Bagi banyak trader yang tidak punya waktu untuk terus memantau pasar setiap jam, swing trading adalah salah satu strategi yang memungkinkan kamu menangkap pergerakan harga jangka menengah dari beberapa hari hingga minggu tanpa harus aktif setiap hari seperti day trader.
Melalui pendekatan yang lebih tenang namun tetap strategis, swing trader berfokus pada momen ketika tren baru mulai terbentuk dan berakhir sebelum tren tersebut melemah.
Artikel ini akan membahas apa itu swing trading, perbedaannya dengan day trading, serta tips praktis bagi pemula yang ingin mencobanya.
Definisi Swing Trading
Secara sederhana, swing trading adalah strategi trading yang bertujuan memanfaatkan fluktuasi harga jangka menengah (biasanya 3–10 hari kerja) untuk mendapatkan keuntungan.
Berbeda dari investasi jangka panjang, swing trader tidak menahan saham berbulan-bulan, tetapi juga tidak secepat day trader yang membuka dan menutup posisi di hari yang sama.
Tujuan utama swing trading adalah menangkap “ayunan” (swing) harga dari satu titik support ke resistance berikutnya atau sebaliknya, baik dalam tren naik maupun turun, dikutip dari Investopedia.
Perbedaan Swing Trading vs Day Trading
Meskipun sama-sama termasuk strategi aktif, swing trading memiliki perbedaan mendasar dibanding day trading:
| Aspek | Swing Trading | Day Trading |
|---|---|---|
| Durasi Posisi | Beberapa hari hingga minggu | Hanya dalam 1 hari |
| Frekuensi Transaksi | Rendah hingga sedang | Tinggi |
| Waktu Analisis | Bisa dilakukan di luar jam pasar | Harus real-time selama pasar buka |
| Cocok untuk Siapa | Trader dengan pekerjaan tetap atau waktu terbatas | Trader penuh waktu |
| Tujuan Utama | Menangkap tren jangka menengah | Memanfaatkan volatilitas harian |
Dengan kata lain, swing trader tidak perlu duduk di depan layar seharian.
Cukup menganalisis grafik harian di malam hari, lalu menyiapkan rencana entry dan exit sebelum pasar dibuka.
Strategi Dasar dalam Swing Trading
Untuk menjadi swing trader yang konsisten, kamu perlu memahami dasar-dasar analisis teknikal dan bagaimana memanfaatkan momentum pasar.
Berikut tiga elemen utama dalam strategi swing trading:
1. Identifikasi Tren
Langkah pertama adalah mengenali arah tren menggunakan alat bantu seperti:
- Moving Average (MA): Jika harga di atas MA 50 atau MA 100, tren jangka menengah cenderung bullish.
- Trendline: Garis diagonal yang membantu mengidentifikasi support dan resistance dinamis.
Swing trader hanya akan masuk posisi searah dengan tren, buy saat uptrend, atau short sell saat downtrend.
2. Tentukan Area Entry dan Exit
Setelah mengenali tren, tentukan area entry (beli) dan exit (jual) menggunakan:
- Support dan Resistance: Area harga penting tempat harga sering berbalik.
- Fibonacci Retracement: Untuk mencari titik koreksi sebelum tren berlanjut.
- Candlestick Pattern: Pola seperti bullish engulfing atau hammer bisa menjadi sinyal pembalikan yang kuat.
3. Gunakan Stop Loss dan Target Profit
Disiplin risiko adalah fondasi utama dalam swing trading. Pasang stop loss untuk membatasi kerugian dan tentukan target profit realistis sebelum membuka posisi.
Idealnya, gunakan risk/reward ratio minimal 1:2. Artinya, jika kamu siap rugi $100, maka potensi profit harus minimal $200.
Dengan cara ini, meski tidak semua posisi berhasil, hasil akhirnya tetap positif dalam jangka panjang.
Tips Untuk Pemula yang Ingin Mulai Swing Trading
Berikut beberapa tips praktis untuk kamu yang baru ingin memulai trading jangka menengah dengan pendekatan swing:
Gunakan Time Frame yang Tepat
Gunakan grafik harian (daily) untuk identifikasi tren utama dan grafik 4 jam (H4) untuk mencari titik entry lebih presisi.
Fokus pada Saham Likuid
Pilih saham dengan volume tinggi agar mudah masuk dan keluar posisi tanpa slippage besar. Saham-saham besar seperti AAPL, MSFT, atau NVDA sering jadi pilihan swing trader global.
Hindari Overtrading
Tidak perlu membuka posisi setiap hari. Tunggu sinyal jelas dari pasar; lebih baik sedikit tapi akurat daripada banyak tapi acak.
Catat Setiap Transaksi
Gunakan trading journal untuk mencatat setiap entry, exit, alasan keputusan, dan hasilnya.
Melansir Saxo, trader yang melakukan review mingguan cenderung memiliki performa lebih konsisten karena belajar dari kesalahan sebelumnya.
Kelebihan dan Kekurangan Swing Trading
Kelebihan:
- Tidak perlu memantau pasar seharian.
- Potensi profit lebih besar dibanding day trading karena menargetkan tren menengah.
- Lebih cocok untuk trader dengan jadwal padat.
Kekurangan:
- Risiko gap harga di luar jam pasar (terutama saham AS).
- Membutuhkan kesabaran dan disiplin menunggu sinyal.
- Potensi rugi bisa meningkat jika tidak menggunakan stop loss.
Kesimpulan
Swing trading adalah strategi trading jangka menengah yang fokus menangkap pergerakan harga dari satu ayunan ke ayunan berikutnya.
Strategi ini cocok untuk trader yang ingin aktif di pasar tanpa harus terus memantau harga setiap jam.
Dengan memahami tren, disiplin risiko, dan analisis teknikal dasar, swing trading bisa menjadi pendekatan yang stabil untuk membangun profit konsisten.
Kalau kamu ingin mulai belajar menjadi swing trader dan mempraktikkan strategi ini di saham-saham global seperti Apple, Tesla, atau NVIDIA, mulailah di Gotrade.
Platformnya memudahkan kamu menganalisis tren, memantau pergerakan, dan melakukan eksekusi dengan cepat, kapan pun, di mana pun. Download Gotrade apps lewat Play Store atau Apps Store sekarang!
FAQ
1. Berapa lama biasanya swing trader menahan posisi?
Biasanya antara 3 hari hingga 2 minggu, tergantung kekuatan tren.
2. Apakah swing trading cocok untuk pemula?
Ya, karena tidak memerlukan pemantauan pasar konstan dan lebih mudah diatur dengan pekerjaan utama.
3. Apakah swing trading bisa dilakukan di semua saham?
Bisa, asalkan saham tersebut likuid dan memiliki tren harga yang jelas.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











