5 Rasio Keuangan Saham Penting untuk Pemula Tahu

Sebelum membeli saham, banyak pemula hanya melihat harga per lembar dan popularitas perusahaan. Padahal, untuk memahami apakah sebuah saham layak dibeli atau tidak, kita perlu menggunakan rasio keuangan saham.

Rasio-rasio ini membantu menilai kesehatan keuangan perusahaan, prospek bisnis, serta potensi keuntungan bagi investor.

Artikel ini akan membahas lima rasio penting analisis saham yang wajib diketahui pemula, lengkap dengan fungsi dan penerapannya.

Mengapa Rasio Keuangan Penting?

Rasio keuangan adalah indikator yang diambil dari laporan keuangan perusahaan. Dengan rasio ini, investor bisa membandingkan performa perusahaan dari waktu ke waktu maupun dengan kompetitor di industri yang sama.

Tanpa memahami rasio, investor hanya menebak-nebak arah harga saham. Dengan memahami rasio, keputusan investasi jadi lebih terukur. Berikut adalah beberapa di antaranya, melansir Investopedia.

1. Price to Earnings Ratio (PER)

Price to Earnings Ratio (PER) menunjukkan perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham (Earnings Per Share/EPS).

Rumus:
PER = Harga Saham / EPS

Interpretasi:

  • PER tinggi: pasar menaruh ekspektasi besar terhadap pertumbuhan laba di masa depan.
  • PER rendah: bisa berarti undervalued, tapi juga bisa tanda pertumbuhan terbatas.

Contoh: Saham teknologi seperti Nvidia sering memiliki PER tinggi karena investor percaya pada pertumbuhan jangka panjang. Sebaliknya, saham sektor utilitas biasanya memiliki PER rendah.

2. Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku per saham (book value).

Rumus:
PBV = Harga Saham / Nilai Buku per Saham

Interpretasi:

  • PBV < 1: saham dianggap murah (market value lebih rendah dari nilai bukunya).
  • PBV > 1: saham diperdagangkan lebih tinggi dari nilai bukunya, biasanya karena prospek bagus.

Contoh: Untuk saham bank, PBV sering jadi indikator utama. Investor akan membandingkan PBV antar bank untuk menilai apakah sebuah saham tergolong murah atau mahal.

3. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio mengukur proporsi utang perusahaan dibandingkan modal sendiri.

Rumus:
DER = Total Utang / Total Ekuitas

Interpretasi:

  • DER tinggi: perusahaan lebih agresif menggunakan utang. Ini bisa memperbesar return, tapi juga meningkatkan risiko gagal bayar.
  • DER rendah: perusahaan lebih konservatif, risikonya relatif lebih kecil.

Contoh: Perusahaan infrastruktur biasanya punya DER lebih tinggi karena modal besar dibutuhkan untuk proyek jangka panjang. Investor harus menilai apakah beban utang masih wajar dibandingkan kemampuan menghasilkan laba.

4. Return on Equity (ROE)

Return on Equity mengukur seberapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan dibandingkan ekuitas pemegang saham.

Rumus:
ROE = Laba Bersih / Ekuitas

Interpretasi:

  • ROE tinggi: perusahaan efisien dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba.
  • ROE rendah: profitabilitas perusahaan lemah atau modal terlalu besar dibandingkan laba.

Contoh: Perusahaan teknologi atau consumer goods dengan brand kuat biasanya punya ROE tinggi. Investor bisa membandingkan ROE antar perusahaan di sektor yang sama untuk melihat mana yang lebih efisien.

5. Dividend Yield

Dividend Yield menunjukkan seberapa besar dividen yang dibagikan perusahaan dibandingkan harga saham.

Rumus:
Dividend Yield = (Dividen per Saham / Harga Saham) x 100%

Interpretasi:

  • Dividend Yield tinggi: menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
  • Dividend Yield rendah: bisa jadi karena perusahaan lebih fokus menumbuhkan bisnis daripada membagikan laba.

