Dalam dunia trading, ada satu prinsip klasik yang sering diucapkan para profesional: “The trend is your friend.” Ungkapan ini menjadi dasar dari salah satu strategi paling terkenal dan terbukti efektif selama puluhan tahun, yaitu trend following.
Strategi ini sederhana dalam konsep, tapi kuat dalam praktik. Alih-alih mencoba menebak puncak atau dasar harga, trader trend following fokus mengikuti arah pergerakan pasar yang sudah terbentuk.
Gotrade akan membahas pengertian, prinsip dasar, indikator yang umum digunakan, kelebihan dan risiko strategi trend following saham berikut ini.
Apa Itu Trend Following?
Trend following adalah strategi trading yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan mengikuti arah tren harga yang sedang berlangsung, baik tren naik (bullish) maupun tren turun (bearish).
Dalam pendekatan ini, trader tidak mencoba memprediksi kapan tren akan mulai atau berakhir. Sebaliknya, mereka akan masuk posisi setelah tren dikonfirmasi, dan keluar ketika tanda-tanda pembalikan muncul.
Misalnya, jika saham Apple terus menunjukkan kenaikan harga selama beberapa minggu dan menembus level resistensi penting, trader trend following akan membeli (go long) dan terus mempertahankan posisi selama tren naik berlanjut.
Sebaliknya, jika harga menunjukkan penurunan berkelanjutan di bawah moving average utama, trader bisa membuka posisi jual (short) untuk mengikuti tren turun.
Prinsip Dasar Strategi Trend Following
Ada tiga prinsip utama dalam strategi trend following yang wajib dipahami, melansir Investopedia:
1. Pasar bergerak dalam tren
Setiap pergerakan harga memiliki tiga fase: naik, turun, dan sideways (konsolidasi). Trend follower fokus hanya pada fase naik atau turun yang jelas.
2. Tidak ada yang bisa memprediksi pasar
Daripada mencoba menebak arah harga, trend follower menunggu konfirmasi tren berdasarkan data harga dan volume.
3. Biarkan profit berjalan, potong rugi cepat
Salah satu aturan emas trend following: cut your losses short and let your profits run. Artinya, segera keluar jika arah tren berbalik, tetapi biarkan posisi profit berkembang selama tren masih kuat.
Strategi ini mengutamakan disiplin dan pengendalian emosi, bukan kecepatan atau spekulasi.
Indikator Populer untuk Trend Following
Ada banyak alat analisis teknikal yang digunakan untuk mendeteksi tren. Berikut beberapa yang paling sering dipakai dalam trend following saham:
1. Moving Average (MA)
- Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA) membantu trader mengenali arah tren.
- Contoh umum: crossover antara MA 50 dan MA 200 (Golden Cross dan Death Cross) sebagai sinyal tren jangka panjang.
2. Average Directional Index (ADX)
ADX mengukur kekuatan tren, bukan arahnya. Nilai di atas 25 biasanya menunjukkan tren kuat, sedangkan di bawah 20 berarti pasar cenderung sideways.
3. MACD (Moving Average Convergence Divergence)
Indikator ini menunjukkan momentum tren melalui hubungan antara dua moving average. Ketika garis MACD memotong garis sinyal ke atas, itu menandakan potensi tren naik.
4. Trendline dan Channel
Garis tren visual membantu mengidentifikasi area support dan resistance yang membentuk pola naik atau turun.
5. Ichimoku Cloud
Sistem yang lebih kompleks, memberikan gambaran tren, momentum, dan level support/resistance dalam satu tampilan grafik.
Contoh Penerapan Trend Following
Contoh 1: Tren Naik pada Saham Teknologi
Seorang trader melihat saham Nvidia (NVDA) menembus level resistance dan EMA 50. Volume perdagangan meningkat, mengindikasikan momentum kuat. Trader membeli saham dan terus menahannya selama harga tetap di atas EMA 50, lalu menjual ketika sinyal reversal muncul.
Contoh 2: Tren Turun pada Pasar Bearish
Ketika indeks Nasdaq berada di bawah SMA 200 selama beberapa minggu, trader trend following bisa mengambil posisi short atau menunggu hingga tren berbalik naik sebelum kembali masuk.
Kelebihan Strategi Trend Following
- Objektif dan Sederhana
Tidak perlu prediksi rumit. Keputusan dibuat berdasarkan data teknikal yang terukur. - Memanfaatkan Momentum Pasar
Tren besar sering membawa pergerakan harga signifikan yang bisa dimanfaatkan untuk profit jangka menengah hingga panjang. - Mengurangi Emosi dalam Trading
Strategi berbasis aturan membuat trader lebih disiplin dan menghindari keputusan impulsif. - Cocok untuk Berbagai Aset
Bisa diterapkan pada saham, ETF, komoditas, hingga crypto. - Fleksibel untuk Berbagai Timeframe
Bisa digunakan baik oleh swing trader (jangka menengah) maupun investor jangka panjang.
Risiko dan Keterbatasan Trend Following
- Terlambat Masuk atau Keluar (Lagging)
Karena menunggu konfirmasi tren, trader sering masuk setelah sebagian pergerakan sudah terjadi. - Kerugian di Pasar Sideways
Saat pasar tidak memiliki arah jelas, sinyal trend following bisa menghasilkan banyak “false signal.” - Membutuhkan Kesabaran dan Disiplin Tinggi
Banyak trader gagal karena tidak sabar menunggu tren yang valid. - Risiko Drawdown Besar
Selama fase koreksi tajam, trader bisa mengalami penurunan nilai portofolio sebelum tren berlanjut. - Tidak Cocok untuk Semua Orang
Trader jangka pendek yang suka volatilitas tinggi mungkin merasa strategi ini terlalu lambat.
Kesimpulan
Trend following adalah strategi trading yang berfokus pada mengikuti arah pergerakan harga alih-alih menebaknya. Dengan menggunakan alat seperti moving average, MACD, dan ADX, trader bisa mengidentifikasi tren yang sedang berlangsung dan memanfaatkannya untuk profit.
Meskipun sederhana, strategi trend following menuntut disiplin tinggi, kesabaran, dan manajemen risiko yang kuat. Strategi ini cocok bagi investor yang ingin fokus pada probabilitas jangka panjang, bukan spekulasi jangka pendek.
Kalau kamu ingin mempraktikkan strategi trend following saham, mulailah dengan platform yang aman dan mudah digunakan, seperti Gotrade.
Dengan investasi saham via Gotrade, kamu bisa membeli saham global hanya mulai dari 1 Dolar AS, mengikuti tren pasar dunia dengan cara yang praktis, transparan, dan terjangkau.
FAQ
Apa itu trend following?
Trend following adalah strategi trading yang mengikuti arah tren harga pasar tanpa mencoba menebak titik balik.
Apakah strategi trend following cocok untuk pemula?
Ya, karena strateginya sederhana dan berbasis data. Namun tetap butuh disiplin dalam menjalankan aturan entry dan exit.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.