Dalam dunia trading, volatilitas adalah hal yang tidak bisa dihindari. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur seberapa besar risiko pergerakan harga saham adalah Average True Range (ATR).
Indikator ATR membantu trader memahami “seberapa jauh” harga biasanya bergerak dalam periode tertentu. Dengan informasi ini, trader dapat menyesuaikan stop loss, target profit, dan ukuran posisi agar tetap proporsional terhadap kondisi pasar.
Artikel ini akan membahas apa itu Average True Range, cara menghitungnya, dan bagaimana menggunakannya dalam strategi trading sehari-hari.
Definisi Average True Range (ATR)
Average True Range (ATR) adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur tingkat volatilitas pasar dalam periode waktu tertentu.
Melansir Investopedia, ATR tidak menunjukkan arah tren (naik atau turun), melainkan hanya menunjukkan seberapa aktif harga bergerak.
Semakin tinggi nilai ATR, semakin besar volatilitasnya. Sebaliknya, nilai ATR yang rendah menunjukkan pasar sedang tenang atau bergerak dalam kisaran sempit.
ATR banyak digunakan pada berbagai instrumen seperti saham, forex, dan komoditas untuk membantu trader menentukan jarak stop loss yang realistis dan target profit yang proporsional.
Cara Menghitung ATR
Rumus dasar ATR cukup sederhana dan dihitung berdasarkan tiga nilai utama:
- Current High - Current Low
Selisih antara harga tertinggi dan terendah pada periode saat ini. - |Current High - Previous Close|
Selisih antara harga tertinggi periode saat ini dan harga penutupan periode sebelumnya. - |Current Low - Previous Close|
Selisih antara harga terendah periode saat ini dan harga penutupan periode sebelumnya.
Dari ketiga nilai di atas, pilih nilai yang terbesar sebagai True Range (TR).
Kemudian, nilai ATR dihitung dengan rata-rata dari beberapa periode True Range, biasanya menggunakan 14 periode sebagai standar.
Rumus lengkap:
ATR = (TR₁ + TR₂ + ... + TR₁₄) / 14
Sebagai contoh, jika saham memiliki pergerakan rata-rata harian 2 dolar dalam 14 hari terakhir, maka ATR-nya adalah 2. Artinya, trader dapat memperkirakan bahwa harga cenderung bergerak kurang lebih 2 dolar per hari.
Fungsi ATR dalam Trading
ATR bukan hanya alat untuk mengukur volatilitas, tapi juga menjadi bagian penting dalam manajemen risiko dan strategi trading.
Melansir CFI, berikut beberapa fungsi utamanya:
1. Menentukan Stop Loss yang Adaptif
Salah satu kesalahan umum trader adalah menempatkan stop loss terlalu dekat, yang akhirnya terkena oleh fluktuasi harga kecil.
Dengan ATR, trader bisa menentukan jarak stop loss berdasarkan karakter volatilitas pasar saat itu.
Contohnya:
Jika ATR saham = $1, maka stop loss bisa ditempatkan 1.5–2 kali ATR di bawah harga entry.
- Entry: $50
- ATR: $1
- Stop loss: $50 - (2 × $1) = $48
Pendekatan ini memastikan stop loss tidak terlalu sempit dan memberi ruang cukup bagi harga untuk “bernapas”.
2. Menentukan Target Profit yang Realistis
Selain stop loss, ATR juga membantu menyesuaikan target profit. Jika ATR tinggi, artinya harga memiliki ruang gerak besar, sehingga target profit bisa lebih luas. Namun jika ATR rendah, target sebaiknya disesuaikan agar tidak terlalu ambisius.
3. Mengukur Risiko per Posisi
Trader dapat menyesuaikan ukuran lot atau jumlah modal per posisi berdasarkan volatilitas. Semakin tinggi ATR, semakin besar risiko, sehingga ukuran posisi bisa dikurangi untuk menjaga stabilitas portofolio.
4. Mengidentifikasi Fase Pasar
- ATR naik: menandakan volatilitas meningkat, sering terjadi di awal atau akhir tren besar.
- ATR turun: menandakan pasar sedang tenang atau konsolidasi.
Strategi Trading dengan ATR
1. ATR Stop Loss Strategy
Gunakan ATR untuk menentukan jarak stop loss dinamis yang mengikuti perubahan volatilitas.
- Ketika volatilitas naik (ATR tinggi), stop loss bisa diperlebar.
- Saat volatilitas turun, stop loss bisa diperketat agar keuntungan lebih cepat dikunci.
2. Breakout Confirmation
Ketika harga menembus level support atau resistance bersamaan dengan kenaikan ATR, hal ini bisa menjadi konfirmasi bahwa breakout tersebut valid, bukan false breakout.
3. Trailing Stop ATR
Beberapa trader menggunakan trailing stop berbasis ATR, di mana posisi akan otomatis ditutup ketika harga bergerak berlawanan sejauh kelipatan ATR tertentu. Ini membantu mengunci profit saat tren sudah berjalan jauh.
Contoh: trailing stop = 2 × ATR. Jika ATR = 1, maka trailing stop bergerak sejauh 2 poin dari harga tertinggi terakhir.
Kelebihan dan Keterbatasan ATR
Kelebihan:
- Adaptif terhadap kondisi pasar (tenang atau volatil).
- Mudah digunakan untuk manajemen risiko.
- Cocok untuk semua jenis instrumen dan timeframe.
Keterbatasan:
- Tidak menunjukkan arah tren.
- Perubahan ATR tidak selalu berarti perubahan arah pasar.
- Tidak cocok digunakan sendirian tanpa indikator pendukung seperti Moving Average atau MACD.
Tips Menggunakan ATR Secara Efektif
- Gunakan ATR bersama indikator tren untuk menghindari kesalahan interpretasi.
- Jangan pakai satu periode ATR untuk semua instrumen; sesuaikan dengan karakter volatilitas pasar.
- Gunakan ATR untuk mengatur position sizing agar risiko tetap proporsional.
- Kombinasikan dengan price action untuk memperkuat validasi entry dan exit.
Kesimpulan
Average True Range (ATR) adalah indikator penting untuk mengukur volatilitas dan mengelola risiko dalam trading.
Dengan memahami pergerakan rata-rata harga, trader bisa menempatkan stop loss dan target profit secara lebih rasional.
Setelah memahami cara kerja ATR, praktikkan langsung strategi ini lewat aplikasi Gotrade, kamu bisa membeli saham AS, ETF, hingga 600+ pilihan options dengan mudah dan aman.
FAQ
Apa fungsi utama indikator ATR?
ATR digunakan untuk mengukur volatilitas pasar dan membantu menentukan stop loss, target profit, serta ukuran posisi yang sesuai dengan kondisi pasar.
Apakah ATR cocok untuk pemula?
Ya, karena indikator ini sederhana dan efektif untuk melatih trader memahami dinamika risiko serta pergerakan harga yang wajar.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.