Ketika menganalisis risiko pasar, banyak trader fokus pada implied volatility atau volatilitas masa depan yang tercermin dari harga opsi. Namun, ada satu metrik lain yang tak kalah penting: realized volatility atau volatilitas historis.
Berbeda dari volatilitas yang diperkirakan, realized volatility mengukur seberapa besar harga benar-benar berfluktuasi di masa lalu.
Dengan memahami data aktual ini, investor bisa menilai apakah pasar bergerak lebih tenang atau lebih bergejolak dari yang diprediksi.
Pengertian Realized Volatility
Realized volatility adalah ukuran statistik yang menggambarkan tingkat variasi harga aset dalam periode tertentu berdasarkan data historis.
Sederhananya, ini adalah volatilitas yang benar-benar terjadi, bukan yang diperkirakan pasar, melansir Macro Option.
Biasanya dihitung dengan melihat perubahan harga harian (return) suatu saham, indeks, atau aset selama jangka waktu tertentu, misalnya 10, 30, atau 90 hari terakhir.
Contoh:
Jika harga saham bergerak naik-turun tajam setiap hari, realized volatility-nya tinggi. Sebaliknya, jika harga relatif stabil, volatilitasnya rendah.
Realized volatility sering disebut juga historical volatility (HV), dan digunakan untuk:
- mengukur risiko aktual portofolio,
- mengevaluasi apakah harga opsi terlalu mahal atau murah,
- membandingkan dengan implied volatility untuk melihat ekspektasi pasar.
Perbedaan Realized Volatility dan Implied Volatility
Meskipun keduanya sama-sama mengukur volatilitas, menurut Bar Chart, perbedaannya mendasar:
| Aspek | Realized Volatility | Implied Volatility |
|---|---|---|
| Berdasarkan | Data historis harga aktual | Harga opsi dan ekspektasi masa depan |
| Sifatnya | Objektif (apa yang sudah terjadi) | Subjektif (apa yang diantisipasi pasar) |
| Tujuan utama | Evaluasi risiko yang telah terjadi | Prediksi volatilitas mendatang |
| Sumber data | Harga saham atau indeks harian | Model penetapan harga opsi seperti Black-Scholes |
Perbandingan antara keduanya bisa memberikan insight penting. Jika implied volatility jauh lebih tinggi daripada realized volatility, pasar mungkin terlalu takut, sehingga opsi bisa overvalued.
Sebaliknya, jika realized volatility naik tajam melebihi implied, itu menandakan pasar tidak memperkirakan risiko dengan benar.
Cara Mengukur Realized Volatility
Perhitungan realized volatility umumnya menggunakan standar deviasi return harian dari suatu aset selama periode tertentu.
Rumus sederhananya:
σ = √(Σ(ri – r̄)² / (n – 1)) × √T
Di mana:
- ri = return harian ke-i,
- r̄ = rata-rata return harian,
- n = jumlah hari perdagangan,
- T = jumlah periode tahunan (biasanya 252 hari perdagangan per tahun).
Contoh sederhana:
Jika volatilitas harian rata-rata suatu saham adalah 1%, maka volatilitas tahunan kira-kira: 1% × √252 ≈ 15,9%
Beberapa platform trading modern bahkan menghitung realized volatility secara otomatis menggunakan data tick-by-tick atau minute-by-minute untuk meningkatkan akurasi, terutama bagi trader jangka pendek.
Mengapa Realized Volatility Penting
Realized volatility membantu investor memahami karakteristik risiko suatu aset dengan lebih nyata. Berikut beberapa manfaat praktisnya:
1. Mengukur stabilitas harga
Saham dengan realized volatility rendah cenderung lebih stabil dan cocok untuk investor konservatif. Sebaliknya, volatilitas tinggi menunjukkan risiko besar tapi juga potensi keuntungan lebih besar.
2. Membandingkan dengan implied volatility
Selisih antara realized dan implied volatility disebut volatility premium. Trader opsi sering memanfaatkan perbedaan ini untuk mencari peluang arbitrase, misalnya menjual opsi ketika implied volatility jauh lebih tinggi dari volatilitas aktual.
3. Mengatur ukuran posisi dan risiko
Trader profesional menyesuaikan ukuran posisi berdasarkan volatilitas.
Semakin tinggi realized volatility, semakin kecil ukuran posisi yang diambil agar risiko tetap terkendali.
4. Menilai efektivitas strategi
Setelah menjalankan strategi trading, trader bisa mengukur apakah volatilitas aktual sesuai ekspektasi. Jika realized volatility jauh lebih besar dari yang diantisipasi, strategi mungkin perlu disesuaikan.
Penggunaan Realized Volatility dalam Strategi Trading
Realized volatility bukan hanya alat analisis, tapi juga komponen penting dalam strategi aktif.
1. Mean Reversion Strategy
Ketika realized volatility melonjak tinggi dalam waktu singkat, harga sering kali bergerak berlebihan dan berpotensi kembali normal. Trader bisa mencari peluang short-term reversal di situasi ini.
2. Volatility Breakout
Sebaliknya, ketika realized volatility sangat rendah (harga bergerak sempit), biasanya pasar bersiap untuk pergerakan besar berikutnya. Trader bisa bersiap melakukan breakout trade saat harga menembus batas support/resistance signifikan.
3. Volatility Spread
Trader opsi dapat menggunakan perbedaan antara realized dan implied volatility untuk menentukan apakah opsi terlalu mahal atau murah. Contoh:
- Jika IV tinggi tapi realized rendah → jual opsi (short volatility).
- Jika IV rendah tapi realized meningkat → beli opsi (long volatility).
4. Risk Parity dan Portfolio Allocation
Manajer portofolio menggunakan realized volatility untuk menyeimbangkan alokasi aset. Aset dengan volatilitas lebih tinggi mendapat porsi lebih kecil agar risiko keseluruhan portofolio tetap proporsional.
Kesimpulan
Realized volatility adalah ukuran volatilitas yang benar-benar terjadi berdasarkan data historis harga aset.
Berbeda dari implied volatility yang mencerminkan ekspektasi masa depan, realized volatility menunjukkan risiko aktual yang sudah terealisasi di pasar.
Dengan memantau realized volatility, investor dapat memahami perilaku harga, menilai potensi risiko tersembunyi, dan menemukan peluang arbitrase volatilitas di opsi.
Kalau kamu ingin melihat bagaimana volatilitas berubah secara nyata dari waktu ke waktu, coba pelajari langsung lewat apps Gotrade. Pantau pergerakan saham dan ETF pasar AS, amati volatilitasnya, dan kembangkan strategi trading yang berbasis data, beli mulai dari hanya $1.
FAQ
Apa itu realized volatility?
Realized volatility adalah ukuran seberapa besar harga aset berfluktuasi di masa lalu, dihitung dari data historis harga.
Apa perbedaan realized volatility dan implied volatility?
Realized menggambarkan volatilitas yang sudah terjadi, sedangkan implied mencerminkan ekspektasi pasar terhadap volatilitas masa depan.
Bagaimana cara menghitung realized volatility?
Dengan menghitung standar deviasi return harian dalam periode tertentu dan menyesuaikannya secara tahunan.
Bagaimana trader menggunakan realized volatility?
Untuk mengukur risiko aktual, menilai strategi, dan mencari peluang saat terjadi ketidakseimbangan dengan implied volatility.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











