DCA saat Market Sideways atau Tunggu Momentum? Ini Penjelasannya

“Kalau market lagi sideways, aku harus tetap DCA atau nunggu momentum?” Pertanyaan ini sering muncul dari investor yang masih belajar membaca kondisi pasar.

Banyak orang bingung karena pergerakan sideways terasa membosankan. Harga tidak naik, tidak turun, dan seakan tidak ada peluang. Namun, justru kondisi inilah yang sering menentukan arah portofolio jangka panjang.

Artikel ini membahas apakah DCA saat market sideways tetap efektif dibanding menunggu momentum tertentu.

Apa Itu Market Sideways dan Kenapa Membingungkan?

Market sideways adalah kondisi ketika harga bergerak di rentang sempit dalam waktu lama. Tidak ada kenaikan signifikan, tapi tidak jatuh juga. Bagi investor pemula, kondisi ini terasa “abu-abu” karena:

  • sulit menentukan arah harga
  • tidak ada sentimen besar
  • noise berita lebih dominan
  • takut entry di harga yang “kurang ideal”

Padahal secara historis, sideways adalah fase normal dalam perjalanan pasar.

Manfaat Tetap DCA saat Market Sideways

Melansir Bonfire Financial, berikut adalah beberapa manfaat strategi DCA saat market sideways

1. Harga rata-rata jadi lebih stabil

DCA membuat kamu membeli secara bertahap di berbagai level harga. Saat sideways, pergerakan harga sempit, sehingga akumulasi harga rata-rata sangat efisien.

2. Mengurangi tekanan emosional

Sideways biasanya membuat investor ragu. Dengan DCA, kamu tidak perlu menebak timing. Kamu cukup disiplin mengikuti jadwal.

3. Kesempatan masuk sebelum momentum muncul

Momentum naik sering datang tiba-tiba, tanpa sinyal kuat. Kalau kamu menunggu terlalu lama, kamu bisa kehilangan entry yang bagus.

4. Menjaga ritme investasi jangka panjang

Konsistensi lebih berpengaruh daripada timing. Pasar akan berganti fase. Yang penting, kamu tetap bergerak selama fase tenang berlangsung.

Risiko Menunggu Momentum Tanpa Melakukan DCA

1. Timing sulit diprediksi

Momentum bullish tidak pernah jelas sebelum terjadi. Jika kamu menunggu terlalu lama, kamu berpotensi masuk setelah harga naik tinggi.

2. Risiko FOMO meningkat

Semakin lama menunggu, semakin besar tekanan psikologis untuk “kejar kereta” saat market tiba-tiba rally.

3. Disiplin investasi terganggu

Kebiasaan menunggu mudah berubah menjadi menunda. Menunda bisa membuat kamu berhenti investasi sama sekali.

4. Opportunity cost

Sideways bukan berarti tidak ada peluang. Perusahaan tetap tumbuh, earnings tetap dirilis, valuasi bisa membaik.

Kapan Menunggu Momentum Masih Masuk Akal?

Walaupun DCA lebih cocok bagi kebanyakan pemula, ada situasi di mana menunggu momentum bisa dipertimbangkan:

  • ketika volatilitas ekstrem
  • saat ada rilis data besar seperti suku bunga atau inflasi
  • ketika valuasi sangat tinggi
  • saat kamu sedang menyusun ulang strategi portofolio

Tetap perlu catatan: Menunggu momentum cocok untuk investor yang sudah memahami chart, sentimen, dan data makro.

Kesimpulan

DCA saat market sideways sering menjadi strategi paling realistis untuk pemula. Harga yang bergerak di rentang sempit membuat pembelian bertahap lebih efektif.

Menunggu momentum memang menarik, tetapi risikonya lebih besar karena timing sulit diprediksi dan bisa memicu FOMO. Jika tujuanmu jangka panjang, tetap DCA adalah cara paling sederhana untuk menjaga konsistensi.

Kalau kamu ingin mulai DCA saham AS dan ETF dengan nominal kecil dan proses yang simple, kamu bisa mencoba Gotrade.

Ada fitur extended hours untuk kamu yang sibuk seharian, jadi kamu bisa trading 24 jam di aplikasi Gotrade Indonesia.

Yuk, mulai investasi sekarang, modal mulai 15 ribu rupiah saja!

FAQ

1. Apakah DCA selalu lebih baik daripada menunggu momentum?

Tidak selalu. Namun untuk pemula, DCA lebih stabil dan mudah dijalankan.

2. Apakah sideways berarti tidak ada peluang?

Tidak. Sideways justru membantu kamu membangun harga rata-rata yang sehat.

3. Kapan sebaiknya menunggu momentum?

Saat volatilitas ekstrem atau menjelang rilis data ekonomi besar yang berpotensi menggerakkan pasar.

4. Apakah DCA cocok untuk semua jenis saham?

Cocok untuk saham dengan fundamental kuat dan untuk ETF indeks. Untuk saham spekulatif, DCA kurang ideal.

5. Apa indikator yang membantu mendeteksi momentum?

Beberapa indikator teknikal seperti breakout resistance, volume meningkat, atau moving average cross bisa memberi gambaran, tetapi tetap tidak menjamin.

6. Apakah menunggu momentum lebih cocok untuk trader?

Ya, strategi ini lebih cocok untuk trader yang terbiasa membaca chart dan risiko tinggi.

7. Jika modal terbatas, lebih baik DCA atau menunggu pasar jatuh dulu?

Untuk pemula dengan modal kecil, DCA lebih aman dan menjaga ritme investasi.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade