Ketika kamu memikirkan bank besar seperti JPMorgan Chase, kamu mungkin membayangkan gedung pencakar langit yang modern. Tapi di balik layar, banyak dari infrastruktur teknologi mereka dibangun di atas sistem yang telah berumur puluhan tahun.
Kini, industri keuangan berada di tengah perlombaan besar untuk melakukan modernisasi. Senjata utama mereka adalah generative AI atau AI generatif.
Untuk memenangkan perlombaan ini, mereka tidak main-main. Raksasa keuangan seperti JPMorgan dan fintech besar seperti Stripe kini aktif merekrut talenta AI terbaik langsung dari perusahaan Big Tech.
Beban 'Utang Teknologi' di Sektor Keuangan
Tim IT di perusahaan keuangan menghadapi tantangan besar untuk mengurai "utang teknologi" atau tech debt yang menumpuk. Tech debt merujuk pada sistem lama (legacy technology) yang sudah ketinggalan zaman namun masih sangat penting untuk operasi inti.
Roman Eisenberg, Head of Technology di JPMorgan Chase, menjelaskan masalah ini dalam sebuah wawancara dengan Banking Dive. "Inti dari pemrosesan kartu kredit kami telah melayani kami dengan baik selama beberapa dekade," katanya. "Tetapi itu dibangun di atas mainframe, menggunakan bahasa pemrograman lama."
Mainframe sendiri adalah sistem komputer terpusat berkinerja tinggi yang populer di masa lalu. Seiring waktu, infrastruktur mainframe ini membuat inovasi menjadi lebih sulit.
Menurut Banking Dive, Chase juga bergulat dengan kesenjangan keterampilan (skills gaps). Ini adalah kondisi di mana sulit menemukan talenta yang memahami bahasa pemrograman lama, sehingga sulit untuk mempertahankan apalagi memperluas kemampuan sistem.
AI sebagai Solusi Modernisasi (dengan Pengaman Ketat)
Di sinilah artificial intelligence (AI) masuk sebagai solusi. Menurut laporan Publicis Sapient yang dikutip oleh Banking Dive, sekitar 80% pemimpin bisnis dan IT mengharapkan asisten pengkodean AI untuk membantu tiga hal utama yaitu mendokumentasikan aplikasi lama, menulis ulang kode, dan mengotomatisasi pengujian perangkat lunak.
Meski begitu, JPMorgan Chase awalnya skeptis. "Awalnya, ada risiko terkait kesalahan dan segala jenis halusinasi," kata Eisenberg kepada Banking Dive. Halusinasi AI adalah istilah yang digunakan saat AI menghasilkan output yang terdengar meyakinkan tetapi sebenarnya salah atau tidak masuk akal.
Untuk mengatasi risiko ini, mereka menerapkan tata kelola dan "pagar pengaman" (guardrails) yang kuat. "Kami tidak boleh membuat kesalahan," tegas Eisenberg, menekankan bahwa sistem ini menyangkut transaksi krusial nasabah.
Prosesnya jelas. Tim Chase memastikan semua pembaruan terjadi di sandbox (lingkungan pengujian yang terisolasi) sebelum diluncurkan ke publik.
Mereka memprioritaskan modul bernilai tertinggi, seringkali yang terkait langsung dengan pengalaman pelanggan. Tim kemudian menggunakan alat AI generatif untuk menjelaskan fungsi kode lama, lalu menghasilkan kode baru dalam bahasa modern yang divalidasi dan diuji secara ketat.
Memburu Talenta AI Terbaik dari Raksasa Teknologi
Untuk memimpin upaya modernisasi yang kompleks ini, bank tidak hanya membangun tim dari dalam. Mereka juga "membajak" para ahli dari pusat inovasi AI.
Menurut laporan eFinancialCareers, JPMorgan dan Stripe baru-baru ini mempekerjakan spesialis AI senior dari perusahaan Big Tech yang berfokus pada cloud.
JPMorgan mempekerjakan Jason Gelman sebagai MD dan Global Head of AI Product. Gelman sebelumnya adalah direktur produk di Vertex AI, platform cloud milik Google untuk membangun model AI.
Menariknya, eFinancialCareers mencatat bahwa latar belakang Gelman sebagai pengacara bisa menjadi langkah cerdas. Ini penting mengingat perbankan adalah industri yang sangat teregulasi dan penuh aturan kepatuhan.
Sementara itu, fintech Stripe merekrut Greg Buhrer sebagai Head of GenAI and AI Foundations. Buhrer menghabiskan 18 tahun di Microsoft dan sebelumnya menjabat sebagai CTO machine learning untuk Azure, layanan cloud milik Microsoft.
Perekrutan alumni cloud ini adalah pilihan yang sangat alami. Mereka memiliki pengalaman bekerja dengan komputasi kinerja tinggi dalam skala besar, sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bank dan fintech untuk menjalankan model AI canggih.
Langkah yang diambil JPMorgan dan Stripe menunjukkan keseriusan industri keuangan dalam mengadopsi AI. Ini bukan lagi sekadar eksperimen, melainkan strategi inti untuk bertahan dan berkembang.
Bagi kamu, pergerakan ini sangat penting. Modernisasi yang didukung AI berpotensi membuka jalan bagi layanan perbankan yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih aman di masa depan.
Referensi:
- eFinancialCareers, JPMorgan and Stripe are both hiring generative AI specialists from the cloud. Diakses pada 22 Oktober 2025
- Banking Dive, JPMorgan Chase enlists generative AI to drive modernization. Diakses pada 22 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.