Slippage dalam Trading: Arti, Jenis, Penyebab, Cara Meminimalkan

Pernahkah kamu memasang order beli saham di harga tertentu, tapi ternyata eksekusi justru terjadi di harga yang berbeda? Fenomena ini disebut slippage dalam trading, hal umum di pasar finansial yang bisa memengaruhi hasil transaksi, terutama saat volatilitas tinggi.

Meskipun sering dianggap sebagai “biaya tak terlihat”, slippage tidak selalu merugikan. Dalam kondisi tertentu, justru bisa memberikan keuntungan tambahan.

Yuk, pahami pengertiannya, jenis-jenisnya, penyebab utama, dan cara menguranginya agar strategi trading kamu makin efisien.

Apa Itu Slippage dalam Trading?

Slippage adalah perbedaan antara harga yang diharapkan trader saat memasang order dengan harga sebenarnya ketika order tersebut tereksekusi.

Misalnya, kamu ingin membeli saham di harga $100, tapi karena pasar bergerak cepat, order justru tereksekusi di $100,50. Selisih $0,50 inilah yang disebut slippage.

Melansir Investopedia, fenomena ini sering muncul dalam pasar dengan volatilitas tinggi atau likuiditas rendah, di mana harga bisa berubah dalam hitungan detik sebelum order diselesaikan oleh sistem.

Slippage bisa terjadi di semua jenis pasar dan berdampak besar pada strategi yang bergantung pada ketepatan harga, seperti day trading atau scalping.

Jenis Slippage

Slippage tidak selalu buruk. Faktanya, ada dua arah hasil yang bisa terjadi:

1. Slippage Positif

Terjadi ketika order tereksekusi pada harga yang lebih baik daripada yang diharapkan.

Contoh: Kamu ingin membeli saham di $100, tapi eksekusi terjadi di $99,80. Artinya, kamu mendapatkan harga yang lebih rendah, sebuah keuntungan kecil tapi berarti.

2. Slippage Negatif

Terjadi ketika order tereksekusi lebih buruk dari harga yang diinginkan.

Contoh: Kamu memasang order beli di $100, tetapi transaksi terjadi di $100,50. Selisih ini akan mengurangi margin profit, terutama jika strategi kamu mengandalkan pergerakan harga kecil.

Kedua jenis slippage ini bergantung pada kondisi pasar dan kecepatan eksekusi dari platform trading yang kamu gunakan.

Penyebab Umum Terjadinya Slippage

Slippage biasanya tidak terjadi secara acak. Ada beberapa faktor utama yang membuatnya sulit dihindari sepenuhnya:

1. Volatilitas pasar tinggi

Peristiwa seperti rilis data ekonomi, laporan keuangan, atau perubahan kebijakan suku bunga bisa memicu lonjakan harga ekstrem. Dalam kondisi ini, harga bergerak terlalu cepat bagi sistem untuk mengeksekusi order pada harga yang diinginkan.

2. Likuiditas rendah

Jika jumlah penjual atau pembeli sedikit, order besar sulit tereksekusi dengan cepat di satu harga. Akibatnya, sistem mencari harga terbaik berikutnya, yang mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.

3. Jenis order yang digunakan

Order market lebih rentan terhadap slippage karena sistem akan langsung mengeksekusi pada harga terbaik yang tersedia, bukan harga tertentu. Sebaliknya, limit order membantu mengunci harga maksimum atau minimum yang kamu inginkan.

4. Keterlambatan koneksi atau server

Kecepatan internet, latency, dan kinerja server broker bisa menyebabkan perbedaan waktu antara saat order dikirim dan diterima oleh pasar, yang menghasilkan selisih harga.

Cara Meminimalkan Slippage dalam Trading Saham

Dikutip dari CFI, slippage tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tapi bisa diminimalkan dengan strategi yang tepat dan pemilihan platform yang andal.

1. Gunakan limit order

Daripada market order, gunakan limit order untuk menentukan harga maksimum (saat beli) atau minimum (saat jual). Dengan begitu, kamu hanya akan masuk pasar pada harga yang sesuai ekspektasi.

2. Hindari rilis berita besar

Hindari membuka posisi tepat sebelum pengumuman penting seperti data inflasi, suku bunga The Fed, atau laporan earnings. Harga cenderung bergerak cepat dan tidak stabil di momen-momen tersebut.

3. Pilih saham dengan volume tinggi

Trading di saham dengan likuiditas tinggi (seperti saham blue-chip) mengurangi kemungkinan slippage karena selalu ada cukup pembeli dan penjual di setiap level harga.

4. Gunakan platform dengan eksekusi cepat

Kecepatan eksekusi order sangat penting. Platform modern seperti Gotrade menggunakan teknologi dengan latency rendah sehingga mengurangi risiko slippage signifikan.

5. Perhatikan waktu transaksi

Slippage lebih sering terjadi saat pembukaan atau penutupan pasar, ketika volume melonjak. Cobalah bertransaksi di jam pertengahan sesi (mid-day) saat harga lebih stabil.

6. Pantau spread bid-ask

Spread yang terlalu lebar antara harga beli (bid) dan jual (ask) meningkatkan potensi slippage. Pastikan untuk memeriksa spread sebelum masuk posisi, terutama di saham dengan kapitalisasi kecil.

Kesimpulan

Slippage dalam trading adalah perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga eksekusi sebenarnya, bisa menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif) tergantung arah pergerakan harga.

Faktor seperti volatilitas, likuiditas, dan jenis order sangat memengaruhi besar kecilnya slippage. Dengan memahami penyebab dan menerapkan strategi seperti limit order dan pemilihan saham likuid, kamu bisa mengurangi dampaknya secara signifikan.

Setelah tahu cara meminimalkannya, saatnya terjun langsung ke pasar saham global lewat Gotrade!

Mulai trading saham, ETF, dan options pasar AS hanya dengan $1 dan rasakan pengalaman eksekusi cepat dengan harga transparan.

FAQ

Apa itu slippage dalam trading?
Slippage adalah selisih antara harga yang diinginkan dan harga eksekusi sebenarnya dalam transaksi.

Apakah slippage selalu merugikan?
Tidak selalu. Kadang trader justru mendapat harga lebih baik dari yang diharapkan (slippage positif).

Kapan slippage paling sering terjadi?
Saat volatilitas tinggi, volume rendah, atau ada rilis berita ekonomi penting.

Bagaimana cara menghindari slippage besar?
Gunakan limit order, hindari jam sibuk, dan pilih saham dengan volume perdagangan tinggi.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Related Articles

AppLogo

Gotrade