Contoh: Saham perusahaan consumer staples seperti Johnson & Johnson cenderung stabil dengan Dividend Yield menarik. Sebaliknya, perusahaan teknologi biasanya membagikan dividen kecil atau bahkan tidak sama sekali.

Kapan dan Bagaimana Menggunakan Rasio-Rasio Ini?

Investor pemula sebaiknya tidak melihat satu rasio saja, melainkan membandingkan beberapa rasio sekaligus, lalu menilainya terhadap rata-rata industri. Contoh penerapannya, menurut

  • Saham bank: PBV lebih relevan karena nilai buku mencerminkan kekuatan modal.
  • Saham teknologi: PER dan ROE sering lebih diperhatikan karena terkait pertumbuhan laba.
  • Income investor: Dividend Yield jadi fokus utama untuk menghitung potensi pendapatan rutin.
  • Perusahaan dengan banyak utang: DER menjadi penting untuk menilai ketahanan menghadapi krisis.

Misalnya, PER tinggi tidak selalu buruk jika sejalan dengan tren industri teknologi yang memang tumbuh cepat.

Tips untuk Pemula

  1. Gunakan data terbaru: Pastikan kamu mengambil rasio dari laporan keuangan kuartalan atau tahunan yang paling mutakhir.
  2. Bandingkan dengan kompetitor: Rasio hanya bermakna jika dibandingkan. PER 20 bisa terlihat mahal, tapi jika rata-rata sektor teknologi 30, maka saham tersebut justru relatif murah.
  3. Jangan hanya terpaku pada satu rasio: Pemula sering terjebak hanya melihat PER atau Dividend Yield saja. Padahal, PER rendah bisa berarti prospek lemah, dan Dividend Yield tinggi bisa jadi tanda harga saham turun tajam.
  4. Sesuaikan dengan tujuan investasi: Jika ingin pendapatan pasif, fokus pada Dividend Yield. Jika tujuanmu pertumbuhan modal, perhatikan PER, ROE, dan prospek industri.
  5. Pahami keterbatasan rasio: Semua rasio bersifat kuantitatif, sementara faktor kualitatif seperti manajemen, brand, dan inovasi produk juga berperan besar.
  6. Gunakan rasio bersama indikator lain: Misalnya, ROE tinggi akan lebih meyakinkan jika tren harga saham juga positif.
  7. Perhatikan sektor spesifik: Pemula sebaiknya mempelajari rasio mana yang paling relevan di tiap sektor sebelum mengambil keputusan.

Kesimpulan

Memahami rasio keuangan saham adalah langkah awal penting bagi setiap investor pemula. Dengan mempelajari lima rasio penting analisis saham, PER, PBV, DER, ROE, dan Dividend Yield, investor bisa menilai valuasi, profitabilitas, struktur modal, hingga potensi pendapatan pasif dari dividen.

Namun, jangan hanya mengandalkan satu rasio. Gunakan analisis menyeluruh dan kombinasikan dengan strategi diversifikasi agar keputusan investasi lebih bijak.

Mulai bangun portofolio dengan saham kelas dunia lewat Gotrade. Akses saham Amerika seperti Apple, Tesla, hingga ETF S&P 500 mulai dari 1 Dolar AS (sekitar Rp15 ribu), tanpa biaya rumit.

Download dan instal aplikasi Gotrade lewat Android maupun iOS sekarang!

FAQ

1. Apakah rasio keuangan saham bisa menjamin keuntungan investasi?
Tidak. Rasio hanya alat analisis. Hasil investasi tetap dipengaruhi kondisi pasar dan strategi investor.

2. Rasio apa yang paling cocok untuk pemula?
PER dan PBV biasanya jadi pintu masuk karena lebih mudah dipahami, namun sebaiknya dipelajari bersama rasio lain agar analisis lebih lengkap.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Related Articles

AppLogo

Gotrade