Apa Itu Risk-On dan Risk-Off dan Faktor Pemicunya

Sentimen pasar berperan besar dalam menentukan arah pergerakan harga aset. Dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan perubahan suasana hati investor adalah risk-on dan risk-off.

Ketika pasar optimis dan ekonomi terlihat kuat, investor cenderung mengambil risiko lebih besar (risk-on). Sebaliknya, saat ketidakpastian meningkat, mereka beralih ke aset yang lebih aman (risk-off).

Memahami pola ini membantu investor menentukan strategi dan alokasi portofolio yang lebih cerdas. Simak penjelasan Gotrade berikut ini.

Definisi Risk-On

Risk-on adalah kondisi ketika investor bersikap optimis terhadap prospek ekonomi dan pasar keuangan.

Melansir Investopedia, dalam situasi ini, mereka lebih berani menempatkan dana pada aset berisiko tinggi dengan potensi return besar, seperti saham, komoditas, dan mata uang negara berkembang.

Biasanya, fase risk-on terjadi saat ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif, inflasi terkendali, dan kebijakan moneter longgar. Investor percaya bahwa kondisi pasar mendukung pertumbuhan perusahaan dan imbal hasil yang lebih tinggi.

Ciri-ciri periode risk-on

  • Indeks saham global seperti S&P 500, Nasdaq, dan Nikkei mengalami penguatan.
  • Yield obligasi pemerintah menurun karena minat terhadap aset aman berkurang.
  • Harga komoditas seperti minyak dan tembaga naik karena prospek permintaan membaik.
  • Mata uang berisiko seperti dolar Australia atau rupiah cenderung menguat terhadap dolar AS.

Contoh aset yang diuntungkan

  • Saham pertumbuhan (growth stocks): seperti Tesla, NVIDIA, dan Meta.
  • Komoditas industri: seperti tembaga dan minyak mentah.
  • Aset negara berkembang: seperti obligasi atau saham emerging markets.

Apa Itu Risk-Off

Sebaliknya, risk-off adalah fase ketika investor menghindari risiko dan memilih aset yang lebih aman.

Kondisi ini muncul saat ada ketidakpastian ekonomi, geopolitik, atau potensi resesi, masih dilansir dari Investopedia.

Dalam situasi risk-off, permintaan terhadap aset aman seperti obligasi pemerintah dan emas meningkat. Investor lebih fokus menjaga nilai modal daripada mengejar keuntungan besar.

Ciri-ciri periode risk-off

  • Pasar saham cenderung melemah karena investor menjual aset berisiko.
  • Yield obligasi naik karena permintaan tinggi terhadap surat utang pemerintah.
  • Nilai dolar AS dan yen Jepang biasanya menguat karena dianggap sebagai safe haven.
  • Harga minyak dan komoditas lain cenderung turun akibat kekhawatiran permintaan global.

Contoh aset yang diuntungkan

  • Obligasi pemerintah AS (Treasuries): karena dianggap paling aman di dunia.
  • Emas: menjadi lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi.
  • Mata uang safe haven: seperti dolar AS, yen Jepang, atau franc Swiss.

Faktor yang Memicu Pergeseran Antara Risk-On dan Risk-Off

1. Kebijakan moneter

Keputusan suku bunga oleh bank sentral, terutama The Fed, sangat memengaruhi sentimen pasar. Penurunan suku bunga biasanya memicu fase risk-on karena biaya pinjaman turun, sementara kenaikan suku bunga sering memicu risk-off karena menekan pertumbuhan ekonomi.

2. Data ekonomi global

Data seperti pertumbuhan PDB, inflasi, dan tingkat pengangguran dapat memicu perubahan sentimen. Data kuat mendorong risk-on, sementara data lemah atau sinyal resesi menimbulkan risk-off.

3. Geopolitik dan ketegangan global

Konflik geopolitik seperti perang atau krisis regional sering mempercepat transisi menuju risk-off. Investor global cenderung mencari keamanan di tengah ketidakpastian.

4. Pergerakan pasar obligasi

Lonjakan yield obligasi pemerintah sering diartikan sebagai peringatan inflasi atau risiko ekonomi, yang dapat mengubah arah sentimen dari risk-on menjadi risk-off.

Contoh Pergeseran Sentimen di Dunia Nyata

2020: Dari risk-off ke risk-on

Awal pandemi COVID-19 menyebabkan kepanikan global. Investor berbondong-bondong ke aset aman seperti emas dan dolar AS (fase risk-off). Namun, setelah stimulus besar-besaran dari pemerintah dan bank sentral, sentimen berubah menjadi risk-on, mendorong reli besar pada saham teknologi.

2022: Risk-off akibat kenaikan suku bunga

Saat inflasi global melonjak, The Fed dan bank sentral lainnya menaikkan suku bunga agresif. Pasar saham terkoreksi tajam, investor kembali ke obligasi pemerintah dan dolar AS, mencerminkan fase risk-off yang kuat.

Cara Menavigasi Fase Risk-On dan Risk-Off

1. Perhatikan indikator ekonomi utama

Pantau data makro seperti inflasi, suku bunga, dan laporan ketenagakerjaan. Ini memberi petunjuk arah sentimen pasar ke depan.

2. Gunakan diversifikasi aset

Dengan mengombinasikan aset berisiko (saham, ETF) dan aset aman (obligasi, emas), investor bisa menyeimbangkan risiko ketika pasar beralih dari risk-on ke risk-off.

3. Hindari keputusan emosional

Fase risk-off sering memicu ketakutan berlebihan, sementara risk-on bisa mendorong euforia. Investor bijak tetap disiplin terhadap strategi jangka panjang dan tidak terbawa arus pasar.

4. Gunakan ETF tematik atau sektor tertentu

ETF dapat membantu beradaptasi dengan perubahan sentimen. Misalnya, ETF teknologi cenderung naik saat risk-on, sementara ETF utilitas atau emas lebih tangguh saat risk-off.

Kesimpulan

Risk-on dan risk-off adalah dua kondisi penting yang mencerminkan perubahan sentimen pasar global. Saat ekonomi membaik dan investor optimis, fase risk-on mendominasi. Sebaliknya, ketika ketidakpastian meningkat, fase risk-off mengambil alih dan investor beralih ke aset aman.

Memahami pergeseran antara kedua kondisi ini membantu kamu menentukan strategi investasi yang lebih adaptif dan seimbang.

Kamu pun bisa mulai menyeimbangkan portofolio dengan diversifikasi. Coba investasi saham, ETF, dan options lewat Gotrade, lalu rasakan kemudahan membangun portofolio global mulai dari 1 dolar AS.

FAQ

Apa perbedaan utama antara risk-on dan risk-off?
Risk-on terjadi saat investor optimis dan memilih aset berisiko, sedangkan risk-off terjadi ketika investor menghindari risiko dan beralih ke aset aman.

Apakah investor bisa memanfaatkan pergantian fase risk-on dan risk-off?
Ya, dengan memahami indikator makro dan melakukan diversifikasi, investor dapat memanfaatkan perubahan sentimen untuk menyesuaikan strategi investasinya.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade