Banyak trader pemula sering bingung membedakan apakah pasar sedang benar-benar turun atau hanya mengalami koreksi biasa. Padahal, memahami pola lower low dan lower high adalah cara paling dasar untuk membaca struktur tren turun secara objektif. Dua pola ini membantu trader menilai kekuatan seller, mengenali potensi kelanjutan tren, dan menentukan area entry yang lebih aman.
Artikel ini akan membahas cara menggunakan lower low dan lower high dalam analisis tren, lengkap dengan ciri-ciri, contoh pergerakan harga, serta penerapannya dalam strategi trading sehari-hari.
Definisi Lower Low dan Lower High
Dalam tren turun, harga bergerak membentuk rangkaian titik puncak yang makin rendah dan titik dasar yang makin rendah.
Menurut Wealthsimple, pola lower high menunjukkan buyer semakin lemah, sementara lower low mengonfirmasi seller mendominasi pasar. Market structure seperti lower low dan lower high menjadi dasar analisis tren karena lebih objektif dibanding indikator teknikal kompleks.
Ciri-Ciri Lower High
Lower high adalah puncak harga baru yang lebih rendah dari puncak sebelumnya. Tanda-tanda utamanya:
- Harga memantul tetapi tidak mencapai high sebelumnya. Buyer masuk sebentar tetapi gagal mendorong harga lebih tinggi.
- Volume naik saat harga mulai turun kembali. Menandakan seller kembali dominan.
- Terlihat jelas pada struktur rangkaian lower high. Jika puncak terus turun, tren semakin kuat.
Ciri-Ciri Lower Low
Lower low adalah dasar harga baru yang lebih rendah dari low sebelumnya. Tanda-tanda umumnya:
- Harga terus turun melewati dasar sebelumnya. Ini sinyal kelanjutan tren turun.
- Candle bearish dominan saat breakdown. Kekuatan seller meningkat.
- Volume meningkat saat harga menembus support. Penembusan support menandai kelanjutan tren.
Cara Menggunakan Lower Low dan Lower High dalam Analisis Tren
Memahami dua pola ini membantu trader menilai struktur tren dan membuat rencana entry exit lebih terukur.
Menentukan apakah pasar benar-benar downtrend
Cara termudah membaca tren: Jika harga membentuk: Lower high dan lower low, maka tren turun masih valid. Tanpa lower low baru, tren mulai melemah.
Menentukan titik entry yang lebih aman
Trader biasanya masuk posisi mengikuti tren, bukan melawan tren.
- Entry ideal: Entry sell ketika harga memantul dari lower high dan entry sell setelah harga breakdown membentuk lower low baru.
Lower high adalah area entry favorit karena risiko kecil dan reward besar.
Menentukan level stop loss
Stop loss ideal dalam strategi tren turun adalah di atas lower high atau di atas resistance kecil. Jika harga naik dan menembus lower high, struktur downtrend patah.
Menentukan target profit berdasarkan lower low berikutnya
Trader tren sering menggunakan lower low sebagai target.
Contoh: Jika harga turun melewati support dan membentuk lower low di 95, maka target berikutnya berada di area support historis seperti 92 atau 90.
Menggunakan struktur harga membuat target lebih objektif.
Menghindari entry buy terlalu cepat
Trader pemula sering mencoba “buy the dip”, padahal pasar masih downtrend. Dengan membaca struktur lower high dan lower low, trader bisa menghindari entry buy prematur.
- Aturan sederhana: Selama lower high dan lower low masih muncul, hindari buy besar.
Mengonfirmasi reversal tren
Reversal hanya valid jika struktur berubah.
Syarat reversal dari downtrend ke uptrend: Tidak ada lower low baru, harga menembus lower high, dan harga membentuk higher low pertama.
Jika tiga kondisi ini terpenuhi, tren turun mulai berbalik.
Contoh Praktis Penggunaan Lower Low dan Lower High
Misalnya saham XYZ bergerak sebagai berikut:
- High pertama: 160
- Low: 140
- Naik ke 150 (lower high)
- Turun ke 135 (lower low)
- Naik ke 145 (lower high)
- Turun ke 130 (lower low)
Struktur ini menunjukkan downtrend kuat. Trader yang mengikuti tren biasanya: Entry sell di 145 (lower high), target di 130 (lower low baru), dan stop loss di 150. Dengan mengikuti struktur, risiko lebih terukur.
Risiko Menggunakan Lower Low dan Lower High
Meski efektif, ada beberapa risiko:
- False breakout: Harga menembus low lama tetapi kembali naik.
- Sideways market: Struktur tidak jelas sehingga lower high sering palsu.
- Dipengaruhi oleh berita: Contohnya berita besar dapat mematahkan struktur dalam hitungan menit.
- Timeframe terlalu kecil: Noise pasar membuat pola sulit dibaca.
Tips Agar Analisis Lower Low dan Lower High Lebih Akurat
- Gunakan timeframe besar: Timeframe daily lebih jelas dibanding 5 menit.
- Gabungkan dengan volume: Volume mengonfirmasi kekuatan seller.
- Gunakan garis trendline: Lower high sering memantul dari trendline turun.
- Tunggu candle konfirmasi: Pin bar bearish atau engulfing memperkuat sinyal entry.
Kesimpulan
Lower low dan lower high adalah fondasi membaca tren turun dalam analisis teknikal. Pola ini menunjukkan bahwa seller mengendalikan pasar dan tren masih berlanjut selama struktur puncak dan dasar terus menurun.
Dengan memahami cara menggunakan pola ini untuk entry, stop loss, target, dan identifikasi reversal, trader dapat membuat keputusan yang lebih terukur dan disiplin.
Ingin belajar membaca tren dengan modal kecil? Trading saham AS di Gotrade mulai 1 dolar, deposit mulai 5 dolar, dan pelajari struktur lower low serta lower high dalam grafik real time 24 jam selama 5 hari.
FAQ
- Lower low dan lower high adalah apa?
Lower low adalah dasar lebih rendah, sedangkan lower high adalah puncak lebih rendah dalam tren turun. - Bagaimana menentukan entry dengan pola ini?
Entry sell ideal di lower high atau setelah lower low baru terbentuk. - Kapan tren turun dianggap selesai?
Ketika harga berhenti membentuk lower low dan menembus lower high, lalu membentuk higher low.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











