Bagi trader yang ingin memanfaatkan pergerakan harga dengan cepat, memahami ETF leveraged dan inverse bisa jadi langkah awal untuk mengelola strategi agresif di pasar.
Kedua jenis ETF ini dirancang untuk menggandakan (ETF 2x) atau membalikkan kinerja indeks acuan, sehingga memberikan potensi return tinggi. Tetapi juga membawa risiko yang jauh lebih besar.
Nah, Gotrade akan membantu kamu memahami cara kerja, risiko, dan kapan sebaiknya ETF jenis ini digunakan agar strategi tetap aman dan efektif.
Mengenal ETF Leveraged dan Inverse
ETF leveraged adalah exchange-traded fund yang menggunakan instrumen derivatif dan utang untuk meningkatkan eksposur terhadap indeks acuan. Tujuannya adalah untuk memberikan kinerja yang berlipat, misalnya 2x atau 3x dari indeks harian.
Sementara itu, ETF inverse dirancang untuk menghasilkan kinerja berlawanan arah dengan indeks. Jika indeks turun 1%, ETF inverse akan naik sekitar 1%.
Menurut Investopedia, leveraged ETF seperti ProShares Ultra S&P 500 (SSO) atau Direxion Daily Nasdaq 100 Bull 3X (TQQQ) bertujuan melipatgandakan kinerja harian indeks.
Sedangkan inverse ETF seperti ProShares Short QQQ (PSQ) bergerak berlawanan arah untuk memberi peluang profit saat pasar bearish.
Cara Kerja ETF Leveraged
ETF leveraged menggunakan kombinasi derivatif seperti futures, options, dan swaps untuk memperbesar paparan terhadap indeks dasar.
Contoh: Jika indeks S&P 500 naik 1% dalam sehari, maka ETF leveraged 2x akan naik sekitar 2%. Namun, jika indeks turun 1%, ETF tersebut akan turun 2%.
Karakteristik utama:
- Menggunakan leverage harian (biasanya 2x atau 3x).
- Didesain untuk short-term trading, bukan investasi jangka panjang.
- Mengalami efek compounding harian, artinya kinerjanya bisa menyimpang dari indeks utama jika dipegang terlalu lama.
Simulasi sederhana
Misal kamu membeli ETF 2x senilai $100 ketika indeks naik 10% dan kemudian turun 10%.
Hari pertama: naik 20% → jadi $120.
Hari kedua: turun 20% dari $120 → jadi $96.
Padahal indeks acuan kembali ke posisi semula (nol perubahan total), tetapi ETF leveraged justru rugi 4%. Inilah risiko dari efek penggandaan harian.
Cara Kerja ETF Inverse
ETF inverse menggunakan derivatif untuk mendapatkan keuntungan saat pasar turun. ETF ini cocok untuk trader yang ingin short posisi tanpa harus meminjam saham secara langsung.
Contoh: Jika indeks NASDAQ turun 1%, ETF inverse seperti PSQ akan naik sekitar 1%.
Namun, seperti leveraged ETF, inverse ETF juga menggunakan leverage harian, sehingga hasil jangka panjangnya bisa sangat berbeda dari kinerja indeks yang mendasarinya.
Tujuan utama ETF inverse:
- Melindungi portofolio dari penurunan (hedging).
- Spekulasi jangka pendek terhadap tren bearish.
Melansir Corporate Finance Institute, ETF inverse sering digunakan sebagai alternatif yang lebih efisien dibandingkan posisi short tradisional, tetapi hanya efektif jika digunakan secara taktis dan berjangka pendek.
Risiko Tinggi di Balik ETF Leveraged dan Inverse
- Volatilitas ekstrem: Leverage memperbesar semua pergerakan, baik naik maupun turun. Saat pasar tidak stabil, nilai ETF bisa berubah signifikan hanya dalam hitungan jam.
