Banyak trader pemula sudah tahu tentang stop-loss, tetapi belum memahami teknik yang lebih dinamis yaitu trailing stop. Trailing stop membantu kamu melindungi keuntungan dengan cara menyesuaikan batas stop-loss seiring kenaikan harga.
Dengan teknik ini, profit bisa terus berjalan mengikuti tren naik, tetapi kamu tetap terlindungi jika harga tiba-tiba berbalik.
Artikel ini membahas apa itu trailing stop, cara kerjanya, dan bagaimana menggunakannya secara efektif sebagai bentuk take profit dinamis.
Mengenal Trailing Stop
Trailing stop adalah stop-loss yang bergerak mengikuti kenaikan harga. Jika harga naik, batas stop-loss ikut bergerak naik. Jika harga turun, batas ini tidak bergerak dan akan menutup posisi ketika harga menyentuhnya.
Menurut Investopedia, trailing stop adalah alat yang membantu trader mempertahankan profit tanpa harus memantau pasar terus-menerus. Trailing stop bekerja sebagai mekanisme otomatis untuk mengunci keuntungan sekaligus membatasi kerugian. Teknik ini cocok untuk trader yang ingin menjaga profit dalam tren naik tanpa menentukan target tetap.
Cara Kerja Trailing Stop dalam Trading
Trailing stop berfungsi seperti “rem fleksibel” yang menyesuaikan dengan pergerakan harga. Berikut cara kerjanya menurut Deriv:
- Tetapkan jarak trailing: Misalnya 5 persen dari harga. Jika harga naik, stop-loss bergerak naik 5 persen di bawahnya.
- Stop hanya bergerak satu arah: Trailing stop naik saat harga naik, tetapi tidak turun ketika harga turun.
- Ketika harga berbalik: Jika harga turun dan menyentuh trailing stop, posisi otomatis ditutup.
- Profit otomatis terkunci: Karena trailing stop mengikuti harga, profit yang sudah tercapai terlindungi. Ini membuat trailing stop menjadi alat yang ideal untuk trader yang ingin mengikuti tren jangka pendek maupun menengah.
Contoh Praktis Penggunaan Trailing Stop
Misalkan kamu membeli saham di harga 100 dolar. Jika kamu pasang trailing stop 10 persen:
- Saat harga naik ke 110, trailing stop naik ke 99.
- Saat harga naik ke 120, trailing stop naik ke 108.
- Jika harga turun ke 108, posisi otomatis ditutup.
Kamu tetap mengambil keuntungan meski harga tidak mencapai target yang kamu bayangkan.
Keuntungan Menggunakan Trailing Stop
- Mengunci profit otomatis: Trailing stop membantu kamu mengamankan keuntungan tanpa perlu sell manual.
- Mengurangi keputusan emosional: Ketika pasar volatil, trailing stop membuat kamu tetap disiplin.
- Cocok untuk tren naik: Saat pasar bullish, trailing stop mengikuti pergerakan harga dan menjaga posisi tetap hidup.
- Tidak perlu menebak puncak harga: Sebagian besar trader salah saat mencoba menebak kapan harus take profit. Trailing stop menyelesaikan masalah itu dengan mekanisme dinamis.
Risiko dan Kelemahan Trailing Stop
Terpental oleh volatilitas
Jika trailing terlalu ketat, harga dapat menyentuh stop meskipun tren masih sehat.
Tidak cocok untuk saham yang sangat fluktuatif
Saham ber-volatil tinggi bisa memicu stop terlalu cepat.
Beda strategi untuk tiap timeframe
Trailing untuk swing trading berbeda dari intraday trading.
Harus menyesuaikan jarak trailing
Trailing terlalu jauh membuat proteksi kurang efektif, terlalu dekat membuat posisi cepat tertutup.
Cara Menentukan Jarak Trailing Stop yang Ideal
Tidak ada angka “pasti”, tetapi ada panduan umum yang dapat digunakan.
1. Berdasarkan persentase
Misalnya 5 sampai 10 persen untuk saham besar. Untuk saham yang lebih volatil, trailing bisa diperlebar menjadi 15 sampai 20 persen.
2. Berdasarkan level teknikal
Gunakan:
- Moving average
- Support dinamis
- ATR (Average True Range)
ATR banyak dipakai karena mempertimbangkan volatilitas.
3. Berdasarkan timeframe:
- Trader harian: trailing kecil (1 sampai 3 persen)
- Swing trader: trailing menengah (5 sampai 15 persen)
- Investor jangka panjang: trailing lebih lebar (10 sampai 25 persen)
Tips Menggunakan Trailing Stop dengan Efektif
- Jangan terlalu ketat: Trailing stop terlalu dekat membuat kamu mudah “keluar terlalu cepat”.
- Sesuaikan dengan volatilitas saham: Saham teknologi sering butuh trailing lebih lebar dibanding sektor defensif.
- Gunakan trailing setelah harga naik cukup jauh: Jangan langsung pasang trailing sejak entry pertama. Tunggu sampai harga naik stabil.
- Gabungkan dengan tren harga: Trailing stop paling efektif saat saham berada dalam momentum naik.
- Jangan ubah trailing ke bawah: Trailing stop hanya boleh bergerak naik. Jika kamu turunkan trailing, fungsi melindungi profit hilang.
Contoh Strategi Trailing Stop untuk Pemula
Misalkan kamu membeli ETF teknologi:
- Entry: 50 dolar
- Harga naik ke 55
- Pasang trailing 5 persen. Trailing stop berada di 52,25
- Jika harga naik ke 60, trailing stop naik ke 57.
- Jika harga turun ke 57, posisi ditutup dengan profit terkunci. Strategi ini menjaga disiplin tanpa harus selalu memantau grafik.
Kesimpulan
Trailing stop adalah alat yang membantu trader melindungi keuntungan dengan cara menyesuaikan batas stop-loss secara dinamis mengikuti kenaikan harga.
Teknik ini sangat berguna dalam tren naik, mengurangi keputusan emosional, dan memastikan profit terkunci tanpa harus menentukan target harga pasti.
Dengan jarak trailing yang tepat dan strategi yang konsisten, trailing stop bisa menjadi alat manajemen risiko yang sangat efektif.
Mau mempraktikkan trailing stop sambil membangun portofolio global?
Melalui aplikasi Gotrade Indonesia, kamu bisa trading saham 24 jam dan mulai dengan modal Rp15.000.
Cocok untuk pemula yang ingin belajar manajemen risiko sambil berinvestasi secara bertahap.
FAQ
Apa itu trailing stop?
Stop-loss dinamis yang bergerak mengikuti kenaikan harga untuk mengamankan keuntungan.
Apakah trailing stop cocok untuk pemula?
Ya, trailing stop membantu menjaga disiplin dan mengurangi keputusan emosional.
Berapa jarak trailing yang ideal?
Tergantung volatilitas. Umumnya 5 sampai 15 persen untuk swing trading.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











