7 Strategi Manajemen Risiko Trading yang Dipakai Profesional

Trader profesional tahu satu hal penting: tujuan utama trading bukan hanya mencari profit, tetapi bertahan di pasar untuk jangka panjang. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menerapkan manajemen risiko trading yang disiplin dan terukur.

Banyak trader pemula terlalu fokus pada strategi entry, padahal yang menentukan keberlanjutan hasil justru ada pada bagaimana mereka mengelola risiko, posisi, dan emosi.

Melalui artikel ini, Gotrade akan menjelaskan tujuh strategi manajemen risiko paling populer yang digunakan oleh trader profesional dunia, agar kamu bisa membangun sistem trading yang lebih konsisten dan tahan terhadap gejolak pasar.

Strategi 1: Fixed Fractional Method

Strategi ini menjadi pondasi utama dalam pengelolaan risiko modern. Fixed fractional method berarti kamu hanya mempertaruhkan persentase tetap dari modal di setiap transaksi, misalnya 1–2% per posisi.

Contoh: Jika modal kamu $10.000 dan risiko per transaksi 2%, maka batas kerugian maksimal per posisi adalah $200.

Keunggulan strategi ini:

  • Mencegah kerugian besar akibat satu posisi gagal.
  • Menyesuaikan ukuran posisi seiring pertumbuhan modal.
  • Sederhana dan cocok untuk semua jenis trader.

Melansir Investopedia, metode ini digunakan secara luas oleh trader ritel maupun profesional karena menyeimbangkan antara risiko dan potensi pertumbuhan modal.

Strategi 2: Kelly Criterion

Dipopulerkan oleh John L. Kelly Jr., rumus ini awalnya digunakan dalam teori informasi, tetapi kini banyak diterapkan dalam trading untuk menentukan ukuran posisi optimal berdasarkan probabilitas kemenangan.

Rumus Kelly Criterion:

π‘“βˆ—=π‘π‘βˆ’π‘žπ‘

Di mana:

  • f* = persentase modal yang harus dipertaruhkan,
  • b = rasio keuntungan terhadap kerugian,
  • p = probabilitas menang,
  • q = probabilitas kalah (1 - p).

Contoh: Jika strategi kamu memiliki probabilitas menang 60% dengan rasio keuntungan 2:1, maka:

π‘“βˆ—=2(0.6)βˆ’0.42=0.4

Artinya, kamu bisa mengambil risiko hingga 40% dari modal ideal, tetapi dalam praktik profesional biasanya dikurangi setengahnya (20%) untuk menjaga volatilitas portofolio tetap rendah.

Strategi 3: Volatility Stop (ATR-Based Stop)

Trader profesional tidak pernah menentukan stop loss sembarangan. Mereka sering menggunakan Average True Range (ATR) sebagai dasar menentukan batas risiko berdasarkan volatilitas pasar.

Contoh penerapan: Jika ATR harian saham AAPL adalah $2, dan kamu menetapkan stop loss di 1,5Γ—ATR, maka stop loss ideal ada di $3 di bawah harga entry.

Keuntungan pendekatan ini:

  • Stop loss lebih adaptif mengikuti dinamika pasar.
  • Menghindari terkena noise dari fluktuasi harga kecil.
  • Cocok untuk swing dan position trader.

Mengutip Investopedia, penggunaan ATR membantu menjaga rasio risk-to-reward tetap proporsional di pasar yang berubah cepat.

Strategi 4: Risk-to-Reward Ratio (RRR)

Setiap posisi harus memiliki RRR yang jelas sebelum entry.

Trader profesional biasanya menargetkan rasio minimal 1:2 atau 1:3, artinya potensi keuntungan dua hingga tiga kali lebih besar daripada potensi kerugian.

Contoh: Jika kamu mengambil risiko $100, maka target keuntungan sebaiknya $200–$300.

Dengan cara ini, meskipun tingkat kemenangan hanya 40%, kamu tetap bisa profitable secara konsisten.

Strategi 5: Diversifikasi Strategi dan Aset

Manajemen risiko bukan hanya soal menghitung stop loss, tetapi juga menyebar risiko antar aset dan strategi.

Trader profesional biasanya tidak mengandalkan satu jenis saham atau satu sistem trading saja.

Contoh diversifikasi:

  • Menggabungkan strategi trend following dan mean reversion.
  • Berinvestasi lintas sektor atau wilayah (AS, Asia, Eropa).
  • Menggunakan sebagian dana untuk ETF, bukan hanya saham tunggal.

Dengan pendekatan ini, performa portofolio menjadi lebih stabil karena kerugian di satu sisi bisa diimbangi keuntungan di sisi lain.

Strategi 6: Position Sizing Berdasarkan Volatilitas

Trader profesional menyesuaikan ukuran posisi berdasarkan tingkat volatilitas aset.

Saham atau instrumen dengan fluktuasi besar diberi bobot lebih kecil, sementara yang stabil bisa diberi porsi lebih besar.

Formula sederhana:

Position Size = Risk per Trade / (ATR Γ— Value per Point)

Contoh: Jika kamu ingin risiko $200 per trade dan ATR saham adalah $2, maka posisi maksimal = $200 Γ· $2 = 100 saham.

Metode ini memastikan risiko setiap posisi tetap seimbang, terlepas dari perbedaan volatilitas antar saham.

Strategi 7: Mental Stop & Risk Freeze Mode

Selain manajemen teknikal, trader profesional juga menerapkan kontrol emosional sebagai bagian dari risk management.

Saat mengalami drawdown besar (misalnya 10–15% dari modal), mereka masuk ke mode β€œrisk freeze”, memperkecil ukuran posisi atau berhenti trading sementara untuk evaluasi sistem.

Tujuannya:

  • Mencegah kerugian psikologis beruntun.
  • Memberikan waktu untuk meninjau ulang strategi.
  • Menjaga mental tetap objektif dalam pengambilan keputusan.

Menjaga emosi lebih penting daripada mencari entry terbaik, karena trader yang tenang bisa berpikir logis di saat pasar kacau.

Kesimpulan

Manajemen risiko bukan sekadar pelengkap, tetapi fondasi dari kesuksesan jangka panjang dalam trading. Semua memiliki tujuan sama: menjaga modal agar tetap bertumbuh dengan risiko yang terukur.

Gunakan strategi yang sesuai dengan profil risiko dan psikologi trading kamu.

Jika kamu ingin belajar menerapkan prinsip manajemen risiko di pasar global, mulailah berinvestasi dan trading lewat Gotrade, platform yang memberi akses mudah ke saham AS, ETF, hingga 600+ options.

FAQ

1. Berapa batas risiko ideal per transaksi bagi trader pemula?

Biasanya 1–2% dari total modal per posisi agar drawdown tidak terlalu besar.

2. Apakah manajemen risiko berlaku untuk semua jenis pasar?

Ya, prinsip dasarnya sama baik di saham, forex, maupun komoditas; bedanya hanya pada volatilitas dan ukuran posisi.

3. Apa strategi paling populer di kalangan trader profesional?

Kombinasi fixed fractional dan volatility stop karena fleksibel dan mudah diadaptasi untuk berbagai kondisi pasar.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Related Articles

AppLogo

Gotrade