ETF Emerging Markets: Apa Itu, Risiko, dan Strategi Trading

Investor yang sudah lama berinvestasi di pasar saham Amerika mungkin mulai bertanya-tanya: apakah saatnya memperluas jangkauan ke luar AS? Salah satu cara untuk melakukannya adalah lewat ETF Emerging Markets, produk yang memberi akses instan ke pasar negara berkembang seperti China, India, Brasil, dan Indonesia.

Namun, sebelum menambahkannya ke portofolio, penting untuk memahami potensi dan risikonya. Lewat artikel ini, Gotrade akan membantu kamu menilai apakah ETF emerging markets memang perlu ada dalam strategi investasimu.

Apa Itu ETF Emerging Markets?

ETF Emerging Markets adalah Exchange-Traded Fund yang berisi kumpulan saham dari negara-negara berkembang yang ekonominya sedang tumbuh cepat, namun belum sekuat negara maju seperti Amerika Serikat atau Jepang.

Beberapa ETF populer yang mewakili kategori ini antara lain:

  • iShares MSCI Emerging Markets ETF (EEM)
  • Vanguard FTSE Emerging Markets ETF (VWO)

Keduanya mencakup ratusan saham dari berbagai negara seperti:

  • China (Alibaba, Tencent, Meituan)
  • India (Reliance Industries, Infosys)
  • Taiwan (TSMC)
  • Brasil (Petrobras, Vale)
  • Indonesia (Bank Central Asia, Telkom Indonesia)

Dengan satu transaksi, kamu sudah memiliki eksposur ke pasar global yang sangat luas.

Mengapa Investor Melirik Pasar Berkembang?

Melansir Morningstar, negara berkembang menyumbang lebih dari 40% PDB dunia dan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi global dalam dua dekade terakhir.

Inilah alasan mengapa banyak investor menambahkan ETF emerging markets untuk memperluas peluang dan diversifikasi.

Berikut keunggulan utamanya:

1. Potensi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi

Negara berkembang biasanya memiliki populasi besar, konsumsi domestik yang meningkat, dan industrialisasi yang masih berkembang.

Itu artinya, potensi ekspansi pendapatan dan laba perusahaan lebih besar dibandingkan negara maju yang sudah matang.

Contohnya, India dan Indonesia masih mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 5%, sementara AS hanya sekitar 2%.

2. Diversifikasi global yang lebih luas

Jika portofoliomu saat ini hanya berisi saham AS, kamu berisiko terlalu bergantung pada kinerja satu ekonomi saja.

Dengan menambahkan ETF emerging markets, kamu menyebar risiko geografis dan bisa mendapat manfaat ketika sektor atau negara tertentu sedang unggul.

Misalnya, saat saham teknologi AS terkoreksi di 2022, beberapa pasar Asia justru mulai pulih lebih cepat berkat stimulus lokal.

3. Akses mudah ke banyak negara sekaligus

Lewat ETF seperti VWO atau EEM, kamu tidak perlu membuka akun di bursa luar negeri masing-masing negara. Cukup satu produk, kamu sudah mendapatkan eksposur ke lebih dari 1.000 saham dari 20+ negara berkembang.

Risiko Berinvestasi di ETF Emerging Markets

Meski menawarkan peluang besar, pasar berkembang juga punya tantangan yang tidak bisa diabaikan.

1. Risiko politik dan regulasi

Kebijakan pemerintah di negara berkembang bisa berubah cepat, dan sering kali memengaruhi pasar saham secara tiba-tiba.

Misalnya, saat pemerintah China memperketat aturan terhadap sektor teknologi pada 2021, saham Alibaba dan Tencent anjlok lebih dari 30%.

2. Fluktuasi nilai tukar

ETF emerging markets sering menggunakan mata uang lokal negara masing-masing. Artinya, jika mata uang negara tersebut melemah terhadap dolar AS, nilai ETF juga bisa terpengaruh, meskipun harga saham di negaranya naik.

3. Likuiditas dan transparansi lebih rendah

Pasar negara berkembang belum seefisien pasar AS, sehingga data, laporan keuangan, dan likuiditas bisa lebih terbatas. Ini membuat harga sahamnya lebih rentan terhadap volatilitas jangka pendek.

Contoh ETF Emerging Markets Populer

Berikut beberapa ETF yang sering digunakan investor global untuk mendapatkan eksposur ke pasar berkembang:

Nama ETF Penyedia Cakupan Negara Jumlah Saham
EEM iShares (BlackRock) Asia, Amerika Latin, Afrika ±1.200
VWO Vanguard Asia, Eropa Timur, Amerika Selatan ±1.600
IEMG iShares Core Negara berkembang + frontier markets ±2.000

Ketiganya memiliki biaya pengelolaan rendah (sekitar 0,10–0,15% per tahun) dan bisa dibeli lewat aplikasi Gotrade mulai dari Rp15.000.

Strategi Menambahkan ETF Emerging Markets ke Portofolio

Jika kamu tertarik menambahkannya, pertimbangkan beberapa hal berikut:

1. Batasi porsinya di bawah 20–30% dari total portofolio.

Karena volatilitasnya tinggi, ETF emerging markets sebaiknya tidak mendominasi portofolio.

2. Gunakan strategi jangka panjang.

Pasar negara berkembang bisa berfluktuasi dalam jangka pendek, tapi punya potensi pertumbuhan besar dalam horizon 5–10 tahun.

3. Kombinasikan dengan ETF pasar maju.

Misalnya, 70% di S&P 500 (SPY) atau Nasdaq 100 (QQQ), dan 30% di VWO untuk keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan global.

4. Lakukan pembelian bertahap (DCA).

Dengan strategi Dollar-Cost Averaging, kamu bisa menekan risiko volatilitas mata uang dan harga saham yang naik-turun.

Apakah ETF Emerging Markets Cocok untuk Kamu?

ETF ini cocok untuk investor yang:

  • Ingin diversifikasi global di luar pasar AS.
  • Punya profil risiko moderat–agresif dan siap dengan fluktuasi jangka pendek.
  • Berorientasi jangka panjang dengan pandangan global.

Namun, bagi investor yang lebih konservatif atau ingin pendapatan pasif stabil, ETF dividen seperti SCHD mungkin lebih sesuai.

Intinya, tidak ada portofolio yang sempurna, tapi kombinasi aset global bisa membantu menyeimbangkan risiko dan peluang pertumbuhan.

Kesimpulan

ETF emerging markets membuka akses ke pasar negara berkembang yang dinamis dan penuh potensi, tapi juga membawa tantangan dari sisi volatilitas, nilai tukar, dan regulasi.

Kuncinya adalah menempatkan proporsi yang seimbang dan tetap disiplin berinvestasi jangka panjang.

Tertarik untuk membeli ETF global? Tenang, hanya dengan Rp15.000, kamu sudah bisa trading via Gotrade. Klik tombol di bawah untuk dapatkan aplikasinya!

Saatnya diversifikasi portofoliomu dan biarkan dunia bekerja untuk pertumbuhan asetmu.

FAQ

1. Apakah ETF emerging markets aman?

Relatif aman jika digunakan sebagai bagian dari portofolio terdiversifikasi, namun tetap memiliki risiko nilai tukar dan politik yang lebih tinggi dibanding ETF AS.

2. Berapa lama idealnya berinvestasi di ETF emerging markets?

Disarankan minimal 5 tahun agar bisa memanfaatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

3. Apakah ETF seperti VWO dan EEM bisa dibeli di Gotrade?

Ya, keduanya tersedia di Gotrade dengan modal mulai dari Rp15.000.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade