Stop Out Level: Pengertian, Faktor, Bedanya dengan Margin Call

Dalam dunia trading, memahami stop out level adalah hal penting agar tidak mengalami kerugian besar tanpa disadari. Banyak trader pemula hanya fokus pada potensi keuntungan, tanpa memikirkan bagaimana melindungi modal saat pasar bergerak berlawanan arah.

Padahal, sistem trading modern sudah dilengkapi mekanisme otomatis yang disebut stop out untuk mencegah akun mengalami saldo negatif.

Nah, dalam artikel ini, Gotrade akan membahas pengertian stop-out, perbedaannya dengan margin call, serta strategi sederhana untuk mencegah terjadinya stop-out dalam aktivitas trading harian.

Pengertian Stop Out Level

Stop out level adalah batas minimum ekuitas akun terhadap margin yang digunakan, di mana broker secara otomatis akan menutup posisi terbuka trader untuk mencegah kerugian lebih lanjut.

Ketika ekuitas (modal tersisa setelah rugi berjalan) turun hingga menyentuh level tertentu dari margin, sistem akan mulai menutup posisi secara paksa, melansir Equiti.

Misalnya, jika broker menetapkan stop out level di 50%, artinya ketika ekuitas kamu hanya tersisa 50% dari margin yang sedang digunakan, maka sistem akan langsung menutup posisi paling merugi terlebih dahulu.

Tujuan utama dari mekanisme ini adalah melindungi akun trader dari saldo negatif, terutama ketika pasar bergerak ekstrem atau volatil.

Perbedaan Stop Out dengan Margin Call

Banyak trader sering mengira bahwa stop out dan margin call adalah hal yang sama, padahal keduanya berbeda.

AspekMargin CallStop Out
TujuanPeringatan agar menambah modal atau mengurangi posisiPenutupan otomatis posisi oleh sistem
Waktu TerjadiSaat margin level turun ke batas peringatan (misal 80%)Saat margin level jatuh di bawah batas kritis (misal 50%)
Tindakan TraderMasih bisa menambah dana atau menutup posisi manualTidak bisa mencegah, sistem langsung menutup posisi
DampakMasih ada kesempatan bertahanPosisi langsung ditutup, modal bisa tersisa sedikit

Jadi, margin call adalah peringatan awal, sedangkan stop-out adalah tindakan akhir ketika peringatan tersebut diabaikan.

Faktor yang Menyebabkan Stop Out

Ada beberapa penyebab utama mengapa trader bisa mengalami stop-out:

  1. Over-leverage: menggunakan ukuran lot terlalu besar dibanding modal.
  2. Tanpa stop loss: tidak memasang batas kerugian sehingga posisi dibiarkan terbuka terlalu lama.
  3. Volatilitas ekstrem: terjadi saat rilis data ekonomi besar atau kondisi geopolitik tak terduga.
  4. Tidak memperhatikan margin level: trader jarang mengecek rasio margin di platform.
  5. Tidak adanya diversifikasi posisi: membuka posisi besar di satu arah tanpa lindung nilai.

Semua faktor ini bisa membuat ekuitas anjlok cepat hingga menyentuh level stop-out.

Cara Mencegah Stop Out

Agar tidak mengalami stop-out, trader perlu disiplin dalam manajemen risiko dan kontrol leverage.

Berikut beberapa cara praktis untuk mencegahnya, dikutip dari Axiory:

  1. Gunakan stop loss di setiap posisi. Ini adalah perlindungan pertama dari kerugian besar.
  2. Batasi risiko maksimal per posisi hanya 1–2% dari modal.
  3. Gunakan leverage secara bijak. Hindari lot besar hanya demi mengejar profit cepat.
  4. Pantau margin level secara rutin. Jika margin level turun di bawah 150%, pertimbangkan untuk menutup sebagian posisi.
  5. Diversifikasi strategi. Jangan buka posisi dalam arah sama di semua aset.
  6. Gunakan indikator volatilitas seperti ATR. Supaya ukuran stop loss realistis sesuai kondisi pasar.
  7. Jangan trading saat berita berdampak tinggi jika belum berpengalaman.

Dengan disiplin pada poin-poin ini, kamu bisa mencegah sistem melakukan stop out dan menjaga ketahanan akun dalam jangka panjang.

Contoh Praktik Stop Out

Bayangkan kamu memiliki saldo $1.000 dan membuka posisi dengan margin $500. Jika broker kamu menetapkan stop out level di 50%, maka sistem akan mulai menutup posisi ketika:

Ekuitas = 50% × Margin = 0.5 × 500 = 250

Artinya, jika kerugian posisi mencapai $750 (menyisakan $250 di akun), sistem otomatis akan menutup posisi. Tujuannya agar akun kamu tidak terus tergerus hingga negatif.

Tips Profesional untuk Menjaga Margin Tetap Aman

Trader berpengalaman biasanya mengikuti prinsip konservatif berikut:

  • Jaga free margin minimal tiga kali dari margin yang digunakan.
  • Gunakan stop loss dinamis agar tetap sejalan dengan volatilitas harga.
  • Hindari membuka posisi baru ketika margin level di bawah 200%.

Selain itu, mereka selalu mengevaluasi risiko total portofolio, bukan hanya risiko per posisi.

Kesimpulan

Stop out level adalah mekanisme penting untuk melindungi akun trading dari kerugian total. Ketika level margin jatuh terlalu rendah, sistem akan otomatis menutup posisi terbuka. Ini bukan hukuman, tetapi bentuk perlindungan modal agar akun tidak sampai negatif.

Dengan memahami perbedaannya dengan margin call serta menerapkan manajemen risiko yang ketat, trader bisa menghindari skenario fatal ini.

Download dan gunakan Gotrade untuk trading saham AS, ETF, serta lebih dari 600 pilihan options dengan sistem yang aman, karena di bawah pengawasan OJK, dan praktis. Agar kamu bisa fokus pada strategi, bukan sekadar bertahan dari risiko stop-out.

FAQ

Apa yang terjadi jika stop out aktif?
Sistem akan otomatis menutup posisi paling merugi hingga margin level kembali aman. Trader tidak bisa membatalkannya.

Apakah stop out bisa dihindari?
Bisa, dengan menjaga margin level tetap tinggi, mengatur ukuran posisi sesuai modal, dan selalu memasang stop loss.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Related Articles

AppLogo

Gotrade