Saat trading saham, istilah overbought dan oversold menggambarkan kondisi ekstrem di mana harga bergerak terlalu jauh dari nilai wajarnya dalam waktu singkat. Dua istilah ini sering digunakan oleh trader teknikal untuk membaca kondisi pasar, khususnya menggunakan indikator seperti Relative Strength Index (RSI) atau Stochastic Oscillator.
Jika harga naik terlalu cepat tanpa koreksi berarti, pasar bisa dianggap overbought. Sebaliknya, jika harga turun terlalu dalam dan cepat, pasar berada di kondisi oversold.
Nah, untuk bantu kamu trading selayaknya trader berpengalaman, Gotrade akan membahas secara mendalam apa arti overbought dan oversold, cara membaca sinyalnya, kesalahan umum, serta tips praktis untuk menggunakannya.
Arti Overbought dan Oversold
Overbought adalah kondisi ketika harga suatu aset sudah naik terlalu tinggi dan terlalu cepat dibandingkan tren normalnya. Biasanya, menurut Investopedia, hal ini mengindikasikan bahwa tekanan beli (buying pressure) sudah mencapai titik jenuh dan potensi koreksi harga semakin besar.
Sebaliknya, oversold terjadi ketika harga telah turun terlalu dalam hingga menciptakan tekanan jual (selling pressure) yang berlebihan. Kondisi ini bisa menjadi sinyal bahwa harga berpotensi rebound dalam waktu dekat.
Namun, penting untuk diingat bahwa overbought bukan berarti harga pasti akan turun, dan oversold bukan berarti harga pasti akan naik. Keduanya hanyalah sinyal potensi perubahan momentum, bukan jaminan pembalikan arah (reversal).
Indikator Umum untuk Mengukur Overbought dan Oversold
1. Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator paling populer untuk mengukur momentum pasar. Rentangnya antara 0–100:
- Nilai di atas 70 biasanya menandakan kondisi overbought.
- Nilai di bawah 30 menandakan kondisi oversold.
2. Stochastic Oscillator
Indikator ini membandingkan harga penutupan terbaru dengan kisaran harga selama periode tertentu.
- Di atas 80 dianggap overbought.
- Di bawah 20 dianggap oversold.
Keunggulannya, stochastic lebih sensitif terhadap perubahan harga sehingga cocok digunakan untuk jangka waktu lebih pendek, melansir Investopedia.
3. Commodity Channel Index (CCI)
CCI digunakan untuk mendeteksi kondisi ekstrem berdasarkan deviasi harga dari rata-rata historisnya.
- Di atas +100: overbought.
- Di bawah -100: oversold.
Trader sering menggunakan kombinasi indikator ini untuk memperkuat konfirmasi sebelum mengambil posisi.
Cara Membaca Sinyal Overbought dan Oversold
1. Gunakan dengan konfirmasi tren
Sinyal overbought di pasar bullish tidak selalu berarti harga akan turun. Dalam tren naik kuat, harga bisa tetap overbought selama berminggu-minggu. Oleh karena itu, pastikan kamu memeriksa tren utama sebelum bereaksi terhadap sinyal teknikal.
2. Amati divergensi
Divergensi terjadi saat harga membentuk puncak baru, tetapi RSI tidak mengikuti kenaikan tersebut. Ini bisa menjadi sinyal awal bahwa momentum melemah dan pembalikan arah mungkin segera terjadi.
3. Gunakan Volume sebagai Pendukung
Volume perdagangan dapat memperkuat validitas sinyal. Jika harga naik dengan volume besar tapi RSI tinggi (overbought), kemungkinan besar harga akan mengalami koreksi.
4. Kombinasikan dengan support dan resistance
Sinyal oversold lebih kuat jika muncul di area support, sementara overbought lebih valid di area resistance. Gabungkan analisis teknikal ini untuk meningkatkan akurasi keputusan trading.
Kesalahan Umum saat Menggunakan Overbought dan Oversold
1. Menganggap sinyal sebagai kepastian
Banyak trader salah menafsirkan bahwa kondisi overbought pasti diikuti penurunan harga. Padahal, harga bisa tetap naik selama tren masih kuat.
2. Tidak memperhatikan konteks pasar
Overbought di pasar bullish berbeda maknanya dengan overbought di pasar sideways. Di tren naik, overbought sering kali menunjukkan momentum positif, bukan sinyal jual.
3. Mengabaikan faktor fundamental
Indikator teknikal hanya menggambarkan perilaku harga, bukan nilai intrinsik saham. Saham bisa tetap overbought jika kinerja fundamental perusahaan terus membaik.
4. Tidak memiliki rencana exit yang jelas
Sinyal overbought atau oversold sering digunakan tanpa target keuntungan dan batas risiko yang pasti. Akibatnya, trader bisa keluar terlalu cepat atau menahan posisi terlalu lama.
Strategi Menggunakan Overbought dan Oversold
- Gunakan RSI bersama indikator lain, seperti MACD atau Moving Average, untuk memvalidasi momentum.
- Gunakan time frame lebih besar (harian atau mingguan) untuk menghindari sinyal palsu yang sering muncul di grafik intraday.
- Tentukan batas risiko (stop loss) agar tidak terjebak koreksi tajam saat sinyal gagal.
- Fokus pada konfirmasi tren utama: sinyal overbought di tren turun bisa menjadi peluang jual, sedangkan oversold di tren naik bisa jadi peluang beli.
Contoh Kasus: Nvidia
Pada tahun 2023, saham Nvidia sempat mencapai RSI di atas 85 karena euforia investor terhadap tren AI.
Banyak trader menganggapnya overbought, tetapi harga terus naik selama tiga bulan berikutnya karena dukungan fundamental yang kuat. Ini menjadi contoh penting bahwa sinyal teknikal perlu disandingkan dengan konteks pasar.
Sebaliknya, saham sektor energi pada 2020 mengalami kondisi oversold ekstrem di bawah RSI 20.
Ketika harga minyak mulai pulih, saham-saham tersebut rebound tajam, memberikan keuntungan signifikan bagi investor yang berani masuk saat pasar panik.
Kesimpulan
Overbought dan oversold adalah indikator penting untuk memahami momentum pasar, namun tidak boleh digunakan secara terpisah. Trader yang bijak mengombinasikannya dengan analisis tren, volume, dan fundamental agar keputusan lebih akurat.
Jika kamu ingin berlatih membaca sinyal pasar secara langsung, gunakan aplikasi Gotrade, platform yang memungkinkan kamu membeli saham AS mulai dari 1 dolar AS.
Trading dengan strategi yang tepat akan membantu kamu mengelola risiko dan meningkatkan peluang profit secara konsisten.
FAQ
Apakah RSI selalu akurat dalam menentukan overbought dan oversold?
Tidak selalu. RSI bisa memberikan sinyal terlalu cepat di pasar dengan tren kuat. Karena itu, sebaiknya dikombinasikan dengan indikator lain atau analisis tren harga.
Kapan waktu terbaik menggunakan sinyal oversold untuk entry?
Saat sinyal oversold muncul di area support kuat dan disertai peningkatan volume beli, itu bisa menjadi momentum yang baik untuk membuka posisi beli.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.