Dalam praktik investasi dan trading, kesalahan sering kali bukan berasal dari kurangnya data, melainkan dari cara otak memproses data tersebut. Bias investasi membuat keputusan terlihat rasional di permukaan, tetapi sebenarnya dipengaruhi emosi, asumsi lama, atau kepercayaan diri berlebihan. Tanpa disadari, bias ini bisa merusak konsistensi hasil dan kualitas pengambilan keputusan.
Artikel ini membahas cara menghindari bias saat memilih saham secara praktis, dengan fokus pada mental trading yang lebih objektif dan disiplin, terutama terkait bias umum seperti overconfidence dan anchoring.
Penyebab Adanya Bias saat Investasi Saham
Pasar saham penuh ketidakpastian. Di tengah informasi yang tidak lengkap, otak manusia cenderung mencari jalan pintas agar bisa mengambil keputusan lebih cepat. Jalan pintas inilah yang sering memunculkan bias.
Bias investasi tidak selalu terasa seperti kesalahan. Justru sering terasa “masuk akal”, karena selaras dengan keyakinan atau pengalaman masa lalu. Masalahnya, pasar terus berubah, sementara bias membuat kita bereaksi dengan pola lama yang belum tentu relevan.
Memahami bias bukan untuk menghilangkan emosi sepenuhnya, tetapi untuk mencegah emosi mengambil alih proses seleksi saham.
Cara Menghindari Bias saat Memilih Saham
Merangkum laman CleverIM, berikut adalah ragam cara praktisnya:
1. Sadari bahwa semua investor punya bias
Langkah pertama adalah menerima bahwa bias tidak bisa dihindari sepenuhnya. Bahkan investor berpengalaman tetap memilikinya.
Kesadaran ini membuat kamu lebih waspada terhadap keputusan yang terasa “terlalu yakin”.
2. Batasi overconfidence dengan data, bukan opini
Overconfidence muncul ketika kamu terlalu percaya pada analisis sendiri atau hasil trading sebelumnya. Bias ini sering membuat proses screening dan seleksi saham menjadi longgar.
Gunakan data sederhana seperti tren, struktur harga, dan risk-reward untuk menantang keyakinan pribadi sebelum masuk posisi.
3. Waspadai anchoring pada harga atau opini lama
Anchoring terjadi ketika kamu terpaku pada harga beli, harga tertinggi sebelumnya, atau opini awal tentang sebuah saham. Akibatnya, kamu sulit menilai saham secara objektif saat kondisi berubah.
Bias ini bisa dihindari dengan bertanya: “Jika saya belum punya saham ini, apakah saya masih akan memilihnya hari ini?”
4. Gunakan checklist sebelum memilih saham
Checklist membantu memindahkan keputusan dari emosi ke proses.
Dengan kriteria yang sama untuk setiap saham, ruang bias bisa dipersempit.
Checklist sederhana sering lebih efektif daripada analisis yang terlalu kompleks.
5. Pisahkan fase analisis dan eksekusi
Banyak bias muncul saat analisis bercampur dengan keinginan untuk segera entry. Memisahkan waktu analisis dan eksekusi membantu keputusan lebih tenang.
Memberi jeda singkat sering kali cukup untuk menurunkan dorongan impulsif.
6. Evaluasi keputusan, bukan hanya hasil
Profit tidak selalu berarti keputusan benar, dan loss tidak selalu berarti salah. Jika evaluasi hanya fokus pada hasil, bias akan semakin menguat.
Evaluasi proses membantu kamu mengenali pola bias yang berulang.
7. Batasi paparan noise dan opini berlebihan
Terlalu banyak opini dari media sosial, grup diskusi, atau headline bisa memperkuat bias tertentu.
Informasi yang berlebihan sering membuat keputusan semakin emosional.
Selektif terhadap sumber informasi membantu menjaga objektivitas.
8. Gunakan position sizing untuk menetralkan emosi
Ukuran posisi yang terlalu besar memperkuat bias dan emosi. Dengan sizing yang wajar, kamu lebih mampu berpikir jernih saat memilih saham.
Mental trading yang stabil sering dimulai dari risiko yang terkontrol.
9. Biasakan menulis alasan masuk dan keluar
Mencatat alasan memilih saham membantu mengungkap bias yang tersembunyi. Saat membaca ulang, kamu bisa melihat apakah keputusan didasarkan pada data atau asumsi.
Trading journal adalah alat refleksi yang sangat efektif.
Bias yang Paling Mengganggu Proses Pemilihan Saham
Melansir Investopedia, berikut adalah tiga bias investasi yang harus kamu waspadai.
1. Overconfidence setelah beberapa kali profit
Profit beruntun sering membuat standar seleksi menurun tanpa disadari.
2. Anchoring pada saham favorit
Saham yang “disukai” sering diperlakukan berbeda dari saham lain, meski datanya sama.
3. Confirmation bias
Hanya mencari informasi yang mendukung pendapat sendiri dan mengabaikan sinyal risiko.
Kesimpulan
Bias investasi adalah bagian alami dari proses pengambilan keputusan, tetapi bisa dikelola dengan sistem yang tepat.
Dengan checklist, pemisahan analisis dan eksekusi, serta evaluasi berbasis proses, bias seperti overconfidence dan anchoring dapat diminimalkan.
Mental trading yang sehat bukan soal selalu benar, tetapi soal membuat keputusan yang konsisten dan objektif.
Dengan dukungan data real-time dari aplikasi Gotrade, yang sudah terintegrasi TradingView, kamu bisa memantau saham secara transparan!
Investor dan trader bisa membangun kebiasaan memilih saham yang lebih rasional dan berkelanjutan. Yuk, download aplikasi dan mulai trading.
FAQ
1. Apakah bias investasi bisa dihilangkan sepenuhnya?
Tidak, tetapi bisa dikendalikan dengan sistem dan disiplin.
2. Bias mana yang paling sering dialami trader pemula?
Overconfidence dan FOMO biasanya paling dominan.
3. Apakah checklist benar-benar membantu mengurangi bias?
Ya, karena memaksa keputusan berbasis kriteria, bukan emosi.
4. Apakah mental trading sepenting analisis teknikal?
Sama pentingnya, karena mental memengaruhi cara analisis dijalankan.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











