Warren Buffett, investor legendaris yang dikenal sebagai 'Peramal dari Omaha', telah mengonfirmasi rencananya untuk mundur sebagai CEO Berkshire Hathaway. Sesuai pengumuman pada pertemuan pemegang saham tahunan, Buffett yang kini berusia 94 tahun akan pensiun pada akhir 2025, seperti yang dilaporkan oleh Finbold.
Peran CEO akan diserahkan kepada Greg Abel, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua. Bagi kamu yang memantau pasar AS, ini adalah momen penting. Pengumuman ini berdampak besar pada saham perusahaan, memicu spekulasi dan skeptisisme pasar tentang masa depan raksasa investasi ini tanpa nakhoda utamanya.
Efek Domino Kepergian 'Sang Peramal dari Omaha'
Pasar bereaksi dengan keraguan. Sejak Buffett mengumumkan rencana pensiunnya pada awal Mei, saham Berkshire Hathaway (BRK) telah jatuh tajam dan secara signifikan tertinggal dari kinerja pasar yang lebih luas.
Menurut data yang diambil Finbold, saham BRK diperdagangkan turun lebih dari 8% sejak pengumuman tersebut.

Kinerja ini sangat kontras dengan indeks S&P 500, yang justru telah memperoleh kenaikan sekitar 18% pada periode yang sama. Kesenjangan performa yang mencapai hampir 28 poin persentase ini menyoroti pergeseran besar dalam sentimen investor terhadap prospek perusahaan konglomerat tersebut.
Lunturnya 'Buffett Premium' dan Tantangan Struktural
Analis mengaitkan sebagian besar pelemahan ini dengan memudarnya "Buffett premium". Istilah ini merujuk pada dorongan ekstra pada harga saham Berkshire yang terkait langsung dengan reputasi Warren Buffett yang tak tertandingi sebagai seorang investor ulung, menurut analisis Finbold.
Selama lebih dari enam dekade, keahlian Buffett dalam alokasi modal mengubah Berkshire menjadi kekuatan bernilai triliunan dolar. Dengan kepergiannya yang sudah di depan mata, investor kini mempertanyakan apakah rekam jejak luar biasa itu dapat berlanjut di bawah kepemimpinan Greg Abel.
Selain sentimen, tantangan struktural juga membebani saham. Ukuran Berkshire yang sangat besar membuat perusahaan semakin sulit menemukan akuisisi yang cukup besar untuk mendorong pertumbuhan.
Portofolio Berkshire yang memiliki eksposur besar ke sektor asuransi, utilitas, dan perkeretaapian juga telah membuatnya tertinggal dari reli pasar AS yang didorong oleh saham-saham teknologi. Menurut Finbold, reli S&P 500 ini sendiri sangat didorong oleh apa yang disebut 'gelembung AI'.
Optimisme Wall Street di Tengah Kelesuan Saham
Meskipun data jangka pendek terlihat suram, Wall Street tampaknya belum menyerah pada Berkshire Hathaway. Analis masih positif bahwa perusahaan induk ini dapat terus memberikan hasil yang diinginkan.
Sebagai contoh, UBS baru-baru ini mempertahankan peringkat "Buy" untuk saham BRK.B. Meskipun UBS sedikit menurunkan target harganya dari $597 menjadi $593, mereka tetap yakin pada fundamental jangka panjang perusahaan, seperti yang dilaporkan Finbold.
Berdasarkan data dari platform TipRanks yang dikutip Finbold, target harga rata-rata analis untuk saham BRK.B selama 12 bulan ke depan adalah $536,67. Angka ini mewakili potensi kenaikan 9,12% dari harga perdagangan saat ini.
UBS bahkan menaikkan perkiraan laba per saham (EPS) kuartal ketiga untuk Berkshire, dari $5,57 menjadi $5,89. Optimisme ini didorong oleh kuatnya kinerja pada operasi asuransi perusahaan.
Berkshire Hathaway kini berada di persimpangan jalan. Meskipun Buffett sendiri menyatakan keyakinan penuh dan bersikeras bahwa prospek perusahaan "lebih baik di bawah Greg daripada di bawah saya," pasar sejauh ini bereaksi dengan skeptis.
Kehadiran Buffett yang tetap menjabat sebagai chairman (ketua dewan) diharapkan dapat memberikan tingkat stabilitas. Bagi kamu sebagai investor, ini adalah pertarungan antara sentimen jangka pendek dan fundamental jangka panjang yang diyakini analis masih kuat.
Referensi:
- Finbold, Berkshire stock getting crashed since Buffett announced exit. Diakses pada 23 Oktober 2025
- Finbold, What’s next for Berkshire after Warren Buffett retires in 2026?. Diakses pada 23 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











