Banyak orang sudah mulai menyusun rencana keuangan jangka panjang, tetapi masih belum sepenuhnya memahami apakah langkah yang diambil bebas dari unsur riba. Karena itu, memahami cara menghindari riba menjadi bagian penting dari perencanaan keuangan yang bertanggung jawab.
Bukan hanya bagi investor, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin membangun perencanaan keuangan yang sehat, berkelanjutan, dan selaras dengan nilai Islam.
Dengan pemahaman yang tepat, rencana keuangan dapat disusun secara lebih tenang dan terarah. Makanya, simak pemaparan selengkapnya dari Gotrade Indonesia di bawah ini.
Riba dalam Keuangan Modern
Riba secara umum merujuk pada tambahan yang disyaratkan dalam transaksi pinjam-meminjam tanpa adanya aktivitas produktif yang mendasarinya. Dalam praktik modern, riba sering muncul dalam bentuk bunga pinjaman atau imbal hasil yang bersifat pasti tanpa risiko usaha.
Menurut laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), riba termasuk praktik yang dilarang karena berpotensi menimbulkan ketidakadilan dan ketimpangan dalam transaksi keuangan.
Pemahaman ini penting agar seseorang tidak hanya fokus pada hasil finansial, tetapi juga pada proses memperoleh hasil tersebut.
Dalam konteks perencanaan keuangan, riba bisa muncul secara tidak sadar jika tidak dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap produk keuangan yang digunakan.
Cara Menghindari Riba dalam Rencana Keuangan
1. Identifikasi sumber riba
Langkah awal untuk menghindari riba adalah mengidentifikasi sumbernya dalam rencana keuangan pribadi.
Banyak orang terjebak riba bukan karena niat, tetapi karena kurang memahami struktur produk keuangan.
Beberapa sumber riba yang umum ditemui antara lain bunga kartu kredit, bunga pinjaman konsumtif, dan imbal hasil tetap dari instrumen keuangan tertentu.
Melansir Dewan Nasional Keuangan Inklusif, bunga yang dikenakan tanpa keterkaitan dengan aktivitas usaha produktif termasuk dalam kategori riba.
Dengan mengidentifikasi sumber ini, seseorang dapat mulai menyusun ulang rencana keuangan secara lebih sadar.
2. Kelola utang dengan prinsip syariah
a. Utang konsumtif berbunga
Utang konsumtif berbunga sering menjadi sumber riba paling umum dalam kehidupan sehari-hari.
Cicilan dengan bunga tetap atau denda keterlambatan dapat memberatkan kondisi keuangan dan tidak sejalan dengan prinsip syariah.
Dalam perencanaan keuangan, penting untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Mengurangi ketergantungan pada utang berbunga membantu menjaga arus kas tetap sehat.
b. Alternatif pengelolaan utang
Pendekatan syariah mendorong pengelolaan utang secara lebih bijak. Jika utang tidak dapat dihindari, pastikan skema yang digunakan sesuai prinsip syariah, seperti akad jual beli atau kerja sama yang jelas.
Selain itu, membangun dana darurat dapat mengurangi kebutuhan berutang di masa depan.
Dana ini berfungsi sebagai penyangga saat terjadi kondisi tak terduga.
3. Gunakan alternatif keuangan syariah
Salah satu cara efektif menghindari riba adalah beralih ke produk dan layanan keuangan syariah.
Saat ini, alternatif syariah semakin beragam dan mudah diakses.
Dalam perbankan, produk syariah menggunakan akad yang berbeda dari sistem bunga. Dalam investasi, investasi syariah menekankan kepemilikan aset nyata dan bagi hasil.
Dikutip dari pedoman Corporate Finance Institute, pendekatan ini membantu menciptakan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil.
Memilih alternatif syariah bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga tentang membangun sistem keuangan yang lebih transparan.
4. Susun rencana keuangan tanpa ketergantungan bunga
Perencanaan keuangan yang bebas riba menuntut pendekatan yang lebih terstruktur.
Mulailah dengan menyusun anggaran yang realistis, mengatur prioritas pengeluaran, dan menargetkan tujuan keuangan jangka pendek serta panjang.
Mengalokasikan dana untuk tabungan, dana darurat, dan investasi halal membantu menciptakan keseimbangan.
Dengan perencanaan yang matang, kebutuhan akan produk berbunga dapat ditekan secara bertahap.
Pendekatan ini membutuhkan disiplin, tetapi memberikan ketenangan dalam jangka panjang.
5. Evaluasi produk keuangan secara berkala
Produk keuangan dan kondisi pribadi dapat berubah seiring waktu.
Karena itu, evaluasi berkala menjadi bagian penting dari rencana keuangan.
Pastikan produk yang digunakan tetap sesuai prinsip syariah dan tujuan keuangan.
Perubahan kebijakan, biaya, atau struktur produk bisa memengaruhi kepatuhan syariah suatu layanan.
Evaluasi rutin membantu menjaga rencana keuangan tetap relevan dan konsisten.
Kesimpulan
Cara menghindari riba dalam perencanaan keuangan dimulai dari pemahaman yang benar tentang riba itu sendiri. Dengan mengidentifikasi sumber riba, mengelola utang secara bijak, dan memilih alternatif keuangan syariah, rencana keuangan dapat disusun dengan lebih tenang dan bertanggung jawab.
Perencanaan keuangan bebas riba bukan berarti membatasi diri, tetapi mengarahkan keuangan pada jalur yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Jika kamu ingin mulai mengelola investasi dan keuangan sesuai prinsip syariah dengan akses ke instrumen global yang relevan, kamu bisa mempelajarinya melalui Gotrade.
Dengan pendekatan yang praktis dan transparan, Gotrade mendukung perencanaan keuangan yang lebih terukur.
FAQ
1. Apakah semua bunga termasuk riba?
Dalam prinsip syariah, bunga yang ditetapkan tanpa aktivitas usaha produktif termasuk riba.
2. Apakah mungkin menyusun rencana keuangan tanpa riba sepenuhnya?
Mungkin, dengan perencanaan bertahap dan pemilihan produk syariah yang tepat.
3. Apakah investasi syariah bebas dari risiko?
Tidak, tetapi risikonya dikelola dengan prinsip syariah dan transparansi.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











