Growth investing adalah salah satu pendekatan investasi paling populer di pasar saham. Strategi ini berfokus pada perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, baik dari sisi pendapatan, laba, maupun ekspansi bisnis. Berbeda dengan value investing yang menekankan harga murah relatif terhadap nilai intrinsik, growth investing lebih menekankan pada prospek masa depan yang cerah.
Bagi investor yang ingin mengincar pertumbuhan modal jangka panjang, memahami growth investing dan cara praktiknya sangat penting. Gotrade akan membahas definisi, cara melakukan growth investing, perbedaannya dengan value investing, serta contoh nyata perusahaan yang menjadi incaran investor pertumbuhan.
Apa Itu Growth Investing?
Growth investing adalah strategi saham yang berfokus pada perusahaan dengan prospek pertumbuhan di atas rata-rata pasar. Investor growth biasanya mencari perusahaan yang terus meningkatkan pendapatan, meluncurkan produk inovatif, atau memperluas pangsa pasar.
Melansir Investopedia, karakteristik umum saham pertumbuhan (growth stocks):
- Laju pertumbuhan pendapatan dan laba lebih tinggi dibanding rata-rata industri.
- Sering kali tidak membayar dividen karena laba digunakan kembali untuk ekspansi.
- Valuasi (P/E ratio, P/B ratio) cenderung tinggi karena pasar menilai prospek masa depannya.
- Banyak ditemukan di sektor teknologi, kesehatan, dan konsumen modern.
Dengan kata lain, growth investing adalah strategi yang menargetkan perusahaan masa depan yang sedang berkembang pesat.
Cara Melakukan Growth Investing
1. Identifikasi perusahaan dengan pertumbuhan tinggi
Cari perusahaan yang pendapatan dan laba bersihnya tumbuh konsisten dari tahun ke tahun. Misalnya, pertumbuhan tahunan di atas 15–20%.
2. Fokus pada sektor inovatif
Sektor teknologi, bioteknologi, energi bersih, dan e-commerce sering melahirkan growth stocks karena inovasi mendorong peningkatan permintaan.
3. Analisis fundamental
Investor growth tetap memperhatikan metrik seperti revenue growth, EPS (earnings per share), margin laba, hingga return on equity (ROE). Angka-angka ini menjadi sinyal kekuatan bisnis jangka panjang.
4. Lihat manajemen dan visi perusahaan
Perusahaan dengan kepemimpinan yang visioner biasanya lebih mampu mendorong ekspansi agresif. Contoh nyata adalah Jeff Bezos di Amazon atau Elon Musk di Tesla.
5. Perhatikan valuasi dengan bijak
Saham pertumbuhan biasanya mahal. Investor perlu memastikan harga wajar relatif terhadap prospek pertumbuhan. Tools seperti PEG ratio (P/E dibagi growth) bisa membantu menilai apakah saham terlalu mahal.
6. Punya horizon jangka panjang
Growth investing jarang memberi keuntungan cepat. Strategi ini lebih cocok untuk investor sabar yang percaya pada kekuatan compounding jangka panjang.
Perbedaan Growth Investing Dan Value Investing
Meskipun sama-sama merupakan strategi saham, melansir Corporate Finance Institute, growth investing dan value investing punya perbedaan mendasar:
Aspek | Growth Investing | Value Investing |
---|---|---|
Fokus | Pertumbuhan pendapatan/laba masa depan | Harga saham murah relatif terhadap nilai intrinsik |
Valuasi | Biasanya mahal (P/E tinggi) | Biasanya murah (P/E rendah) |
Dividen | Jarang membayar dividen | Lebih mungkin membayar dividen |
Risiko | Harga bisa jatuh tajam jika pertumbuhan melambat | Risiko lebih kecil karena saham dibeli murah |
Contoh | Tesla, Amazon, Nvidia | Coca-Cola, Johnson & Johnson, Berkshire Hathaway |
Dengan kata lain, growth investing mengejar potensi besar di masa depan, sementara value investing mencari saham yang saat ini undervalued. Banyak investor mengombinasikan keduanya untuk seimbang antara risiko dan imbal hasil.
Contoh Growth Investing Dalam Praktik
Tesla (TSLA)
Tesla adalah contoh klasik growth stock. Meski dulu sering dianggap terlalu mahal, investor growth melihat potensi kendaraan listrik, baterai, dan energi bersih. Hasilnya, harga saham melonjak tajam dalam satu dekade terakhir.
Amazon (AMZN)
Selama bertahun-tahun, Amazon menginvestasikan laba untuk ekspansi, mulai dari e-commerce hingga cloud computing (AWS). Investor growth yang sabar menikmati imbal hasil luar biasa.
Nvidia (NVDA)
Nvidia awalnya dikenal sebagai produsen GPU untuk gaming, tetapi kini mendominasi pasar chip AI. Pertumbuhan pendapatan yang spektakuler menjadikannya favorit investor growth.
Meta (META)
Meta berkembang dari media sosial ke metaverse dan AI. Investor growth tertarik pada inovasi jangka panjang meski valuasi tinggi.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa growth investing bisa menghasilkan keuntungan besar, tetapi juga penuh risiko jika pertumbuhan tidak sesuai harapan.
Risiko Growth Investing
- Valuasi mahal → Saham pertumbuhan sering diperdagangkan dengan harga tinggi, sehingga rawan koreksi jika pertumbuhan melambat.
- Ketergantungan pada ekspektasi → Jika laporan keuangan tidak sesuai ekspektasi pasar, harga bisa turun drastis.
- Volatilitas tinggi → Saham growth lebih fluktuatif dibanding saham defensif.
- Tidak ada dividen → Investor hanya mengandalkan kenaikan harga saham. Jika harga stagnan, tidak ada penghasilan tambahan.
Strategi Investor Growth Untuk Mengurangi Risiko
- Diversifikasi sektor → jangan hanya fokus pada satu industri seperti teknologi.
- Gunakan pendekatan dollar-cost averaging → membeli secara bertahap untuk mengurangi risiko beli di harga puncak.
- Pantau fundamental → pastikan perusahaan masih menunjukkan tren pertumbuhan nyata.
- Tetapkan horizon panjang → jangan buru-buru keluar hanya karena fluktuasi jangka pendek.
Kesimpulan
Growth investing adalah strategi saham yang menargetkan perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan, laba, dan prospek masa depan yang tinggi. Berbeda dengan value investing yang fokus pada harga murah, growth investing lebih berani membayar mahal untuk potensi pertumbuhan.
Contoh nyata seperti Tesla, Amazon, dan Nvidia membuktikan bahwa growth investing bisa memberikan imbal hasil besar bagi investor sabar. Namun, risikonya juga signifikan karena harga saham bisa jatuh tajam jika ekspektasi pasar tidak terpenuhi.
Kalau kamu ingin mempraktikkan growth investing dengan mudah, gunakan aplikasi investasi yang aman dan terpercaya. Investasi lewat Gotrade, kamu bisa praktikkan growth investing di saham-saham AS dengan modal mulai dari 1 Dolar saja.
FAQ
Apa itu growth investing?
Growth investing adalah strategi investasi yang fokus pada saham perusahaan dengan prospek pertumbuhan pendapatan dan laba lebih tinggi dibanding rata-rata pasar.
Apa perbedaan growth investing dan value investing?
Growth investing mengejar pertumbuhan masa depan meski harga saham mahal, sedangkan value investing mencari saham undervalued berdasarkan nilai intrinsik.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.