Untuk menghadapi ketidakpastian arah suku bunga, banyak investor menggunakan strategi laddering, metode klasik namun efektif untuk menjaga kestabilan imbal hasil dan likuiditas portofolio.
Nah, berikut Gotrade akan membahas apa itu laddering, bagaimana cara kerjanya, serta manfaatnya untuk menghadapi perubahan suku bunga dalam artikel berikut.
Apa Itu Laddering?
Laddering adalah strategi investasi di mana kamu membagi dana ke dalam beberapa instrumen dengan jangka waktu (maturity) berbeda.
Menurut Investopedia, tujuannya adalah untuk menciptakan “tangga waktu” yang memungkinkan sebagian dana jatuh tempo secara berkala, sehingga kamu bisa menyesuaikan strategi sesuai kondisi pasar terkini.
Strategi ini paling umum digunakan untuk obligasi dan deposito berjangka, tetapi prinsipnya juga bisa diterapkan pada jenis investasi lain seperti surat utang pemerintah, reksa dana pendapatan tetap, atau bahkan ETF fixed income.
Bayangkan kamu memiliki dana Rp100 juta. Daripada menempatkan semuanya di deposito 5 tahun, kamu bisa membaginya menjadi:
- Rp20 juta untuk tenor 1 tahun
- Rp20 juta untuk tenor 2 tahun
- Rp20 juta untuk tenor 3 tahun
- Rp20 juta untuk tenor 4 tahun
- Rp20 juta untuk tenor 5 tahun
Ketika deposito 1 tahun jatuh tempo, kamu bisa memilih untuk menarik dana atau menempatkannya kembali dengan suku bunga terbaru. Begitu seterusnya, sampai kamu selalu punya investasi yang jatuh tempo setiap tahun.
Cara Kerja Strategi Laddering
Konsep strategi laddering sangat sederhana, namun efeknya luar biasa dalam jangka panjang. Melansir Bankrate, berikut cara kerjanya:
- Menentukan total dana investasi
Tentukan berapa besar modal yang ingin kamu investasikan, misalnya Rp100 juta. - Membagi ke dalam beberapa tenor
Bagi dana ke beberapa periode jatuh tempo, seperti 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun. Setiap tenor menjadi “anak tangga” dalam strategi laddering. - Reinvestasi saat jatuh tempo
Ketika salah satu instrumen jatuh tempo, kamu bisa:- Mengambil dananya jika dibutuhkan, atau
- Menempatkan kembali (reinvest) pada tenor terpanjang untuk menjaga struktur “tangga” tetap berjalan.
- Menyesuaikan dengan suku bunga pasar
Laddering memungkinkan kamu terus memperbarui posisi investasi berdasarkan suku bunga terkini, tanpa harus menebak-nebak kapan waktu terbaik untuk masuk.
Dengan cara ini, kamu memiliki keseimbangan antara likuiditas dan return jangka panjang.
Manfaat Strategi Laddering
Melindungi dari risiko suku bunga
Jika suku bunga naik, sebagian instrumenmu yang jatuh tempo lebih cepat bisa segera diinvestasikan kembali dengan bunga lebih tinggi. Sebaliknya, jika bunga turun, kamu masih memiliki sebagian dana di investasi jangka panjang dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Strategi ini menciptakan semacam “hedging alami” terhadap volatilitas suku bunga.
Menjaga arus kas dan likuiditas
Dengan laddering, kamu tidak harus mengunci semua dana untuk jangka panjang. Karena ada bagian yang jatuh tempo secara berkala, kamu tetap memiliki fleksibilitas untuk menggunakan dana sesuai kebutuhan mendesak atau peluang baru.
Mengurangi risiko timing yang buruk
Banyak investor gagal karena berusaha menebak kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual obligasi. Laddering menghilangkan kebutuhan untuk menebak waktu, kamu selalu punya investasi yang bisa diperbarui kapan pun kondisi pasar berubah.
Meningkatkan potensi return jangka panjang
Dengan reinvestasi berkelanjutan, kamu bisa memanfaatkan perubahan tren suku bunga secara alami tanpa perlu terlalu aktif memantau pasar. Dalam jangka panjang, strategi ini dapat menghasilkan rata-rata return yang lebih stabil dan kompetitif.
Cocok untuk berbagai jenis investor
Baik kamu investor konservatif yang ingin stabilitas atau investor moderat yang ingin keseimbangan antara risiko dan imbal hasil, laddering bisa disesuaikan dengan profil risikomu.
Contoh Penerapan Laddering pada Obligasi dan Deposito
Obligasi
Seorang investor membeli:
- Obligasi pemerintah 2 tahun dengan yield 5%
- Obligasi korporasi 4 tahun dengan yield 6%
- Obligasi pemerintah 6 tahun dengan yield 6,5%
Setiap dua tahun, salah satu obligasi akan jatuh tempo. Investor bisa mengatur ulang portofolio sesuai kondisi pasar tanpa kehilangan peluang return jangka panjang.
Deposito
Investor dengan dana Rp500 juta bisa membuat lima deposito masing-masing Rp100 juta dengan tenor 1–5 tahun. Ketika deposito 1 tahun jatuh tempo, ia bisa menempatkan kembali dananya ke tenor 5 tahun yang mungkin menawarkan bunga lebih tinggi, menjaga struktur “tangga” tetap utuh.
Kekurangan Strategi Laddering
Walaupun strategi ini efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Return tidak maksimal saat bunga turun tajam. Karena sebagian dana masih terkunci di tenor panjang dengan bunga lama.
- Butuh disiplin untuk reinvestasi. Agar struktur tangga tetap berjalan, dana yang jatuh tempo sebaiknya tidak dihabiskan untuk konsumsi.
- Tidak cocok untuk investor yang ingin hasil instan. Laddering adalah strategi jangka menengah hingga panjang yang mengutamakan stabilitas dibanding spekulasi.
Siapa yang Cocok Menggunakan Laddering?
- Investor konservatif yang ingin kestabilan arus kas.
- Investor yang ingin menghindari risiko fluktuasi suku bunga ekstrem.
- Investor pensiun atau individu yang membutuhkan likuiditas berkala.
- Investor pemula yang ingin belajar mengelola portofolio secara terencana.
Kesimpulan
Laddering adalah strategi investasi yang membagi dana ke dalam beberapa instrumen dengan jangka waktu berbeda untuk menjaga likuiditas, mengurangi risiko fluktuasi suku bunga, dan menciptakan pendapatan stabil dari waktu ke waktu.
Dengan strategi laddering, kamu bisa menghadapi perubahan suku bunga tanpa harus menebak arah pasar. Pendekatan ini sederhana, terukur, dan bisa disesuaikan untuk instrumen apa pun, mulai dari obligasi hingga deposito.
Kalau kamu ingin menerapkan prinsip diversifikasi seperti laddering dalam skala global, kamu bisa diversifikasi portofolio via Gotrade, dengan beli saham AS hanya mulai dari 1 Dollar.
Kamu bisa membangun portofolio yang fleksibel, stabil, dan berdaya tahan terhadap gejolak ekonomi dunia.
FAQ
Apa manfaat utama strategi laddering?
Manfaat utamanya adalah menjaga likuiditas, melindungi dari risiko suku bunga, dan menciptakan pendapatan stabil tanpa perlu menebak arah pasar.
Apakah laddering hanya bisa digunakan untuk obligasi?
Tidak. Prinsip laddering juga bisa diterapkan pada deposito, reksa dana pendapatan tetap, atau instrumen lain yang memiliki jangka waktu berbeda.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











