Bagi pemula yang baru belajar membaca grafik saham, salah satu hal pertama yang akan kamu lihat adalah candlestick hijau dan merah. Dua warna ini sering muncul di chart dan menjadi dasar untuk memahami pergerakan harga harian sebuah saham. Namun, banyak pemula masih bingung apa arti sebenarnya dari warna tersebut dan bagaimana cara membacanya.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan penjelasan super sederhana tentang apa itu candlestick hijau dan merah, bagaimana candlestick terbentuk, dan cara dasar menggunakannya untuk analisis pergerakan harga.
Apa Itu Candlestick dalam Trading?
Candlestick adalah cara visual untuk menampilkan pergerakan harga suatu aset dalam periode tertentu, misalnya 1 menit, 5 menit, 1 jam, atau 1 hari.
Melansir Groww, setiap candlestick menunjukkan empat data harga:
- Open (harga pembukaan)
- Close (harga penutupan)
- High (harga tertinggi)
- Low (harga terendah)
Dari empat data inilah warna candlestick terbentuk.
Apa Itu Candlestick Hijau?
Candlestick hijau muncul ketika harga penutupan lebih tinggi daripada harga pembukaan. Artinya, harga naik selama periode tersebut.
Contoh sederhana:
- Harga pembukaan: US$100
- Harga penutupan: US$105
- Hasil: candlestick hijau (harga naik)
Candlestick hijau biasanya diasosiasikan dengan:
- tekanan beli lebih kuat
- momentum bullish
- peningkatan minat pasar
Bagian-bagian candlestick hijau
- Body (badan): menunjukkan rentang antara open dan close.
- Upper wick (shadow atas): menunjukkan harga tertinggi.
- Lower wick (shadow bawah): menunjukkan harga terendah.
Semakin panjang body hijau, semakin kuat tekanan beli hari itu.
Apa Itu Candlestick Merah?
Candlestick merah muncul ketika harga penutupan lebih rendah daripada harga pembukaan. Artinya, harga turun selama periode tersebut.
Contoh:
- Harga pembukaan: US$120
- Harga penutupan: US$112
- Hasil: candlestick merah (harga turun)
Candlestick merah umumnya menunjukkan:
- tekanan jual lebih besar
- momentum bearish
- sentimen pasar melemah
Bagian-bagian candlestick merah
Struktur sama seperti candlestick hijau: body, shadow atas, shadow bawah. Perbedaan utama hanya pada warna dan arah pergerakan harga.
Cara Membaca Pola Dasar Candlestick Hijau dan Merah
1. Body besar → pergerakan kuat
Jika candlestick hijau atau merah memiliki body besar, artinya ada pergerakan harga signifikan.
- Body hijau besar → pembeli dominan.
- Body merah besar → penjual dominan.
2. Wick panjang → volatilitas tinggi
Jika shadow/wick lebih panjang dari body, pasar banyak berfluktuasi. Contoh: harga sempat naik jauh, tetapi kembali turun sebelum penutupan.
3. Candlestick kecil → pasar ragu
Candlestick dengan body kecil menunjukkan pasar sedang “bingung” atau menunggu katalis. Ini biasa muncul menjelang:
- earnings
- data ekonomi
- FOMC
4. Pola beberapa candlestick lebih penting daripada satu batang
Candlestick adalah bahasa harga. Satu candlestick bisa memberi sinyal, tetapi pola 2–5 candlestick jauh lebih jelas.
Contoh sederhana untuk pemula:
- Hijau → hijau → hijau: tren naik menguat.
- Merah → merah → merah: tren turun menguat.
- Hijau panjang → merah panjang: perubahan momentum.
Contoh Situasi: Membaca Candlestick Tanpa Indikator
Situasi 1: Candlestick hijau panjang setelah banyak merah
Ini bisa berarti pembalikan (reversal), tetapi butuh konfirmasi 1–2 candlestick berikutnya.
Situasi 2: Candlestick merah besar di puncak harga
Ini bisa berarti tekanan jual sangat kuat dan pasar mulai profit-taking.
Situasi 3: Candle hijau dan merah bergantian
Ini tanda pasar sideways alias tidak punya arah kuat.
Cara Pemula Menggunakan Candlestick untuk Analisis Dasar
1. Gabungkan dengan Support dan Resistance
Harga yang sering memantul (support) atau tertahan (resistance) bisa diperkuat dengan candlestick.
Contoh: Jika muncul candlestick hijau panjang di area support, ini sinyal pembeli mulai masuk.
2. Perhatikan Volume
- Volume besar + candlestick hijau → sinyal kuat.
- Volume besar + candlestick merah → penjualan agresif.
- Volume kecil → sinyal kurang kuat.
3. Hindari Overinterpretasi
Banyak pemula membuat kesalahan dengan membaca terlalu banyak sinyal dari satu candlestick saja. Padahal analisis yang baik melihat konteks: tren, volume, dan struktur harga.
4. Gunakan Timeframe Lebih Besar untuk Validasi
Jika kamu trading intraday, cek juga candlestick di timeframe 1 jam atau 1 hari. Jika kamu investasi jangka panjang, cek candlestick mingguan.
Timeframe besar lebih stabil dan mengurangi noise.
Contoh Bacaan Candlestick Saham AS
Misal kamu melihat grafik Tesla (TSLA):
- muncul 3 candlestick hijau berturut-turut
- volume meningkat
- body candlestick makin besar
Ini menunjukkan momentum beli menguat. Tetapi jika keesokan harinya muncul candlestick merah panjang di area resistance, kamu perlu berhati-hati karena tekanan jual bisa kembali.
Kesimpulan
Candlestick hijau dan merah adalah dasar dari analisis teknikal. Hijau berarti harga naik, merah berarti harga turun. Dengan memahami struktur candlestick, body, dan wick, kamu bisa mendapatkan gambaran tentang siapa yang lebih dominan, pembeli atau penjual.
Jika kamu ingin mulai mempraktikkan analisis grafik dengan saham dan ETF AS sungguhan, kamu bisa coba di aplikasi Gotrade yang sudah terintegrasi dengan TradingView!
Kamu bisa melakukan analisis dengan tools modern dan mulai beli saham dengan US$1 saja. Yuk, download dan mulai trading dengan Gotrade yang dilengkapi TradingView, hari ini!
FAQ
- Apakah warna candlestick selalu hijau dan merah?
Umumnya ya, tetapi beberapa charting tool bisa mengubah warnanya sesuai preferensi pengguna. - Berapa timeframe terbaik untuk membaca candlestick?
Untuk pemula, timeframe 1 hari adalah yang paling mudah dipahami. - Apakah candlestick cukup untuk mengambil keputusan trading?
Sebaiknya digabungkan dengan tren, volume, dan level harga.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











