Banyak investor pemula bersemangat membeli saham Amerika Serikat karena potensi keuntungannya yang besar. Namun, sebagian belum benar-benar paham cara menghitung profit saham dengan benar, termasuk selisih harga (capital gain), dividen, hingga kurs dolar ke rupiah.
Padahal, memahami cara menghitung return saham sangat penting agar kamu tahu seberapa efisien investasimu bekerja.
Makanya, di artikel ini, Gotrade akan membahas rumus dasar menghitung profit, contoh perhitungan nyata, dan cara membedakan antara gross serta net return.
Kenapa Perlu Tahu Cara Menghitung Return?
Tujuan investasi bukan sekadar punya saham, tapi menghasilkan imbal hasil (return) yang maksimal dengan risiko yang bisa kamu kendalikan. Dengan memahami cara menghitung return, kamu bisa:
- Mengevaluasi kinerja portofolio kamu secara objektif.
- Membandingkan hasil investasi antar saham atau ETF.
- Mengetahui kapan saat yang tepat untuk take profit atau menambah posisi.
Melansir Investopedia, return saham terdiri dari dua komponen utama:
- Capital gain: keuntungan dari selisih harga beli dan jual.
- Dividend yield: keuntungan dari pembagian dividen.
Gabungan keduanya disebut total return, yaitu gambaran lengkap dari profit yang kamu peroleh.
Rumus Dasar Menghitung Profit Saham
Berikut rumus sederhana yang bisa kamu pakai:
1. Capital Gain (%)
Rumus Capital Gain = [(Harga Jual - Harga Beli) / Harga Beli] × 100
Rumus ini menunjukkan seberapa besar kenaikan harga saham dari saat kamu membeli hingga menjualnya.
Contoh: Kamu membeli saham Apple (AAPL) seharga $150 per lembar, lalu menjualnya di harga $180 per lembar.
Maka:
= [(180 - 150) / 150] × 100 = 20% capital gain.
Artinya, kamu mendapatkan keuntungan 20% dari perubahan harga saham saja, belum termasuk dividen.
2. Dividend Yield (%)
Rumus Dividend Yield = (Dividen per Saham / Harga Beli) × 100
Yield menunjukkan berapa persen keuntungan yang kamu peroleh dari dividen tahunan dibanding harga beli saham.
Misalnya, Apple membayar dividen tahunan $1 per saham dan kamu membelinya di harga $150:
= (1 / 150) × 100
= 0,67% dividend yield
Meskipun terlihat kecil, dividen ini bisa bertambah besar seiring kamu menambah jumlah saham atau jika perusahaan meningkatkan pembayarannya setiap tahun.
3. Total Return (%)
Rumus total return = Capital Gain + Dividend Yield
Total return memberikan gambaran utuh dari profit keseluruhan kamu.
Menggunakan contoh di atas:
- Capital gain = 20% dan Dividend yield = 0,67%.
- Maka total return = 20,67% per tahun (belum termasuk kurs).
Contoh Nyata: Investasi Saham Apple
Mari kita lihat contoh lengkap perhitungannya dalam skenario realistis bagi investor Indonesia:
Kamu membeli saham Apple (AAPL) senilai $1.000 saat kurs USD/IDR = Rp15.000. → Total modal kamu = Rp15.000.000.
Setahun kemudian, harga naik 15% menjadi $1.150, dan Apple membayar dividen $6 per tahun (sekitar 0,6%).
Kurs dolar juga menguat menjadi Rp15.500.
Langkah 1: Hitung capital gain dalam dolar.
= ($1.150 - $1.000) / $1.000 × 100 = 15%.
Langkah 2: Tambahkan dividend yield.
= 15% + 0,6% = 15,6% total return dalam USD.
Langkah 3: Ubah ke rupiah (efek kurs).
Nilai investasi kamu sekarang: $1.150 × Rp15.500 = Rp17.825.000.
Keuntungan rupiah = Rp17.825.000 - Rp15.000.000 = Rp2.825.000 (18,8%).
Hasil akhirnya naik lebih tinggi karena dolar juga menguat terhadap rupiah. Artinya, kamu tidak hanya untung dari sahamnya, tapi juga dari apresiasi mata uang.
Gross Return vs Net Return
Saat menghitung profit, banyak investor lupa memperhitungkan biaya-biaya tambahan.
Padahal, net return adalah angka sesungguhnya yang kamu terima setelah dikurangi semua biaya.
1. Gross Return
Gross return adalah total keuntungan sebelum dikurangi biaya apapun. Rumusnya sama seperti di atas (capital gain + yield).
2. Net Return
Net return adalah keuntungan bersih setelah dikurangi:
- Biaya transaksi (fee beli dan jual).
- Pajak dividen (biasanya 10–15% di AS).
- Biaya konversi mata uang, jika berlaku.
Contoh: Jika kamu mendapat total return 20% dan biaya transaksi + pajak totalnya 2%, maka net return = 18%.
Dengan begitu, kamu tahu hasil bersih yang benar-benar masuk ke kantong kamu.
Tips Evaluasi Return untuk Investasi Jangka Panjang
Gunakan rata-rata tahunan (CAGR)
Jika kamu menyimpan saham lebih dari setahun, gunakan rumus Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk melihat pertumbuhan rata-rata per tahun.
Rumusnya: CAGR = [(Nilai Akhir / Nilai Awal)^(1 / Jumlah Tahun)] - 1
Perhatikan yield dividen stabil
Saham dengan yield konsisten seperti Johnson & Johnson (JNJ) atau Procter & Gamble (PG) bisa memberi aliran pendapatan pasif jangka panjang.
Hitung dalam mata uang yang sama
Jika kamu berinvestasi di saham AS, pantau hasil dalam USD, lalu baru konversikan ke rupiah. Ini membantu kamu memahami kinerja sebenarnya tanpa bias kurs.
Gunakan Gotrade untuk tracking otomatis
Aplikasi Gotrade menampilkan profit/loss real-time dan total return kamu dalam USD dan rupiah, jadi kamu tidak perlu menghitung manual.
Kesimpulan
Menghitung profit saham tidak sulit jika kamu tahu komponennya, capital gain, dividend yield, dan efek kurs. Dengan memahami rumus dasar dan membedakan antara gross dan net return, kamu bisa menilai performa portofolio dengan lebih akurat.
Jangan hanya fokus pada angka harga, tapi pahami bagaimana seluruh faktor. harga saham, dividen, biaya, dan nilai tukar, berperan dalam hasil akhir investasimu.
FAQ
1. Apa itu capital gain dalam saham?
Capital gain adalah keuntungan dari selisih antara harga beli dan harga jual saham.
2. Apa perbedaan gross dan net return?
Gross return adalah total keuntungan sebelum biaya, sedangkan net return sudah dikurangi pajak dan biaya transaksi.
3. Bagaimana menghitung total return saham?
Total return = capital gain + dividend yield, lalu sesuaikan dengan kurs jika kamu berinvestasi lintas mata uang.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.
