Dalam tren pasar saham, harga bukan satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan. Melalui analisis volume, trader pun dapat menilai apakah sebuah tren benar-benar kuat dan berpotensi berlanjut, atau justru mulai melemah dan berisiko berbalik arah.
Pasalnya volume atau jumlah transaksi yang terjadi dalam periode tertentu, sering kali menjadi "suara pasar" yang mengonfirmasi seberapa kuat arah pergerakan harga.
Artikel ini akan membahas cara menggunakan analisis volume untuk menilai kekuatan tren pasar, membaca validitas pergerakan harga, dan menemukan sinyal konfirmasi yang penting dalam trading volume.
Mengapa Volume Penting dalam Analisis Tren
Volume menunjukkan tingkat partisipasi dan minat investor terhadap suatu saham. Semakin tinggi volume, semakin besar kepercayaan pasar terhadap arah pergerakan harga. Sebaliknya, tren yang terbentuk dengan volume kecil cenderung rapuh dan mudah berbalik.
Melansir Investopedia, volume adalah indikator utama yang digunakan untuk mengonfirmasi tren, karena setiap kenaikan atau penurunan harga yang signifikan seharusnya disertai lonjakan volume agar dianggap valid.
Cara Menggunakan Volume untuk Menilai Kekuatan Tren Pasar Saham
1. Tren Naik yang Kuat Harus Didukung Volume Tinggi
Dalam tren naik (uptrend) yang sehat, harga saham akan naik bersamaan dengan peningkatan volume.
Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak pembeli aktif mendukung kenaikan harga.
Tanda-tandanya:
- Harga membuat higher high dan higher low baru.
- Volume meningkat saat harga naik.
- Volume sedikit menurun saat harga terkoreksi (healthy pullback).
Artinya, momentum beli kuat dan tren kemungkinan besar akan berlanjut.
Contoh: Jika sebuah saham naik dari $350 ke $370 dengan volume melonjak 40% di atas rata-rata, maka tren naik tersebut valid.
Namun, jika kenaikan terjadi dengan volume menurun, itu bisa jadi hanya koreksi teknikal sementara.
2. Tren Turun yang Kuat Dikonfirmasi oleh Volume Jual Besar
Kebalikannya, pada tren turun (downtrend), tekanan jual yang kuat biasanya disertai volume tinggi.
Ketika harga terus mencetak lower low dan lower high dengan peningkatan volume, itu pertanda dominasi penjual semakin besar.
Tanda-tandanya:
- Volume meningkat saat harga turun.
- Volume melemah saat harga naik sementara (dead cat bounce).
Artinya, tren bearish masih kuat dan belum ada tanda pembalikan signifikan.
3. Perhatikan Volume Spike Sebagai Tanda Perubahan Tren
Terkadang, lonjakan volume ekstrem (volume spike) bisa menandakan awal atau akhir tren pasar saham.
Volume yang melonjak drastis di area support atau resistance sering kali menandakan pergeseran kekuatan antara buyer dan seller.
Contoh:
- Lonjakan volume di area support → potensi reversal naik.
- Lonjakan volume di area resistance → potensi reversal turun atau profit-taking.
Namun, tidak semua volume spike berarti pembalikan. Pastikan ada konfirmasi candle (misalnya hammer, engulfing, atau doji) untuk memperkuat analisis.
4. Gunakan Indikator Volume untuk Membaca Tren Lebih Dalam
Selain membaca volume mentah di grafik, kamu juga bisa memanfaatkan indikator volume analysis untuk memperjelas arah kekuatan pasar.
a. On-Balance Volume (OBV)
Menggabungkan harga dan volume untuk menunjukkan apakah uang sedang masuk (buying pressure) atau keluar (selling pressure).
- OBV naik, maka aliran dana masuk (bullish).
- OBV turun, artinya aliran dana keluar (bearish).
b. Volume Moving Average (VMA)
Rata-rata volume selama periode tertentu. Jika volume saat ini jauh di atas VMA, tren harga cenderung kuat dan valid.
c. Volume Oscillator
Mengukur perbedaan antara dua rata-rata volume. Nilai positif menunjukkan peningkatan minat pasar, sedangkan nilai negatif menunjukkan melemahnya momentum.
5. Kombinasikan Volume dengan Price Action
Volume menjadi lebih bermakna saat dikombinasikan dengan price action, pergerakan harga aktual di grafik.
Kombinasi yang sering digunakan trader:
- Breakout + Volume tinggi untuk menilai sinyal kuat bahwa harga akan melanjutkan tren baru.
- Breakout + Volume rendah melihat sinyal lemah dan berisiko false breakout.
- Reversal pattern + Volume tinggi untuk konfirmasi perubahan arah yang valid.
Contoh: Jika sebuah saham menembus resistance $480 dengan lonjakan volume dua kali lipat dari rata-rata, peluang tren naik berlanjut lebih besar daripada breakout dengan volume tipis.
6. Waspadai Divergence antara Volume dan Harga
Divergence terjadi ketika harga dan volume bergerak ke arah berbeda, sinyal awal potensi perubahan tren.
- Bullish divergence: harga turun tapi volume meningkat → pembeli mulai masuk diam-diam.
- Bearish divergence: harga naik tapi volume menurun → kenaikan mulai kehilangan tenaga.
Trader berpengalaman sering menggunakan divergence sebagai peringatan untuk memperketat stop loss atau mengambil sebagian profit.
Kesimpulan
Menilai kekuatan tren pasar saham tidak bisa hanya berdasarkan harga. Analisis volume memberi gambaran nyata tentang seberapa solid dukungan pasar terhadap tren tersebut.
Jika harga bergerak searah dengan volume yang meningkat, tren cenderung valid dan berlanjut. Sebaliknya, jika volume melemah, waspadai potensi pembalikan arah.
Jika kamu ingin belajar membaca volume dan tren pasar langsung lewat grafik real-time, saatnya mulai trading di Gotrade.
Platformnya mudah digunakan, lengkap dengan indikator volume dan data saham global, cocok untuk trader pemula maupun berpengalaman.
FAQ
1. Apa itu volume dalam trading saham?
Volume adalah jumlah total saham yang diperdagangkan dalam periode waktu tertentu dan menunjukkan tingkat aktivitas pasar.
2. Bagaimana volume membantu mengonfirmasi tren?
Jika harga naik disertai volume tinggi, tren naik dianggap valid. Sebaliknya, tren naik dengan volume rendah bisa menandakan kelemahan.
3. Apakah volume analysis bisa digunakan untuk semua jenis saham?
Ya, volume dapat dianalisis di semua saham, terutama saham dengan likuiditas tinggi agar hasilnya lebih akurat.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











