Banyak orang ingin mulai berinvestasi di pasar saham, tapi sering bingung dengan satu pertanyaan klasik: "Sebenarnya, berapa persen gaji yang ideal untuk investasi saham?"
Pertanyaan ini penting, karena investasi yang sehat bukan tentang siapa yang punya modal besar, tapi siapa yang konsisten dan disiplin mengalokasikan pendapatan.
Lewat artikel ini, Gotrade akan membahas panduan realistis tentang pembagian gaji, berapa persen yang sebaiknya kamu sisihkan untuk saham, hingga simulasi pertumbuhan jangka panjang yang bisa jadi motivasi.
Kenapa Perlu Rencana Alokasi Gaji?
Investasi saham bukan langkah pertama, tapi bagian dari rencana keuangan yang terstruktur. Sebelum menentukan berapa persen untuk investasi, pastikan kamu sudah punya:
- Dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran.
- Tidak ada utang konsumtif berbunga tinggi.
- Proteksi dasar seperti asuransi kesehatan.
Setelah keuangan dasar aman, barulah kamu bisa mulai berinvestasi secara rutin dari sebagian pendapatanmu.
Melansir CNBC, banyak ahli keuangan sepakat bahwa alokasi ideal investasi saham ada di kisaran 10–20% dari penghasilan bulanan.
Rumus Realistis: 10–20% dari Gaji
Kamu tidak perlu langsung menyisihkan angka besar. Yang penting adalah konsistensi. Berikut panduan realistis pembagian gaji untuk investor pemula:
| Kebutuhan | Persentase Rekomendasi |
|---|---|
| Kebutuhan hidup & transportasi | 50–60% |
| Tabungan & dana darurat | 10–15% |
| Investasi saham & instrumen lain | 10–20% |
| Hiburan & gaya hidup | 10–15% |
Contoh sederhana: Kalau gaji kamu Rp10 juta per bulan, maka:
- Rp1 juta untuk mulai investasi saham (10%).
- Rp1 juta lagi bisa ditambahkan untuk reksa dana, emas, atau ETF (diversifikasi).
Dengan Gotrade, kamu bisa mulai dari Rp15.000 saja, jadi bahkan 1% gaji pun sudah cukup untuk memulai. Tertarik? Yuk, download aplikasinya!
Simulasi Pertumbuhan Investasi
Sekarang bayangkan kamu menyisihkan Rp1 juta per bulan untuk investasi saham AS. Kita asumsikan rata-rata imbal hasil pasar seperti S&P 500 adalah 10% per tahun.
| Tahun ke- | Total Investasi (Rp) | Estimasi Nilai Akhir (10% p.a.) |
|---|---|---|
| 1 | 12 juta | 12,7 juta |
| 5 | 60 juta | 78 juta |
| 10 | 120 juta | 206 juta |
| 15 | 180 juta | 410 juta |
| 20 | 240 juta | 683 juta |
Dalam 20 tahun, modal Rp240 juta bisa tumbuh jadi hampir Rp700 juta, hanya dengan komitmen kecil setiap bulan. Itulah kekuatan compounding effect, atau efek bunga berbunga dari investasi jangka panjang.
Pentingnya Konsistensi dan Waktu
Banyak orang menunda investasi dengan alasan "nanti kalau gaji sudah cukup." Padahal, waktu adalah faktor paling berharga dalam dunia investasi.
Kalau kamu mulai di usia 25 tahun dan rutin menabung Rp1 juta per bulan selama 20 tahun, hasilnya bisa dua kali lipat dibanding orang yang baru mulai di usia 35 dengan nominal sama.
Mengapa? Karena uang kamu punya waktu lebih lama untuk tumbuh. Seperti kata pepatah investor terkenal Warren Buffett:
"The best time to invest was yesterday. The second best time is today."
Contoh Perbandingan Berdasarkan Persentase Gaji
Berikut simulasi sederhana dengan gaji Rp10 juta per bulan, return rata-rata 10% per tahun, dan periode 20 tahun:
| Persentase Gaji untuk Investasi | Investasi Bulanan | Nilai Akhir Setelah 20 Tahun |
|---|---|---|
| 5% | Rp500.000 | Rp341 juta |
| 10% | Rp1.000.000 | Rp683 juta |
| 20% | Rp2.000.000 | Rp1,36 miliar |
Kenaikan kecil dalam persentase investasi punya dampak besar terhadap hasil jangka panjang. Semakin cepat kamu mulai dan semakin besar porsi yang kamu sisihkan, semakin besar pula potensi pertumbuhan kekayaanmu.
Tips Mengatur Alokasi Investasi
- Gunakan prinsip "auto-invest": Atur agar sebagian gaji otomatis dialihkan ke rekening investasi setiap bulan agar kamu tidak tergoda untuk membelanjakannya.
- Mulai kecil, naikkan perlahan: Misalnya mulai 5% bulan ini, lalu tingkatkan 1% setiap 3 bulan hingga mencapai target 15–20%.
- Diversifikasi portofolio: Sebagian untuk saham, sebagian ke ETF atau reksa dana global seperti QQQ atau VOO di Gotrade.
- Hindari menebak pasar: Gunakan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA), beli saham rutin tiap bulan tanpa peduli harga sedang naik atau turun.
- Review tahunan: Evaluasi portofolio kamu setiap 12 bulan untuk memastikan tetap sesuai dengan tujuan dan profil risikomu.
Pola Pemikiran Investor yang Sehat
Investasi bukan soal menang cepat, tapi tumbuh stabil. Alih-alih menunggu nominal besar, fokuslah pada kebiasaan menyisihkan sebagian gaji secara rutin.
Pola pikir investor yang sehat meliputi:
- Fokus pada jangka panjang, bukan pergerakan harian.
- Mengutamakan disiplin daripada spekulasi.
- Melihat setiap setoran bulanan sebagai "benih kekayaan" masa depan.
Dalam 10–20 tahun, kebiasaan kecil ini bisa menjadi pembeda besar antara mereka yang hanya menabung dan mereka yang membangun kekayaan.
Kesimpulan
Tidak ada angka pasti untuk semua orang, tapi panduan realistis adalah 10–20% dari gaji untuk investasi saham. Mulailah dengan nominal kecil dan tambahkan seiring penghasilan meningkat.
Yang penting bukan seberapa besar kamu mulai, tapi seberapa konsisten kamu melakukannya. Lewat Gotrade apps, kamu bisa mulai dari Rp15.000, berinvestasi di saham-saham global seperti Apple, Microsoft, dan ETF populer seperti S&P 500, semua dari satu aplikasi.
Mulai investasi dan biarkan gajimu tumbuh untuk masa depan!
FAQ
1. Berapa persen gaji yang ideal untuk investasi saham?
Umumnya 10–20% dari pendapatan bulanan, tergantung kondisi keuangan dan tujuan investasi kamu.
2. Apa pentingnya investasi rutin meski kecil?
Konsistensi membangun efek compounding, makin lama kamu investasi, makin besar potensi hasilnya.
3. Apakah investasi saham cocok untuk pemula?
Cocok, apalagi lewat aplikasi seperti Gotrade yang memungkinkan investasi mulai dari nominal kecil dan akses ke saham global.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











