7 Checklist untuk Memilih Saham sebelum Buy the Dip

Saat harga saham turun, banyak investor langsung berpikir, “Waktunya buy the dip!”. Strategi ini memang populer, tetapi juga berbahaya jika dilakukan tanpa analisis. Tidak semua penurunan adalah kesempatan membeli saham bagus dengan harga diskon. Kadang penurunan itu merupakan tanda masalah fundamental yang lebih besar.

Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan panduan praktis untuk memilih saham yang benar-benar layak di-buy the dip, lengkap dengan indikator sederhana agar kamu tidak terjebak membeli saham yang justru sedang memasuki tren turun panjang.

Kenapa Strategi Buy the Dip Bisa Menjebak?

Buy the dip adalah strategi membeli saham ketika harganya sedang turun, dengan asumsi penurunan ini hanya sementara dan harga akan kembali naik dalam jangka panjang.

Strategi ini bukan tentang “membeli saham yang sedang jatuh”, tetapi membeli saham berkualitas ketika sedang undervalued sementara.

Namun, banyak pemula membeli saham hanya karena harga turun. Padahal, melansir Saxo:

  • saham buruk bisa turun terus
  • saham hype bisa jatuh karena valuasi berlebihan
  • saham kecil rawan tidak kembali ke harga sebelumnya
  • penurunan akibat masalah fundamental tidak akan pulih cepat

Tanpa screening yang benar, buy the dip bisa berubah menjadi catching a falling knife.

Checklist: Saham yang Layak Buy the Dip

Gunakan daftar berikut sebelum memutuskan apakah suatu saham benar-benar layak dibeli saat turun.

1. Periksa kualitas bisnis (Quality Stocks)

Buy the dip paling aman dilakukan pada quality stocks. Ciri utamanya:

  • pendapatan dan laba stabil
  • arus kas operasional kuat
  • neraca sehat (utang terkendali)
  • perusahaan punya keunggulan kompetitif
  • bisnis tahan siklus ekonomi

Perusahaan seperti Apple, Microsoft, atau Coca-Cola cenderung pulih lebih cepat setelah koreksi.

2. Pastikan penurunan tidak disebabkan fundamental buruk

Ini bagian paling penting. Tanya diri kamu:

  • apakah penurunan disebabkan earnings buruk?
  • apakah manajemen memberikan outlook lemah?
  • apakah ada masalah hukum, keamanan data, atau penurunan permintaan?
  • apakah terjadi perubahan industri yang merugikan perusahaan?

Jika jawabannya ya, buy the dip perlu dihindari. Jika penurunan karena faktor makro (misalnya suku bunga atau inflasi), saham berkualitas biasanya pulih.

3. Cek valuasi: Apakah saham memang lagi diskon?

Harga turun bukan berarti valuasi murah. Kadang saham tetap mahal meski sudah jatuh.

Cek valuasi sederhana:

Bandingkan dengan:

  • rata-rata historis
  • kompetitor
  • valuasi sektornya

Jika valuasi turun ke level wajar, buy the dip lebih aman.

4. Gunakan indikator teknis dasar untuk menghindari jebakan

Tidak perlu indikator rumit. Cukup gunakan yang sederhana.

  • Moving Average (MA50 & MA200)

Buy the dip lebih aman ketika:

  • harga masih di atas MA200 (tren besar masih naik)
  • harga memantul dari MA50 atau MA200

Jika harga jatuh di bawah MA200, risiko downtrend meningkat.

  • RSI (Relative Strength Index)

RSI < 30 = oversold. Namun jangan beli hanya karena oversold — pastikan juga kualitas bisnisnya.

  • Volume

Jika harga turun tanpa volume besar, biasanya hanya koreksi. Jika turun dengan volume besar, bisa jadi distribusi (sinyal bahaya).

5. Lihat penyebab penurunan di level makro

Banyak dip yang sehat terjadi karena alasan makro, bukan masalah perusahaan. Contoh:

  • The Fed menaikkan suku bunga
  • inflasi naik
  • market mengalami pullback jangka pendek
  • sentimen risk-off sementara

Dalam kondisi ini, quality stocks cenderung pulih begitu sentimen membaik.

6. Cek riwayat ketahanan saham saat krisis

Perhatikan performanya saat market crash atau koreksi sebelumnya:

  • apakah pulih cepat?
  • apakah pendapatannya stabil di masa sulit?
  • apakah arus kas tetap kuat?

Saham seperti ini aman untuk buy the dip karena terbukti resilien.

7. Pilih saham dengan likuiditas tinggi

Buy the dip hanya efektif jika kamu bisa keluar atau masuk dengan mudah. Pilih saham dengan:

  • volume perdagangan tinggi
  • spread tipis
  • banyak investor institusional

Ini tanda perusahaan tersebut solid dan dipercaya pasar besar.

Contoh Situasi Buy the Dip yang Sehat

Misal saham teknologi besar turun 8 persen karena market sedang takut suku bunga belum turun. Fundamental tetap kuat:

  • revenue naik
  • free cash flow besar
  • tidak ada masalah regulasi
  • tren industri masih positif

Penurunan seperti ini biasanya hanya sementara.

Contoh Buy the Dip yang Harus Dihindari

Saham retail anjlok 20 persen setelah:

  • earnings turun jauh
  • guidance masa depan diturunkan
  • persaingan meningkat
  • margin menurun tajam

Harga turun bukan karena market lemah, tetapi karena bisnisnya melemah. Situasi seperti ini bukan buy the dip, melainkan sinyal risiko.

Tips Aman Buy the Dip untuk Pemula

1. Jangan beli seluruh dana sekaligus

Gunakan DCA (Dollar-Cost Averaging) agar risiko lebih kecil.

2. Fokus pada saham large-cap

Small-cap lebih rawan jatuh dan tidak kembali.

3. Jangan mencoba memprediksi bottom

Yang penting bukan beli di titik terendah, tetapi beli perusahaan baik saat harganya wajar.

4. Selalu gabungkan analisis fundamental + teknikal

Fundamental menentukan kualitas saham, teknikal membantu memilih timing.

Kesimpulan

Buy the dip bisa menjadi strategi efektif jika dilakukan dengan cermat. Kuncinya adalah memilih saham berkualitas, memastikan penurunan bukan akibat kerusakan fundamental, mengecek valuasi, dan menggunakan indikator sederhana untuk memastikan tren besar tetap sehat.

Jika kamu ingin mempraktikkan strategi buy the dip pada saham dan ETF AS, kamu bisa mulai berinvestasi di Gotrade apps dengan deposit awal US$5, beli saham mulai US$1, dan trading 24 jam/5 hari.

FAQ

  1. Apakah semua saham bagus untuk buy the dip?
    Tidak. Hanya saham berkualitas yang stabil dan memiliki fundamental kuat.
  2. Berapa besar penurunan yang aman untuk buy the dip?
    Tidak ada angka pasti, tetapi penurunan 5–15 persen pada saham berkualitas sering menjadi area menarik.
  3. Apakah buy the dip cocok untuk pemula?
    Cocok, asalkan menggunakan checklist dan tidak membeli saham tanpa analisis.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade