Gejolak besar di perusahaan besar atau perbankan bisa memicu efek domino yang mengguncang seluruh pasar, bahkan seluruh perekonomian. Inilah yang disebut systemic risk.
Salah satu risiko paling berbahaya dalam dunia keuangan karena dapat mengganggu stabilitas sistem secara keseluruhan.
Artikel ini membahas apa itu systemic risk, bagaimana risiko ini muncul, serta bagaimana investor bisa lebih siap menghadapi ketidakpastian besar.
Apa Itu Systemic Risk?
Systemic risk adalah risiko yang memengaruhi seluruh sistem keuangan, bukan hanya satu perusahaan atau satu instrumen.
Menurut Investopedia, risiko sistemik terjadi ketika kegagalan satu lembaga atau satu elemen penting dapat memicu keruntuhan berantai yang memengaruhi ekonomi global.
Berbeda dengan risiko perusahaan (company-specific risk), systemic risk jauh lebih luas dan sulit dihindari karena menyangkut:
- Stabilitas perbankan
- Likuiditas pasar
- Regulasi keuangan
- Interkoneksi antarlembaga keuangan
- Sentimen makro dan global
Ketika risiko sistemik muncul, hampir semua aset bisa terkena dampaknya.
Contoh Kejadian Systemic Risk di Dunia Nyata
- Krisis Finansial Global 2008
Kebangkrutan Lehman Brothers menjadi pemicu kehancuran sistem perbankan global. Pasar saham jatuh, kredit macet meningkat, dan ekonomi dunia memasuki resesi besar. - Pandemi Covid-19 (2020)
Seluruh pasar global mengalami penurunan tajam karena ketidakpastian ekstrem. Permintaan global terhenti dan hampir semua sektor terpukul. - Krisis Utang Eropa (2011–2012)
Masalah utang negara seperti Yunani mengancam stabilitas ekonomi Uni Eropa dan sistem perbankannya. - Pengetatan moneter ekstrem
Ketika bank sentral menaikkan suku bunga dengan cepat, risiko sistemik dapat muncul karena likuiditas berkurang dan lembaga keuangan tertekan.
Semua contoh ini menunjukkan bahwa systemic risk berdampak luas dan sulit dihindari.
Penyebab Terjadinya Systemic Risk
Keterkaitan antar lembaga keuangan
Bank, hedge fund, dan institusi besar saling terhubung melalui pinjaman, derivatif, dan transaksi lain. Jika satu gagal, efeknya dapat menyebar cepat.
Leverage berlebihan
Ketika banyak lembaga menggunakan utang besar, pasar menjadi lebih rapuh. Penurunan kecil saja dapat memicu kegagalan masif.
Kurangnya likuiditas
Jika pasar tiba-tiba kehilangan likuiditas, investor kesulitan menjual aset yang membuat tekanan jual semakin besar.
Produk keuangan kompleks
Derivatif dan instrumen canggih dapat memperbesar risiko jika tidak diatur dengan baik.
Kepercayaan pasar runtuh
Sentimen negatif ekstrem dapat mendorong aksi jual besar-besaran sehingga pasar tidak stabil.
Dampak Systemic Risk Terhadap Investor
a. Turunnya seluruh portofolio
Bahkan saham terbaik seperti Apple, Microsoft, atau ETF besar sekalipun dapat ikut jatuh.
b. Lonjakan volatilitas
Harga aset bergerak tidak menentu dan ekstrem dalam waktu singkat.
c. Likuiditas menghilang
Investor sulit menjual aset tanpa menurunkan harga.
d. Panic selling
Ketakutan memicu aksi jual massal, memperburuk kondisi pasar.
e. Kerugian besar dalam waktu singkat
Systemic risk berbeda dari koreksi biasa. Dampaknya bisa puluhan persen dalam hitungan hari atau minggu.
Apakah Systemic Risk Bisa Dihindari?
Tidak sepenuhnya. Karena risiko ini terkait sistem keuangan global, investor tidak bisa melarikan diri dari pengaruhnya.
Namun systemic risk bisa dikelola dan dikurangi agar portofolio tidak terlalu rentan ketika krisis besar terjadi.
Cara Mengurangi Dampak Systemic Risk
Diversifikasi global
Jangan hanya menaruh dana di satu negara atau satu sektor. ETF global membantu menyebar risiko geografis dan industri.
Membangun “core portfolio” yang kuat
Fokus pada:
- ETF pasar luas
- Saham blue chip
- Sektor defensif (consumer staples, healthcare)
- Obligasi jangka pendek
Instrumen ini biasanya lebih tahan terhadap gejolak sistemik.
Hindari leverage tinggi
Pinjaman memperbesar potensi kerugian, terutama saat krisis sistemik.
Siapkan dana darurat
Dengan dana cadangan, kamu tidak terpaksa menjual aset saat pasar jatuh.
a. Gunakan strategi DCA
Investasi rutin setiap bulan membantu kamu bertahan dalam kondisi volatile.
b. Perhatikan indikator makro
Waspadai:
- Inflasi tinggi
- Kenaikan suku bunga agresif
- Gejolak geopolitik
- Lonjakan VIX
Indikator ini sering muncul sebelum risiko sistemik membesar.
Contoh Portofolio Tahan Systemic Risk
Misalnya kamu memiliki Rp 10 juta. Struktur berikut lebih defensif:
- 40 persen ETF pasar luas (broad market)
- 20 persen sektor defensif
- 20 persen saham blue chip
- 10 persen short-term bonds
- 10 persen cash equivalents
Tujuannya stabilitas, bukan mengejar return agresif.
Systemic Risk vs Market Risk: Apa Bedanya?
Banyak pemula bingung membedakan keduanya.
- Market Risk
Risiko pasar turun karena kondisi makro. Contoh: inflasi naik, suku bunga naik, resesi. - Systemic Risk
Risiko ketika seluruh sistem keuangan terancam kolaps. Contoh: kebangkrutan lembaga besar atau krisis global.
Semua systemic risk adalah market risk, tetapi tidak semua market risk bersifat sistemik.
Kesimpulan
Systemic risk adalah risiko yang dapat mengganggu seluruh sistem keuangan dan menyebabkan pasar jatuh secara luas. Risiko ini muncul akibat keterhubungan lembaga keuangan, leverage berlebihan, krisis likuiditas, atau guncangan makro besar.
Meskipun tidak bisa dihindari sepenuhnya, investor dapat mengelola risiko ini dengan diversifikasi yang tepat, membangun core portfolio, menghindari leverage, dan menjaga dana cadangan.
Jika kamu ingin mulai membangun portofolio global yang lebih stabil dalam menghadapi risiko sistemik, Gotrade Indonesia memungkinkan kamu berinvestasi saham dan ETF internasional mulai dari Rp 15.000.
Mulai dari instrumen yang kuat dan terdiversifikasi untuk melindungi portofoliomu dari gejolak besar.
FAQ
Apa itu systemic risk?
Risiko yang memengaruhi seluruh sistem keuangan, bukan hanya satu perusahaan atau sektor.
Apa penyebab utama systemic risk?
Keterhubungan antar lembaga keuangan, leverage tinggi, krisis likuiditas, dan ketidakpastian global.
Bagaimana mengurangi risiko sistemik?
Dengan diversifikasi global, core portfolio defensif, DCA, dan manajemen likuiditas yang baik.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











