Dalam dunia pasar modal, istilah insider trading sering terdengar kontroversial. Banyak orang menganggapnya ilegal, padahal tidak semua aktivitas yang melibatkan “orang dalam” melanggar hukum.
Dalam konteks investasi, memahami perbedaan antara insider trading yang legal dan ilegal sangat penting, karena keduanya bisa memberikan sinyal penting terhadap arah pergerakan saham.
Apa Itu Insider Trading?
Insider trading adalah aktivitas jual beli saham berdasarkan informasi material yang belum dipublikasikan ke publik.
Menurut CFI, “insider” di sini bisa berarti eksekutif perusahaan, direktur, karyawan, atau siapa pun yang memiliki akses terhadap informasi penting yang belum diketahui pasar luas.
Namun, tidak semua insider trading bersifat negatif. Ada bentuk legal yang dikenal sebagai insider buying, yaitu ketika eksekutif perusahaan membeli saham perusahaannya sendiri secara terbuka dan melaporkannya ke otoritas seperti SEC (Securities and Exchange Commission).
Aktivitas seperti ini sering dianggap sebagai sinyal positif karena menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap prospek masa depan perusahaannya.
Jenis Insider Trading
1. Insider trading legal
Terjadi ketika orang dalam perusahaan membeli atau menjual saham dengan transparan dan mengikuti aturan yang berlaku. Transaksi ini harus dilaporkan melalui formulir publik seperti Form 4 di AS, yang bisa diakses oleh investor umum.
2. Insider trading ilegal
Terjadi ketika seseorang menggunakan informasi material yang belum diumumkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau menghindari kerugian.
Contohnya, seorang direktur mengetahui bahwa perusahaan akan mengumumkan kerugian besar dan menjual sahamnya sebelum informasi itu dipublikasikan.
Mengapa Insider Buying Dianggap Sinyal Positif
Aktivitas insider buying sering kali menjadi indikator fundamental yang diperhatikan investor profesional. Alasannya sederhana, melansir Investopedia, memastikan eksekutif perusahaan tahu kondisi keuangan dan arah bisnis lebih baik daripada siapa pun.
Jika mereka membeli saham dengan uang pribadi, berarti mereka yakin nilai saham tersebut akan meningkat di masa depan.
Sebaliknya, insider selling tidak selalu berarti hal negatif, karena bisa jadi dilakukan untuk alasan pribadi seperti diversifikasi atau kebutuhan likuiditas.
Contoh insider trading
Saat krisis keuangan 2008, banyak eksekutif dari perusahaan besar seperti Goldman Sachs dan JPMorgan Chase membeli saham perusahaannya sendiri. Beberapa bulan kemudian, harga saham mereka pulih tajam seiring perbaikan ekonomi.
Fenomena serupa terjadi pada awal pandemi 2020 ketika sejumlah eksekutif teknologi seperti di Microsoft dan Apple melakukan insider buying, yang ternyata menjadi titik awal reli besar pasar saham.
Dampak Insider Trading Terhadap Harga Saham
Insider trading, baik legal maupun ilegal, memiliki dampak signifikan terhadap persepsi investor:
- Peningkatan kepercayaan pasar
Ketika publik melihat manajemen membeli saham perusahaan sendiri, investor cenderung menilai hal itu sebagai sinyal bullish. - Perubahan harga saham
Dalam jangka pendek, volume insider buying bisa memicu kenaikan harga saham karena meningkatnya permintaan. - Sentimen jangka panjang
Konsistensi insider buying dapat mencerminkan keyakinan terhadap pertumbuhan fundamental perusahaan.
Regulasi dan Pengawasan Insider Trading
Untuk mencegah penyalahgunaan informasi, lembaga pengawas seperti U.S. SEC (di Amerika Serikat) dan OJK (di Indonesia) memiliki aturan ketat. Setiap insider wajib melaporkan transaksi mereka dalam waktu tertentu setelah dilakukan.
Di AS, semua transaksi insider dapat dilihat secara publik melalui situs EDGAR Database, sementara di Indonesia laporan serupa tersedia di situs IDX dan OJK. Transparansi ini membantu investor ritel untuk ikut memantau aktivitas insider dan membuat keputusan yang lebih cerdas.
Cara Investor Memanfaatkan Data Insider Trading
- Gunakan situs pemantau insider activity
Situs seperti OpenInsider atau MarketBeat menyediakan data pembelian dan penjualan oleh eksekutif perusahaan publik secara real-time. - Fokus pada pembelian signifikan
Insider buying dalam jumlah besar dari beberapa eksekutif di waktu berdekatan biasanya menunjukkan sinyal yang lebih kuat daripada transaksi tunggal. - Kombinasikan dengan analisis fundamental
Jangan hanya mengandalkan insider data. Gunakan juga rasio keuangan seperti P/E, ROE, dan pertumbuhan laba untuk memastikan keputusan investasi tetap berbasis data objektif. - Waspadai hype
Tidak semua insider buying berarti saham undervalued. Kadang, pembelian dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan pasar jangka pendek.
Kesimpulan
Insider trading bukan hanya isu hukum, tetapi juga sumber informasi berharga bagi investor yang tahu cara membaca datanya. Insider buying sering menjadi sinyal positif, tetapi harus dilihat dalam konteks yang lebih luas bersama analisis fundamental dan kondisi pasar.
Memahami dinamika insider trading bisa membantu kamu membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Tapi yang paling penting, selalu gunakan informasi publik yang sah dan hindari praktik yang melanggar aturan.
Kalau kamu ingin berinvestasi secara aman dan teratur, mulai kembangkan portofolio lewat saham, ETF, dan options di apps Gotrade. Dengan Gotrade, kamu bisa mulai berinvestasi saham AS mulai dari 1 dolar AS dan memantau kinerjanya secara real-time.
FAQ
Apakah semua insider buying selalu positif untuk saham?
Tidak selalu. Beberapa eksekutif bisa membeli saham untuk menciptakan persepsi positif di pasar. Namun, jika pembeliannya signifikan dan dilakukan oleh beberapa manajemen kunci sekaligus, itu biasanya sinyal kuat.
Bagaimana investor ritel bisa tahu ada insider buying?
Investor bisa mengakses laporan Form 4 di situs SEC (untuk pasar AS) atau laporan keterbukaan informasi di situs IDX (untuk emiten Indonesia). Banyak juga situs analitik yang menyajikan data tersebut secara ringkas.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.