- Efek compounding: Karena leverage dihitung harian, kinerja jangka panjang bisa menyimpang jauh dari ekspektasi. Bahkan jika indeks kembali ke posisi semula, ETF leveraged sering berakhir dengan kerugian.
- Risiko peluruhan nilai (decay): Dalam kondisi sideways, efek rebalancing harian membuat ETF leveraged kehilangan nilai perlahan dari waktu ke waktu.
- Tidak cocok untuk investor pasif: ETF ini dirancang untuk trader aktif yang memantau pasar setiap hari, bukan untuk investor jangka panjang yang menahan posisi berbulan-bulan.
- Spread dan biaya tinggi: Biaya manajemen (expense ratio) leveraged dan inverse ETF biasanya lebih besar dibanding ETF biasa karena penggunaan derivatif dan utang tambahan.
Kapan ETF Leveraged dan Inverse Cocok Digunakan
- Saat tren pasar sangat jelas: ETF leveraged cocok ketika pasar bullish kuat, sedangkan ETF inverse cocok ketika tren bearish dominan. Pastikan arah tren dikonfirmasi oleh indikator teknikal seperti Moving Average, MACD, atau RSI sebelum mengambil posisi.
- Untuk strategi jangka pendek: Gunakan ETF ini untuk day trading atau swing trading jangka pendek (1–5 hari). Jangan disimpan lama karena efek daily reset akan menurunkan kinerja.
- Sebagai alat hedging sementara: Investor bisa menggunakan ETF inverse untuk melindungi portofolio saham saat pasar sedang terkoreksi tanpa harus menjual seluruh posisi. Contoh: Jika kamu memiliki portofolio teknologi dan khawatir akan penurunan NASDAQ, membeli PSQ (inverse NASDAQ) bisa mengimbangi potensi kerugian sementara.
- Untuk eksposur taktis: Beberapa trader profesional menggunakan leveraged ETF untuk mempercepat akumulasi keuntungan dalam kondisi pasar yang jelas arah trennya, namun dengan pengawasan ketat terhadap risiko.
Kesalahan Umum dalam Menggunakan ETF Leveraged dan Inverse
- Menganggap sama dengan ETF biasa: ETF leveraged dan inverse memiliki struktur yang jauh lebih kompleks. Tidak cocok dijadikan investasi jangka panjang.
- Tidak memahami efek harian: Trader pemula sering kaget melihat hasil akhir berbeda jauh dari ekspektasi karena efek penggandaan harian.
- Tidak menetapkan stop loss: Karena volatilitas tinggi, stop loss sangat penting untuk membatasi potensi kerugian besar.
- Overexposure: Mengalokasikan terlalu banyak modal ke ETF ini bisa membuat portofolio rentan terhadap fluktuasi ekstrem.
Kesimpulan
ETF leveraged dan inverse adalah instrumen canggih yang bisa memberikan potensi return tinggi, tetapi juga risiko besar jika tidak digunakan dengan hati-hati. Keduanya paling cocok untuk trader berpengalaman yang memahami dinamika pasar dan mampu memantau pergerakan harga setiap hari.
Pelajari karakteristik ETF global dan uji strategi trading jangka pendekmu langsung di aplikasi Gotrade.
Pantau ETF populer seperti TQQQ, SSO, atau PSQ secara real-time dan kelola keputusan trading dengan data yang akurat.
FAQ
1. Apakah ETF leveraged cocok untuk investasi jangka panjang?
Tidak. ETF leveraged hanya efektif untuk strategi jangka pendek karena efek compounding bisa menggerus nilai dalam jangka panjang.
2. Apa perbedaan ETF leveraged dan inverse?
Leveraged memperbesar arah pergerakan indeks, sedangkan inverse bergerak berlawanan arah dengan indeks.
3. Apakah ETF inverse aman untuk hedging?
Cocok untuk perlindungan sementara, tetapi tetap memiliki risiko tinggi jika disimpan terlalu lama.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











