Wall Street Menguat Berkat Laba Perusahaan Besar

Pasar saham Wall Street bergerak di zona positif pada hari Selasa. Para investor merespons positif serangkaian laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar, sambil menantikan rilis data inflasi penting di akhir pekan.

Indeks utama seperti Dow Jones (DJI) dan S&P 500 (SP500) terpantau naik, seperti yang dilaporkan oleh Seeking Alpha. Kekuatan ini menunjukkan bahwa kinerja fundamental perusahaan, atau yang biasa disebut emiten, untuk saat ini lebih mendominasi sentimen pasar dibandingkan kekhawatiran ekonomi makro.

Laporan Laba Jadi Bahan Bakar Utama Investor

Pendorong utama penguatan pasar kali ini datang dari musim laporan laba kuartal ketiga. Laporan laba, atau earnings report, adalah laporan keuangan yang dirilis perusahaan setiap tiga bulan sekali untuk menunjukkan kinerja pendapatan dan profitabilitas mereka.

General Motors (GM) menjadi salah satu bintangnya, di mana sahamnya melonjak setelah melaporkan kinerja yang lebih kuat dari perkiraan dan menaikkan proyeksi laba setahun penuhnya, menurut laporan Jakarta Globe.

Raksasa minuman Coca-Cola (KO) juga menikmati kenaikan harga saham setelah mencatatkan penjualan yang solid.

Menurut Jakarta Globe, salah satu faktor pendorong kinerja Coca-Cola adalah kenaikan harga produk sebesar 6 persen. Selain itu, perusahaan lain seperti 3M (MMM) juga mengalami kenaikan signifikan setelah merevisi naik panduan laba tahunannya, seperti yang dicatat oleh Seeking Alpha.

Ketidakpastian Ekonomi dan Arah Kebijakan The Fed

Meskipun laporan laba emiten memberikan sentimen positif, investor tetap waspada terhadap kondisi ekonomi secara umum. Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah penutupan pemerintahan AS (government shutdown) yang telah berlangsung selama beberapa minggu.

Situasi ini menyebabkan kelangkaan data ekonomi, sehingga menyulitkan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk mengukur kesehatan ekonomi. Di tengah minimnya data, laporan inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dijadwalkan rilis hari Jumat menjadi sangat krusial.

Indeks Harga Konsumen adalah indikator yang mengukur perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga. Data ini menjadi acuan utama The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunganya.

Menurut Rick Gardner, Chief Investment Officer RGA Investments, kepada Seeking Alpha, laporan IHK ini akan menjadi salah satu dari sedikit data yang bisa dicerna pasar dan The Fed.

Meski begitu, ia memprediksi The Fed kemungkinan akan tetap memangkas suku bunga karena fokus utamanya saat ini adalah menjaga kondisi ketenagakerjaan.

Bagi kamu sebagai investor, kondisi ini menunjukkan bagaimana pasar saham dapat bergerak karena dua faktor berbeda. Di satu sisi ada faktor mikro dari kinerja masing-masing perusahaan, dan di sisi lain ada faktor makro seperti data inflasi dan kebijakan bank sentral.

Referensi:

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Related Articles

AppLogo

Gotrade