Equity Risk Premium (ERP): Arti, Fungsi, Faktor, Cara Hitung

Setiap investor berharap mendapatkan imbal hasil lebih tinggi dari saham dibandingkan instrumen risiko rendah seperti obligasi pemerintah, tetapi kelebihan imbal hasil itu tidak datang tanpa risiko. Selisih antara imbal hasil saham dan imbal hasil bebas risiko inilah yang disebut Equity Risk Premium (ERP).

Konsep fundamental ini menggambarkan kompensasi yang diterima investor karena berani mengambil risiko di pasar saham.

Nah, Gotrade akan membahas secara mendalam apa itu equity risk premium, faktor yang memengaruhinya, serta bagaimana analis dan investor menggunakannya untuk menilai valuasi pasar saham.

Apa Itu Equity Risk Premium (ERP)?

Equity Risk Premium (ERP) adalah selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi saham dan tingkat pengembalian dari aset rendah risiko, seperti obligasi.

Mengutip Investopedia, rumusnya adalah:

ERP = Expected Return on Equities − Risk Free Rate

Keterangan:

  • Expected Return on Equities: tingkat imbal hasil yang diharapkan dari pasar saham secara keseluruhan.
  • Risk-Free Rate: imbal hasil dari aset paling aman, biasanya obligasi pemerintah 10 tahun.

Misalnya, jika pasar saham diharapkan memberi return 9% per tahun dan obligasi pemerintah memberikan 4%, maka ERP = 9% - 4% = 5%.

Artinya, investor menuntut imbal hasil tambahan sebesar 5% sebagai kompensasi karena mengambil risiko di saham dibanding menyimpan uang di aset aman.

Fungsi Equity Risk Premium

Melansir CFI, ERP berperan penting dalam berbagai aspek analisis keuangan dan investasi:

1. Sebagai dasar penilaian saham

Analis menggunakan ERP untuk menghitung cost of equity dalam model valuasi seperti CAPM (Capital Asset Pricing Model). Semakin tinggi ERP, semakin besar tingkat diskonto yang digunakan, sehingga valuasi saham bisa terlihat lebih rendah.

2. Mengukur sentimen

ERP juga mencerminkan persepsi risiko investor terhadap pasar saham.

  • Ketika kondisi ekonomi tidak pasti, investor cenderung menuntut premium risiko lebih tinggi.
  • Sebaliknya, jika sentimen pasar positif, ERP menurun karena investor lebih percaya diri mengambil risiko.

3. Alat banding antarperiode

Dengan memantau perubahan ERP dari waktu ke waktu, investor bisa menilai apakah pasar sedang overvalued atau undervalued. ERP rendah bisa menandakan harga saham sudah terlalu tinggi dibanding potensi imbal hasilnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Equity Risk Premium

1. Suku bunga dan inflasi

Ketika suku bunga naik, instrumen bebas risiko seperti obligasi menjadi lebih menarik. Akibatnya, investor menuntut ERP lebih tinggi agar tetap tertarik pada saham. Inflasi yang tinggi juga meningkatkan ketidakpastian, mendorong investor meminta kompensasi risiko lebih besar.

2. Pertumbuhan ekonomi

Ekonomi yang tumbuh kuat biasanya meningkatkan laba perusahaan dan menurunkan risiko gagal bayar, sehingga ERP cenderung turun. Sebaliknya, saat pertumbuhan melambat, ERP naik karena ekspektasi risiko meningkat.

3. Volatilitas pasar

Semakin tinggi fluktuasi harga saham (market volatility), semakin tinggi risiko yang dirasakan investor. Dalam kondisi pasar bergejolak, ERP meningkat sebagai kompensasi atas ketidakpastian tersebut.

4. Kepercayaan investor

Faktor psikologis juga berperan besar. Jika investor percaya ekonomi dan kebijakan pemerintah stabil, mereka bersedia menerima premium risiko yang lebih rendah. Namun saat kepercayaan turun (misalnya karena krisis atau perang), ERP melonjak.

Cara Menghitung dan Menggunakan ERP

1. Pendekatan Historis

Pendekatan ini menghitung ERP berdasarkan data historis pasar saham dibandingkan dengan return obligasi pemerintah. Misalnya, jika selama 50 tahun terakhir saham AS menghasilkan rata-rata 10% dan obligasi 4%, maka ERP historisnya 6%.

Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan karena kondisi masa lalu tidak selalu mencerminkan masa depan.

2. Pendekatan Implied ERP

Pendekatan modern menggunakan implied equity risk premium, yaitu menghitung ERP berdasarkan ekspektasi masa depan dari pasar saham. Analis memperkirakan return saham yang diharapkan menggunakan model seperti Gordon Growth Model (Dividend Discount Model), kemudian mengurangkan suku bunga bebas risiko.

Rumus sederhananya:

Expected Return = (Dividend Yield + Growth Rate) / Current Index Level

Dari sini, ERP dapat diturunkan untuk mencerminkan ekspektasi investor saat ini.

3. Menggunakan ERP untuk Valuasi

Dalam model CAPM, cost of equity (Re) dihitung sebagai:

Re = Risk Free Rate + (Beta × ERP)

Contohnya, jika risk-free rate 4%, ERP 5%, dan beta saham 1,2, maka:

Re=4%+(1,2×5%)=10%Re = 4\% + (1,2 × 5\%) = 10\%Re=4%+(1,2×5%)=10%

Angka 10% inilah yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas dalam valuasi saham. Jika harga saham saat ini tidak mencerminkan return setinggi itu, bisa jadi saham tersebut overvalued.

Kelebihan dan Keterbatasan ERP

Kelebihan

  • Menyediakan kerangka kuantitatif untuk memahami risiko pasar.
  • Membantu investor profesional menilai harga wajar saham atau indeks.
  • Dapat digunakan dalam berbagai model keuangan seperti CAPM dan DCF.

Keterbatasan

  • Sulit memperkirakan expected return secara akurat karena bergantung pada asumsi masa depan.
  • ERP berbeda di setiap negara tergantung stabilitas ekonomi dan inflasi.
  • Tidak memperhitungkan faktor non-ekonomi seperti geopolitik atau regulasi.

Kesimpulan

Equity Risk Premium (ERP) adalah selisih antara imbal hasil saham dan imbal hasil bebas risiko, yang mencerminkan kompensasi atas risiko berinvestasi di pasar ekuitas. Nilainya berubah seiring kondisi ekonomi, suku bunga, dan sentimen pasar.

Dengan memahami ERP, investor bisa menilai apakah pasar saham saat ini sedang undervalued atau overvalued, serta menentukan ekspektasi return yang realistis.

Jika kamu ingin mulai menerapkan analisis risiko dan diversifikasi dengan lebih bijak, yuk, mulai investasi via apps Gotrade! Investasi saham, ETF, dan Options global mulai dari 1 Dolar AS, sambil memantau dinamika pasar dunia secara real-time.

FAQ

Apa itu equity risk premium?
Equity Risk Premium (ERP) adalah selisih antara imbal hasil saham dan imbal hasil bebas risiko, yang menunjukkan kompensasi investor atas risiko pasar.

Bagaimana ERP memengaruhi valuasi saham?
ERP yang tinggi menurunkan valuasi karena meningkatkan cost of equity, sedangkan ERP rendah membuat valuasi saham tampak lebih mahal.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade