi pasar.
Drawdown bukan hanya tentang angka, tapi tentang psikologi dan ketahanan investor. Semakin besar drawdown, semakin sulit secara mental untuk bertahan dan melanjutkan strategi investasi yang sama, dikutip dari Investopedia.
Jenis-Jenis Drawdown
Untuk memahami risiko secara menyeluruh, kamu perlu tahu tiga jenis drawdown yang umum digunakan dalam analisis portofolio:
1. Maximum Drawdown (MDD)
Ini adalah ukuran penurunan terbesar yang pernah terjadi dari puncak tertinggi ke lembah terendah selama periode investasi.
MDD membantu mengukur seberapa besar potensi kerugian maksimum yang bisa terjadi jika skenario terburuk benar-benar datang.
Contoh:
Jika portofolio kamu naik ke $100.000 dan turun ke $70.000 sebelum naik lagi, maka maximum drawdown adalah 30%.
2. Average Drawdown
Mengukur rata-rata penurunan dari beberapa periode drawdown yang terjadi. Ini membantu memahami seberapa sering dan seberapa dalam penurunan modal yang biasanya kamu alami.
3. Recovery Time
Merujuk pada berapa lama waktu yang dibutuhkan portofolio untuk pulih dari drawdown hingga mencapai nilai tertinggi baru. Semakin cepat recovery, semakin sehat strategi investasi kamu.
Mengapa Drawdown Penting dalam Trading dan Investasi?
Mengetahui drawdown tidak hanya membantu kamu memahami risiko, tapi juga:
- Menilai konsistensi strategi investasi. Strategi dengan drawdown kecil biasanya lebih stabil dan tahan terhadap volatilitas.
- Membantu perencanaan alokasi modal. Kamu bisa menentukan seberapa besar risiko yang nyaman untuk diambil sebelum kehilangan kontrol atas portofolio.
- Mengelola psikologi investasi. Dengan memahami potensi drawdown, kamu bisa lebih tenang menghadapi fluktuasi pasar tanpa panik berlebihan.
- Meningkatkan keputusan jangka panjang. Investor yang sadar akan drawdown cenderung lebih sabar dan fokus pada strategi jangka panjang daripada terjebak euforia jangka pendek.
Cara Mengukur Drawdown dalam Portofolio
Menghitung drawdown cukup sederhana, tetapi maknanya sangat dalam. Berikut langkah-langkahnya, dikutip dari Corporate Finance Institute:
1. Tentukan nilai puncak portofolio
Catat nilai tertinggi portofolio dalam periode tertentu, misalnya selama satu bulan atau satu tahun.
2. Catat nilai terendah setelah puncak
Setelah mencapai puncak, amati penurunan terendah yang terjadi sebelum harga naik kembali.
3. Gunakan rumus drawdown
Drawdown= (Nilai Puncak−Nilai Terendah) / Nilai Puncak × 100%
4. Analisis periode pemulihan
Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan portofolio untuk kembali mencapai titik puncak semula.
Contoh:
Jika portofolio kamu naik dari $10.000 ke $15.000, lalu turun ke $12.000, drawdown = (15.000 - 12.000) / 15.000 = 20%.
Jika butuh tiga bulan untuk kembali ke $15.000, maka waktu pemulihan (recovery time) adalah tiga bulan.
Strategi Menjaga Drawdown Tetap Terkendali
Menjaga drawdown tetap rendah bukan berarti kamu harus menghindari risiko sama sekali, tapi bagaimana kamu mengelolanya dengan cerdas.
1. Gunakan position sizing yang tepat
Menentukan ukuran posisi sesuai toleransi risiko membantu membatasi kerugian. Rumus seperti Kelly Criterion bisa membantu kamu menentukan alokasi ideal.
2. Terapkan stop loss
Stop loss otomatis membantu melindungi modal dari kerugian berlebihan ketika pasar bergerak tidak sesuai harapan.
3. Diversifikasi portofolio
Dengan menyebar investasi ke berbagai sektor, kamu bisa mengurangi dampak drawdown dari satu aset yang berkinerja buruk.
4. Gunakan trailing stop
Trailing stop memungkinkan kamu mengunci keuntungan saat harga naik, sekaligus melindungi dari penurunan tajam.
5. Evaluasi performa secara berkala
Pantau metrik seperti maximum drawdown dan recovery time setiap bulan atau kuartal. Jika nilai drawdown meningkat terlalu besar, mungkin saatnya meninjau ulang strategi kamu.
6. Kendalikan emosi
Drawdown sering kali menggoda investor untuk panik dan keluar di saat yang salah. Tetap disiplin dengan rencana investasi dan jangan terbawa perasaan ketika pasar volatil.
Kesimpulan
Drawdown adalah ukuran penting yang menggambarkan seberapa besar penurunan nilai portofolio dari titik tertinggi ke titik terendah. Indikator ini membantu investor memahami risiko sesungguhnya dari strategi yang dijalankan dan menjaga agar modal tetap aman di tengah volatilitas pasar.
Dengan memahami drawdown dalam trading, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih rasional, menyesuaikan ukuran posisi, dan membangun portofolio yang tahan terhadap fluktuasi pasar.
Kalau kamu ingin portofoliomu tetap tangguh meski pasar berfluktuasi, mulailah terapkan prinsip manajemen drawdown saat berinvestasi.
Gunakan Gotrade untuk membangun portofolio global dengan modal mulai dari 1 Dolar AS, pantau performanya secara real-time, dan asah kemampuan mengelola risiko layaknya investor profesional.
FAQ
Apa itu drawdown dalam trading?
Drawdown adalah penurunan nilai portofolio dari puncak tertinggi ke titik terendah selama periode tertentu, digunakan untuk mengukur risiko strategi investasi.
Berapa drawdown ideal yang sehat?
Tergantung pada profil risiko, tapi umumnya drawdown di bawah 20% dianggap wajar untuk portofolio jangka panjang yang terdiversifikasi.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.