Saat memilih saham, banyak investor pemula hanya melihat pertumbuhan harga, tren jangka pendek, atau rekomendasi orang lain. Padahal ada satu metrik penting yang sering diabaikan, yaitu drawdown.
Analisis drawdown membantu kamu memahami seberapa besar penurunan maksimum yang pernah dialami suatu saham, serta apakah risikonya sesuai dengan profil investasimu.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan panduan lengkap tentang analisis drawdown, cara mengeceknya pada saham-saham US, dan bagaimana memakainya untuk menilai risiko sebelum membeli.
Apa Itu Drawdown?
Drawdown adalah penurunan nilai maksimum dari puncak harga ke titik terendah dalam suatu periode.
Contoh sederhana:
- Saham naik ke harga US$100.
- Lalu jatuh ke US$60.
- Drawdown = 40 persen.
Drawdown memberi gambaran tentang risiko nyata yang mungkin dialami investor, bukan sekadar volatilitas harian.
Manfaat Analisis Drawdown
Analisis drawdown memberikan pandangan lebih realistis sebelum membeli saham. Melansir Corporate Finance Institute, berikut beberapa manfaatnya:
Menilai ketahanan saham dalam krisis
Apakah saham turun sedikit atau anjlok dalam? Ini membantumu menentukan apakah saham tersebut cocok untuk jangka panjang.
Membandingkan risiko antar saham
Dua saham dengan return serupa bisa memiliki risiko yang sangat berbeda.
Membantu menentukan alokasi
Saham dengan drawdown besar sebaiknya tidak mengambil porsi terlalu besar di portofolio.
Mengukur kesabaran dan psikologimu sendiri
Kalau kamu tidak nyaman dengan penurunan 30–50 persen, pilih saham yang lebih stabil.
Cara Mengecek Max Drawdown Saham US
Berikut cara mudah mengecek drawdown menggunakan platform publik atau data yang mudah ditemukan.
1. Gunakan Chart di Platform Publik
Kamu bisa mengecek drawdown secara manual melalui grafik di:
- TradingView
- Yahoo Finance
- Google Finance
- MarketWatch
Cara manual:
- Lihat titik tertinggi harga (peak).
- Lihat titik terendah setelah peak itu (trough).
- Gunakan rumus: Drawdown = (Peak – Trough) / Peak × 100 persen.
Contoh: Peak US$180 → turun ke US$120 → drawdown 33 persen.
2. Cek Drawdown dalam Periode Besar
Saham US biasanya dianalisis dalam beberapa periode:
- drawdown 1 tahun
- drawdown 3–5 tahun
- drawdown saat crash besar (2020, 2022, 2008 untuk saham lama)
Ini membantumu melihat perilaku saham di pasar baik maupun buruk.
3. Gunakan Indikator “Drawdown” di TradingView
TradingView menyediakan indikator drawdown otomatis yang menampilkan:
- penurunan harian
- penurunan mingguan
- penurunan maksimum di periode yang dipilih
Ini membuat analisis lebih akurat tanpa perhitungan manual. Nah, Gotrade sudah terintegrasi dengan TradingView yang memungkinkanmu untuk melakukan analisis drawdown dengan mudah!
Yuk, download dan mulai trading dengan aman bersama Gotrade Indonesia, klik tombol di bawah!
4. Bandingkan Drawdown Dengan Benchmark
Gunakan S&P 500 atau Nasdaq sebagai benchmark.
Contoh:
- Saham A: drawdown maksimum 65 persen.
- S&P 500: drawdown maksimum 34 persen.
Artinya Saham A lebih berisiko dibanding pasar secara keseluruhan.
Cara Menggunakan Drawdown Untuk Menilai Risiko Saham
1. Pastikan drawdown sesuai profil kamu
Jika kamu sering panik ketika portofolio turun 20 persen, hindari saham dengan drawdown historis 50 persen.
2. Gunakan drawdown untuk menentukan ukuran posisi
Semakin besar drawdown historis, semakin kecil porsi yang sebaiknya diberikan.
Contoh:
- Saham defensif: porsi 15–20 persen.
- Saham volatile: porsi 3–5 persen.
3. Gunakan drawdown untuk memfilter saham growth yang terlalu agresif
Banyak saham growth populer pernah mengalami drawdown 60–90 persen. Drawdown ekstrem bukan berarti saham jelek, tetapi perlu disesuaikan dengan toleransimu.
4. Bandingkan drawdown antar saham sejenis
Contoh sektor teknologi:
- Apple: drawdown historis lebih kecil.
- Meta dan Tesla: pernah alami drawdown lebih besar.
- Nvidia: drawdown besar tetapi pertumbuhan tinggi.
Kamu bisa memilih yang seimbang antara risiko dan return.
Contoh Analisis Drawdown Dengan Saham AS
Misalkan kamu ingin menganalisis Tesla (TSLA).
- Peak 2021: sekitar US$414 (adjusted).
- Trough 2022: sekitar US$101.
- Drawdown = 75 persen.
Ini berarti investor harus tahan terhadap penurunan ekstrem jika membeli di puncak.
Tetapi saham seperti Apple (AAPL) memiliki drawdown historis lebih kecil, sekitar 30–40 persen, sehingga cenderung lebih stabil.
Cara Meminimalkan Risiko Drawdown
1. Gunakan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)
DCA membantu mengurangi risiko beli di puncak.
2. Diversifikasi ETF + saham individual
ETF seperti S&P 500 memiliki drawdown historis lebih terkendali dibanding saham individual.
3. Gunakan ukuran posisi kecil untuk saham volatile
Portofolio tetap aman meski salah langkah.
4. Hindari beli saat euforia ekstrem
Saham yang naik terlalu tinggi sering mengalami drawdown besar saat sentimen berubah.
5. Fokus pada fundamental
Perusahaan dengan pendapatan stabil cenderung memiliki drawdown lebih kecil.
Kesimpulan
Analisis drawdown adalah langkah penting untuk memahami seberapa besar risiko yang harus kamu tanggung saat membeli saham. Dengan mengecek drawdown historis menggunakan chart, indikator otomatis, atau membandingkan dengan benchmark, kamu dapat menilai apakah sebuah saham cocok dengan profil risikomu.
Menggabungkan drawdown dengan strategi seperti diversifikasi dan DCA akan membuat portofoliomu lebih tahan terhadap volatilitas pasar.
Kalau kamu ingin mulai berinvestasi pada saham dan ETF AS sambil mempraktikkan analisis risiko seperti drawdown, maka download Gotrade yang sudah terintegrasi TradingView!
FAQ
- Apakah semua saham punya drawdown?
Ya. Bahkan saham blue-chip pun bisa mengalami penurunan besar dalam kondisi tertentu. - Apakah drawdown bisa memprediksi masa depan?
Tidak. Drawdown hanya memberikan gambaran risiko historis, bukan jaminan pola sama terulang. - Berapa drawdown ideal?
Tidak ada angka universal, tetapi semakin kecil drawdown historis, semakin stabil suatu saham.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











