Banyak pemula yang baru mulai tertarik dengan saham Amerika bingung dengan satu pertanyaan besar: “Aku harus nambah dana darurat dulu atau mulai investasi sekarang?”
Pertanyaan ini wajar, apalagi ketika rasa FOMO muncul saat melihat market sedang naik atau teman-teman sudah mulai investasi duluan.
Lewat artikel ini, Gotrade menyiapkan panduan sederhana dan objektif untuk membantu kamu menentukan prioritas finansial: dana darurat vs investasi. Tidak ada jawaban saklek, tetapi ada prinsip finansial yang bisa membuat keputusanmu jauh lebih jelas.
Apa Itu Dana Darurat dan Kenapa Penting?
Dana darurat adalah tabungan khusus untuk kondisi tak terduga seperti:
- kehilangan pekerjaan
- biaya kesehatan mendadak
- kerusakan rumah atau kendaraan
- kebutuhan keluarga darurat
Idealnya, dana darurat berjumlah 3–6 bulan biaya hidup. Tujuannya adalah menjaga stabilitas keuangan tanpa perlu menjual investasi saat market sedang turun.
Kenapa Banyak Pemula Bingung?
Alasannya sederhana:
- ingin segera mulai investasi karena melihat potensi return
- takut ketinggalan peluang kenaikan harga
- takut tidak punya safety net
Kebingungan ini wajar. Justru itu tanda kamu mulai berpikir lebih matang soal finansial.
Perbandingan Dana Darurat vs Investasi
Agar lebih mudah menentukan prioritas, gunakan perbandingan dasar yang telah Gotrade rangkum dari Investopedia dan Neo Financial berikut.
1. Liquidity: Mana yang Lebih Mudah Dipakai Saat Darurat?
- Dana darurat: sangat likuid, bisa ditarik kapan saja.
- Investasi saham: tidak selalu likuid pada harga yang menguntungkan.
Jika kamu baru mulai investasi dan tiba-tiba butuh uang, kamu bisa terpaksa jual saham saat market turun. Ini membuat dana darurat lebih penting sebagai pondasi awal.
2. Risiko Kerugian
- Dana darurat: risiko hampir nol jika disimpan di rekening atau instrumen konservatif.
- Saham: harga bisa naik turun 5–20 persen dalam waktu singkat.
Kalau kamu belum punya dana darurat, risiko finansialmu jauh lebih tinggi dibanding risiko tidak berinvestasi.
3. Tujuan
- Dana darurat: keamanan finansial jangka pendek.
- Investasi saham: pertumbuhan modal jangka panjang.
Dana darurat melindungi masa kini, investasi melindungi masa depan. Dua-duanya penting, tetapi urutan prioritasnya berbeda.
4. Dampak Jika Tidak Punya Dana Darurat
Tanpa dana darurat, kamu bisa terjebak:
- harus tarik investasi saat rugi
- pinjam uang dengan bunga
- pakai kartu kredit untuk kebutuhan darurat
- stres karena tidak punya safety net
Inilah alasan dana darurat sering disebut sebagai "fondasi rumah finansial".
5. Dampak Jika Terlalu Lama Menunda Investasi
Terlalu fokus mengumpulkan dana darurat tanpa memulai investasi juga ada risikonya:
- kehilangan waktu untuk compounding
- kehilangan potensi pertumbuhan jangka panjang
- menumpuk uang di tempat yang tidak berkembang
Akan lebih baik kalau kamu mulai kecil sambil tetap membangun pondasi.
Bagaimana Menentukan Mana yang Harus Didahulukan?
Gunakan panduan berikut berdasarkan kondisi finansialmu.
Jika Kamu Belum Punya Dana Darurat Sama Sekali
- Prioritas utama: Kumpulkan dana darurat minimal 1 bulan biaya hidup dulu.
Baru setelah itu mulai sisihkan sebagian kecil untuk investasi (misalnya US$1 per minggu). Tujuannya supaya kamu tetap bisa “start small” tanpa mengorbankan keamanan.
Jika Kamu Sudah Punya Dana Darurat 1–3 Bulan
Kamu boleh mulai membagi alokasi:
contoh:
- 70 persen untuk dana darurat
- 30 persen untuk investasi
Cara ini melindungi stabilitasmu sambil membuka pintu investasi.
Jika Kamu Sudah Punya Dana Darurat 3–6 Bulan
Kamu bisa mulai fokus lebih besar ke saham.
Misalnya:
- 20 persen untuk menambah dana darurat
- 80 persen untuk investasi
Dana daruratmu sudah aman. Sekarang saatnya membangun aset jangka panjang.
Jika Kamu Tinggal dengan Keluarga / Tidak Ada Tanggungan
Dana darurat bisa lebih kecil. Kamu bisa mulai investasi lebih cepat karena risiko pengeluaran mendadak lebih rendah.
Jika Kamu Freelance atau Pendapatan Tidak Stabil
Dana darurat harus lebih tebal (6–12 bulan). Prioritas sebelum saham adalah stabilitas penghasilan, bukan return.
Kalau Tetap Bingung, Gunakan Rumus “50–30–20 Darurat-First”
Jika kamu masih ragu, gunakan rumus paling aman:
- 50 persen alokasi tambahan → tambah dana darurat
- 30 persen → kebutuhan
- 20 persen → mulai investasi kecil
Cara ini membuat kamu tetap belajar investasi tanpa mengorbankan keamanan finansial.
Bagaimana Memulai Investasi Jika Dana Darurat Belum Terpenuhi?
Mulai dengan modal kecil saja dulu. Tenang, dengan aplikasi Gotrade Indonesia, kamu bisa:
- Deposit awal mulai US$5 atau Rp75.000
- Pembelian saham mulai US$1
- Bisa investasi sambil tetap membangun safety net
- Bisa trading 24 jam/5 hari
Ini membantu kamu belajar dari pengalaman nyata tanpa risiko besar. Tertarik? Yuk, download aplikasinya dengan tekan tombol di bawah dan mulai investasi!
Kesimpulan
Menentukan prioritas dana darurat vs investasi bergantung pada kondisi finansial, kestabilan penghasilan, dan kenyamanan risiko. Secara umum, dana darurat adalah pondasi, sementara investasi adalah mesin pertumbuhan jangka panjang.
Tanpa pondasi, kamu mudah goyah. Tanpa pertumbuhan, kamu kehilangan peluang jangka panjang.
Pada akhirnya, tanyakan lagi pada diri sendiri: “Jika besok ada pengeluaran mendadak, apakah aku terpaksa menjual saham?” Jika jawabannya “iya”, fokuskan dulu pada dana darurat.
FAQ
1. Apakah boleh mulai investasi tanpa dana darurat?
Boleh, tapi sangat kecil. Prioritas tetap keamanan finansial dulu.
2. Berapa ideal dana darurat?
3–6 bulan kebutuhan. Untuk pekerja freelance bisa 6–12 bulan.
3. Apakah dana darurat harus dalam rekening terpisah?
Sangat disarankan agar tidak tercampur dengan dana lain.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











