Reksa Dana vs ETF: Pengertian, Perbedaan, dan Cocok untuk Siapa

Banyak investor pemula bingung ketika dihadapkan dengan pilihan reksa dana vs ETF. Keduanya sama-sama instrumen yang memudahkan diversifikasi, namun memiliki perbedaan penting dalam biaya, likuiditas, hingga cara membeli.

Untuk kamu yang ingin membangun strategi investasi pasif, memahami perbedaan ini sangat penting agar bisa memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansialmu.

Definisi Reksa Dana dan ETF

Reksa dana

Reksa dana adalah wadah investasi yang menghimpun dana dari banyak investor, lalu dikelola oleh manajer investasi. Dana tersebut kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang. Investor tidak perlu repot memilih satu per satu saham, karena sudah ditentukan oleh manajer investasi.

Kelebihan utama reksa dana adalah praktis. Investor cukup menaruh dana, lalu manajer investasi yang mengelola portofolio. Kekurangannya, biaya pengelolaan cenderung lebih tinggi, dan transparansi isi portofolio biasanya terbatas.

ETF (Exchange Traded Fund)

ETF mirip dengan reksa dana karena juga berisi kumpulan saham atau obligasi. Bedanya, ETF diperdagangkan di bursa layaknya saham individu. Artinya, kamu bisa membeli atau menjual ETF kapan saja selama jam perdagangan, mengikuti harga pasar.

ETF biasanya berbasis indeks, misalnya SP 500 atau Nasdaq 100. Karena bersifat pasif, biaya pengelolaannya rendah. Investor juga bisa memantau isi ETF dengan mudah karena portofolionya transparan.

Perbedaan Biaya dan Likuiditas

Menurut Investopedia, berikut adalah beberapa perbedaan reksa dana vs ETF:

Biaya pengelolaan

  • Reksa dana: mengenakan biaya manajemen aktif yang lebih tinggi, rata-rata 1–2% per tahun. Selain itu, ada biaya transaksi seperti subscription fee (saat membeli) dan redemption fee (saat menjual).
  • ETF: umumnya jauh lebih rendah, bisa hanya 0,1–0,3% per tahun. Karena mengikuti indeks secara pasif, tidak ada biaya tambahan besar.

Likuiditas

  • Reksa dana: transaksi hanya bisa dilakukan sekali sehari, harga didasarkan pada NAB (Nilai Aktiva Bersih) di akhir hari. Ini membuat investor tidak bisa bereaksi cepat terhadap perubahan pasar.
  • ETF: lebih likuid karena diperdagangkan real-time. Harga bergerak naik-turun sepanjang hari mengikuti indeks acuan. Investor bisa langsung menjual jika ingin keluar dari pasar.

Transparansi

  • Reksa dana: biasanya hanya melaporkan portofolio setiap bulan atau kuartal.
  • ETF: portofolio diperbarui harian, sehingga investor tahu isi produk dengan lebih jelas.

Contoh Produk Global

Reksa dana internasional

Banyak bank atau manajer investasi besar menawarkan reksa dana indeks global. Misalnya, reksa dana yang mengikuti MSCI World Index atau Asia ex-Japan Index.

Produk ini memberi akses ke ratusan perusahaan besar di berbagai negara. Namun, untuk investor Indonesia, biaya masuk sering kali lebih tinggi dibanding ETF global.

ETF populer di dunia

  • SPDR S&P 500 ETF (SPY): ETF terbesar di dunia dengan aset ratusan miliar dolar, berisi 500 perusahaan top AS.
  • Invesco QQQ Trust (QQQ): fokus pada Nasdaq 100, mayoritas saham teknologi seperti Apple, Microsoft, Nvidia, dan Amazon.
  • iShares MSCI Emerging Markets ETF (EEM): memberi paparan ke saham-saham negara berkembang, termasuk Tiongkok dan India.

ETF ini terkenal karena biaya rendah, likuiditas tinggi, dan cocok untuk investor jangka panjang yang ingin investasi pasif.

Cocok untuk Siapa?

Lantas, apakah kamu lebih cocok investasi reksa dana vs ETF? Coba ketahui tujuan dan kepentingan investasimu dari Groww berikut ini!

Reksa dana

  • Cocok untuk pemula yang ingin serba praktis dan tidak mau repot memilih saham.
  • Investor yang lebih nyaman membayar biaya tinggi demi dikelola profesional.
  • Mereka yang ingin mulai berinvestasi tapi belum familiar dengan mekanisme bursa.

ETF

  • Cocok untuk investor yang ingin kendali lebih besar.
  • Sesuai untuk mereka yang suka fleksibilitas harga real-time.
  • Ideal untuk investor jangka panjang yang ingin menekan biaya dan menjalankan strategi investasi pasif.
  • Investor yang ingin diversifikasi global dengan modal relatif kecil.

Reksa Dana vs ETF: Mana yang Lebih Baik?

Tidak ada jawaban mutlak. Reksa dana menawarkan kenyamanan dan cocok bagi investor yang benar-benar awam. Sementara ETF memberi biaya rendah, transparansi tinggi, dan fleksibilitas.

Jika tujuanmu adalah investasi jangka panjang dengan biaya minim, ETF sering kali lebih unggul. Namun, jika kamu ingin sekadar mulai berinvestasi dengan cara termudah, reksa dana tetap bisa jadi pilihan.

Kesimpulan

Baik reksa dana maupun ETF sama-sama memberi jalan untuk diversifikasi. Reksa dana lebih cocok untuk investor yang mengutamakan kenyamanan, sementara ETF menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin fleksibilitas, transparansi, dan biaya rendah. Untuk strategi investasi pasif, ETF banyak dipilih karena praktis dan mendukung pembelian rutin dalam jumlah kecil.

Lewat Gotrade, kamu bisa mengakses berbagai ETF Amerika populer seperti S&P 500 (SPY) dengan hanya dari 1 Dolar AS. Praktis, transparan, dan cocok untuk pemula yang ingin membangun investasi jangka panjang tanpa ribet.

Instal aplikasi Gotrade sekarang!

FAQ

1. Mana yang lebih cocok untuk investasi pasif, reksa dana atau ETF?
ETF umumnya lebih cocok karena biaya lebih rendah dan transparansi tinggi. Namun, reksa dana bisa jadi pilihan awal bagi yang benar-benar baru.

2. Apakah ETF bisa dibeli investor Indonesia?
Ya, melalui platform global seperti Gotrade, investor Indonesia bisa membeli ETF populer Amerika dengan mudah dan modal kecil.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Related Articles

AppLogo

Gotrade