Ketika pasar saham bergejolak dan suku bunga The Fed masih tinggi, banyak investor mulai mencari tempat berlindung yang lebih stabil.
Salah satu instrumen yang menarik perhatian adalah ETF obligasi (bond ETF), pilihan yang menggabungkan pendapatan tetap dan fleksibilitas pasar saham.
Tapi bagaimana sebenarnya cara kerja ETF obligasi? Dan kenapa instrumen ini kembali populer di era suku bunga tinggi seperti sekarang? Yuk, kita bahas lebih dalam.
Apa Itu ETF Obligasi?
ETF obligasi (bond ETF) adalah reksa dana berbentuk saham yang berisi kumpulan obligasi, baik pemerintah, korporasi, maupun campuran keduanya, yang diperdagangkan di bursa layaknya saham biasa.
Tujuannya adalah memberikan investor akses mudah ke pasar obligasi tanpa harus membeli satu per satu surat utang yang biasanya punya nilai minimum besar.
Setiap ETF obligasi memiliki fokus berbeda, misalnya:
- BND (Vanguard Total Bond Market ETF): mencakup ribuan obligasi pemerintah dan korporasi AS dengan durasi beragam.
- TLT (iShares 20+ Year Treasury Bond ETF): fokus pada obligasi pemerintah AS berjangka panjang (lebih dari 20 tahun).
Dengan satu klik, kamu bisa memiliki portofolio pendapatan tetap yang terdiversifikasi luas, bahkan dari Indonesia melalui Gotrade.
Cara Kerja Bond ETF
ETF obligasi mengikuti prinsip yang sama seperti ETF saham:
- Manajer investasi membeli sekumpulan obligasi sesuai indeks acuan (misalnya Bloomberg U.S. Aggregate Bond Index).
- Investor bisa membeli unit ETF-nya di bursa.
- Harga ETF akan berubah mengikuti nilai pasar obligasi di dalamnya. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, dan sebaliknya.
Namun, bond ETF juga rutin membayar kupon atau bunga kepada investor, biasanya setiap bulan atau kuartal, tergantung struktur portofolionya.
Inilah yang membuat ETF obligasi disebut instrumen "income-generating" karena memberikan aliran pendapatan pasif yang relatif stabil.
Mengapa ETF Obligasi Relevan di Era Suku Bunga Tinggi
1. Yield lebih menarik dari sebelumnya
Ketika The Fed menaikkan suku bunga, yield (imbal hasil) obligasi juga meningkat. Akibatnya, ETF obligasi yang baru menerbitkan portofolio berisi obligasi dengan kupon tinggi menjadi jauh lebih menarik bagi investor.
Misalnya, yield rata-rata obligasi pemerintah AS saat ini berkisar 4–5%, level tertinggi dalam satu dekade. Bagi investor yang mencari kestabilan daripada spekulasi, angka ini sudah cukup kompetitif dibandingkan return saham jangka pendek.
2. Diversifikasi dari risiko saham
ETF obligasi biasanya punya volatilitas jauh lebih rendah daripada saham. Ketika pasar ekuitas turun, harga obligasi cenderung stabil atau bahkan naik karena investor mencari safe haven.
Dengan menambahkan porsi ETF obligasi ke portofolio, kamu bisa menyeimbangkan risiko tanpa harus keluar dari pasar.
3. Potensi capital gain saat suku bunga turun
Ketika inflasi mulai terkendali dan The Fed akhirnya menurunkan suku bunga, harga obligasi berpotensi naik. Artinya, investor bond ETF bisa menikmati dua sumber keuntungan: dari kupon bunga dan dari kenaikan harga unit ETF itu sendiri.
Melansir Investopedia, ETF seperti TLT naik signifikan setiap kali ekspektasi penurunan suku bunga meningkat, karena nilainya sensitif terhadap pergerakan yield jangka panjang.
Jenis ETF Obligasi yang Perlu Diketahui
Government Bond ETF
Berisi obligasi pemerintah (seperti US Treasuries). Risiko rendah, cocok untuk investor konservatif. Contoh: TLT, SHY (iShares 1–3 Year Treasury ETF).
Corporate Bond ETF
Berisi obligasi dari perusahaan besar. Yield lebih tinggi, tapi risikonya juga sedikit lebih besar. Contoh: LQD (iShares iBoxx $ Investment Grade Corporate Bond ETF).
High-Yield (Junk) Bond ETF
Obligasi perusahaan dengan peringkat kredit lebih rendah tapi bunga tinggi. Cocok untuk investor agresif yang mencari imbal hasil ekstra. Contoh: HYG (iShares High Yield Corporate Bond ETF).
International Bond ETF
Eksposur ke pasar obligasi negara lain (Asia, Eropa, emerging markets). Memberi diversifikasi global, tapi berisiko dari sisi nilai tukar.
Faktor Penting Saat Menilai Bond ETF
Sebelum memilih ETF obligasi, perhatikan beberapa indikator berikut:
- Expense ratio: semakin rendah, semakin efisien hasil bersihnya.
- Duration: semakin panjang durasinya, semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga.
- Credit quality: lihat peringkat rata-rata obligasi di dalam ETF (AAA, BBB, dll).
- Yield to maturity (YTM): perkiraan imbal hasil tahunan sampai jatuh tempo.
ETF dengan durasi pendek (seperti SHY) cocok saat suku bunga masih tinggi, sedangkan ETF durasi panjang (seperti TLT) bisa unggul ketika suku bunga mulai turun.
Contoh Strategi Investor
- Investor konservatif: memilih ETF seperti BND, karena mencakup campuran obligasi pemerintah dan korporasi berkualitas tinggi.
- Investor oportunistik: memilih TLT untuk memanfaatkan potensi kenaikan harga jika The Fed mulai menurunkan suku bunga.
- Investor diversifikasi global: bisa mempertimbangkan ETF obligasi internasional seperti BNDX (Vanguard Total International Bond ETF).
Dengan Gotrade, kamu bisa mengakses semua ETF ini secara mudah dari satu aplikasi, tanpa repot membuka akun luar negeri.
Kesimpulan
Di tengah era suku bunga tinggi, ETF obligasi menjadi alternatif stabil dan menarik bagi investor yang mencari keseimbangan antara return dan risiko. Instrumen ini menawarkan pendapatan pasif dari kupon, potensi capital gain saat suku bunga turun, dan diversifikasi yang efisien.
Namun, penting untuk memahami durasi, biaya, dan risiko suku bunga sebelum berinvestasi. Dengan Gotrade, kamu bisa memulai investasi ETF global, termasuk bond ETF seperti BND dan TLT, mulai dari Rp15.000 saja.
Stabil bukan berarti pasif. Dengan strategi cerdas, ETF obligasi bisa jadi pondasi kuat portofolio jangka panjangmu.
FAQ
1. Apakah ETF obligasi aman di tengah suku bunga tinggi?
Cenderung lebih stabil, tapi harga bisa turun sementara saat suku bunga naik. Imbal hasilnya tetap menarik dari sisi kupon.
2. Apa bedanya BND dan TLT?
BND mencakup seluruh pasar obligasi AS (jangka pendek–panjang), sementara TLT fokus pada obligasi jangka panjang yang lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga.
3. Apakah ETF obligasi cocok untuk investor pemula?
Ya, karena volatilitasnya rendah dan bisa membantu menjaga keseimbangan portofolio.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











