Banyak trader pemula menempatkan stop loss secara acak, lalu bingung ketika harga menyentuh level tersebut dan kembali berbalik naik. Padahal stop loss yang efektif harus ditempatkan berdasarkan struktur pasar, terutama candlestick dan area harga yang relevan.
Dengan memahami stop loss candle, kamu dapat menentukan titik keluar yang lebih logis dan menghindari stop loss yang terlalu ketat atau terlalu jauh.
Struktur candlestick memberikan petunjuk tentang tekanan beli dan jual. Dengan memanfaatkan low wick, range candle, dan swing point, kamu bisa menyusun stop loss yang lebih akurat serta sesuai dinamika pasar.
Mengapa Stop Loss Berbasis Candlestick Lebih Efektif?
Stop loss (SL) tidak boleh ditempatkan sembarangan. Menurut Investopedia, level SL yang terlalu dekat membuat kamu sering terkena "tersenggol" oleh noise. Sementara itu, SL yang terlalu jauh membuat risiko per posisi membesar.
Stop loss yang mengikuti struktur pasar membantu menjaga konsistensi dan mencegah keputusan emosional. Banyak trader harian mengandalkan candlestick untuk menentukan titik keluar karena candle merepresentasikan reaksi nyata pelaku pasar.
Dengan pendekatan candlestick, SL ditempatkan berdasarkan bukti, bukan tebakan.
Komponen Candlestick yang Digunakan untuk Stop Loss
Untuk membuat stop loss berbasis struktur candle, ada tiga komponen utama, melansir Investopedia:
1. Low wick atau shadow bawah
Menunjukkan area yang sudah dites pasar tetapi berhasil ditolak oleh pembeli.
2. Range candle
Menentukan ruang gerak normal harga. Range yang besar memberi ruang lebih luas untuk SL.
3. Swing point
Merupakan titik balik harga yang sering menjadi acuan support atau resistance.
Ketiga komponen ini membentuk dasar teknik stop loss candlestick yang lebih terukur.
Cara Mengatur Stop Loss Berdasarkan Struktur Candlestick
1. Stop Loss di Bawah Low Wick
Teknik paling umum adalah menempatkan stop loss di bawah shadow bawah candle yang menjadi acuan entry.
Cara menerapkan
Pilih candle sinyal seperti pin bar atau bullish engulfing. Cari posisi low wick pada candle tersebut. Tempatkan SL sedikit di bawah low wick. Ini memberikan ruang bagi fluktuasi kecil tanpa membuat SL mudah tersentuh.
Kapan digunakan
Saat entry berdasarkan pembalikan arah. Saat candle sinyal muncul di support kuat.
Contoh
Jika low wick berada di 100 dolar, SL dapat ditempatkan di sekitar 99,5 dolar.
2. Stop Loss Berdasarkan Range Candle
Teknik ini menggunakan tinggi-rendah candle sebagai acuan ruang gerak harga.
Cara menerapkan
Hitung range candle (high minus low). Tempatkan SL sebesar 50 sampai 100 persen dari range di bawah entry. Pendekatan ini menjaga SL agar tidak terlalu ketat.
Kapan digunakan
Saat entry momentum, seperti breakout. Saat candle besar muncul pada tren jelas.
Contoh
Jika candle memiliki high 110 dan low 105, range = 5 dolar. SL dapat ditempatkan 5 dolar di bawah entry atau sedikit lebih kecil sesuai toleransi risiko.
3. Stop Loss Berdasarkan Swing Point
Swing point adalah titik tertinggi atau terendah dari area pembalikan harga.
Cara menerapkan
Cari swing low untuk posisi buy. Tempatkan SL di bawah swing low. Untuk posisi sell, tempatkan SL di atas swing high. Swing point mewakili struktur pasar yang sering dipantau banyak trader sehingga menjadi acuan yang kuat.
Kapan digunakan
Saat trading mengikuti tren. Saat entry berdasarkan pullback.
Contoh
Jika swing low berada di 98 dolar, SL ditempatkan di bawahnya, misalnya 97,5 dolar.
Bagaimana Memilih Teknik SL yang Tepat
1. Sesuaikan dengan gaya trading
Day trader cenderung memakai low wick, sedangkan swing trader memakai swing point.
2. Pertimbangkan volatilitas saham
Saham berfluktuasi besar membutuhkan SL lebih longgar.
3. Pastikan rasio risiko-keuntungan masuk akal
Jika SL terlalu jauh, target harus sepadan agar risikonya wajar.
4. Jangan memindahkan SL secara emosional
SL boleh digeser hanya jika struktur candle berubah, bukan karena takut rugi.
Contoh Kasus Penggunaan Stop Loss Berbasis Candlestick
Misalnya saham bergerak naik dari 50 ke 55 lalu membentuk candle bullish besar.
Situasi
- Low wick: 53
- Range candle: 2 dolar
- Swing low terakhir: 51
Pilihan SL:
- Di bawah low wick: SL 52,9
- Berdasarkan range: SL 53 minus 2 dolar = 51
- Di bawah swing point: SL sedikit di bawah 51
Trader dapat memilih berdasarkan timeframe dan toleransi risiko.
Kesalahan Umum Saat Menentukan Stop Loss Candle
1. Menempatkan SL terlalu dekat dengan candle sinyal
Ini membuat SL sering terkena noise.
2. Tidak mempertimbangkan struktur pasar
Hanya melihat candle tanpa memeriksa swing point bisa berbahaya.
3. Mengubah SL tanpa alasan teknikal
Perubahan SL seharusnya mengikuti struktur baru, bukan emosi.
4. Mengabaikan volatilitas
Saham berbeda memiliki range yang berbeda.
Kesimpulan
Stop loss berbasis candlestick membantu trader menempatkan SL lebih tepat karena didasarkan pada struktur pasar, bukan asumsi.
Dengan menggunakan low wick, range candle, dan swing point, pemula dapat melindungi modal sekaligus menjaga kualitas entry dan exit. Pendekatan ini sederhana namun sangat efektif untuk menjaga disiplin.
Siap melatih teknik stop loss dengan modal kecil? Melalui Gotrade, kamu bisa membeli saham AS mulai dari 1 dolar, deposit mulai 5 dolar, dan trading 24 jam/5 hari.
Cocok untuk latihan membaca candlestick dan menerapkan stop loss secara langsung.
FAQ
1. Apa itu stop loss berbasis candlestick?
Stop loss yang ditempatkan berdasarkan struktur candle seperti low wick, range candle, dan swing point.
2. Metode mana yang paling cocok untuk pemula?
Teknik low wick dan swing point adalah yang paling mudah dipahami.
3. Apakah stop loss harus selalu mengikuti candle?
Tidak selalu, tetapi teknik ini membantu membuat SL lebih logis dibanding menebak angka secara acak.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











