Perubahan iklim, kebijakan dekarbonisasi, dan kesadaran lingkungan kini bukan hanya isu sosial, tetapi juga menjadi faktor ekonomi yang membentuk arah pasar global. Dalam konteks ini, muncul konsep green investing atau investasi hijau, yaitu strategi investasi yang berfokus pada perusahaan dan aset yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Artikel ini akan membahas apa itu green investing, bagaimana tren globalnya, serta contoh saham dan ETF berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) yang semakin populer di kalangan investor dunia.
Apa Itu Green Investing
Green investing adalah strategi investasi yang mengalokasikan modal ke perusahaan, proyek, atau produk keuangan yang berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Fokusnya ada pada energi terbarukan, efisiensi sumber daya, transportasi berkelanjutan, dan pengelolaan limbah ramah lingkungan.
Melansir Investopedia, tujuan utama green investing bukan hanya memperoleh keuntungan finansial, tetapi juga mendukung transisi ekonomi menuju model yang rendah karbon dan berkelanjutan.
Contoh investasi hijau mencakup:
- Perusahaan energi terbarukan seperti NextEra Energy atau Ørsted.
- Produsen kendaraan listrik seperti Tesla atau BYD.
- ETF bertema ESG seperti iShares Global Clean Energy ETF (ICLN).
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap perubahan iklim, green investing kini tidak lagi dianggap sebagai niche market, melainkan arus utama dalam dunia keuangan modern.
Tren Global dalam Green Investing
Menurut laporan Bloomberg Intelligence, total aset global yang dikelola di bawah prinsip ESG telah mencapai lebih dari $40 triliun, naik hampir dua kali lipat dibanding lima tahun lalu.
Beberapa tren penting dalam green investing global antara lain:
1. Pertumbuhan pesat dana berbasis ESG
ETF dan reksa dana dengan label “green”, “clean energy”, atau “sustainability” terus meningkat popularitasnya. Produk seperti SPDR S&P 500 ESG ETF (EFIV) dan iShares MSCI USA ESG Select ETF (SUSA) kini menjadi pilihan utama investor institusional.
2. Dukungan kebijakan pemerintah
Pemerintah di Eropa, AS, dan Asia mendorong regulasi hijau melalui program seperti European Green Deal dan Inflation Reduction Act di Amerika Serikat yang memberikan insentif besar bagi energi terbarukan dan kendaraan listrik.
3. Pergeseran preferensi investor muda
Generasi milenial dan Gen Z lebih cenderung memilih investasi yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan sosial. Menurut survei Morgan Stanley Sustainable Investing Institute, 75% investor muda menyatakan keberlanjutan adalah faktor penting dalam keputusan investasi mereka.
4. Transparansi dan green taxonomy
Banyak negara kini mengembangkan standar pelaporan ESG yang lebih ketat agar investor dapat membedakan antara investasi hijau yang autentik dan sekadar greenwashing.
Keuntungan dan Tantangan Green Investing
Keuntungan
- Pertumbuhan jangka panjang: sektor energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan diprediksi menjadi pendorong ekonomi global berikutnya.
- Mitigasi risiko iklim: perusahaan dengan emisi rendah lebih tahan terhadap regulasi karbon yang ketat.
- Citra positif: perusahaan ramah lingkungan cenderung mendapat kepercayaan publik lebih tinggi.
Tantangan
- Masalah greenwashing: tidak semua perusahaan “hijau” benar-benar memenuhi standar keberlanjutan.
- Valuasi tinggi: saham energi terbarukan kadang diperdagangkan dengan valuasi premium akibat tingginya permintaan.
- Perubahan kebijakan: investasi hijau bergantung pada dukungan regulasi pemerintah, yang bisa berubah sesuai dinamika politik.
Contoh Saham dan ETF Berbasis ESG
Berikut beberapa contoh perusahaan dan ETF yang sering menjadi acuan dalam portofolio green investing global:
1. Tesla Inc. (TSLA)
Sebagai pelopor kendaraan listrik, Tesla menjadi simbol transisi menuju mobilitas hijau. Meski volatil, saham ini sering dianggap representatif untuk tema energi bersih.
2. NextEra Energy (NEE)
Perusahaan energi asal AS yang fokus pada pembangkit listrik tenaga angin dan matahari terbesar di dunia. Morningstar menilai NextEra sebagai salah satu contoh sukses bisnis energi terbarukan yang menguntungkan.
3. iShares Global Clean Energy ETF (ICLN)
ETF ini berisi lebih dari 100 perusahaan global di sektor energi bersih, termasuk Enphase Energy, Vestas Wind Systems, dan Plug Power.
4. First Solar (FSLR)
Produsen panel surya berbasis di AS yang diuntungkan oleh kebijakan energi terbarukan.
5. Invesco Solar ETF (TAN)
Fokus pada saham-saham energi surya global, termasuk SolarEdge dan Sunrun.
Melansir MSCI ESG Ratings (2024), permintaan terhadap ETF bertema hijau meningkat pesat karena kinerja jangka panjangnya mulai menyaingi indeks konvensional seperti S&P 500.
Relevansi Green Investing terhadap Pasar Keuangan
Investasi hijau tidak hanya berdampak pada sektor energi, tetapi juga terhadap pasar keuangan secara keseluruhan. Beberapa dampak utamanya antara lain:
- Perubahan arah modal: dana besar berpindah dari industri fosil ke teknologi hijau.
- Penilaian risiko baru: investor kini memperhitungkan risiko iklim dalam valuasi saham.
- Inovasi finansial: muncul instrumen seperti green bonds, carbon credits, dan sustainability-linked loans.
Dengan kata lain, green investing bukan sekadar tren, tetapi perubahan struktural dalam cara dunia memandang nilai ekonomi.
Kesimpulan
Green investing adalah pendekatan investasi yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga mendorong transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Dari energi terbarukan hingga perusahaan teknologi ramah lingkungan, tren ini akan terus tumbuh seiring meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim.
Memahami konsep investasi hijau berarti memahami arah masa depan pasar keuangan. Mulai bangun portofolio berkelanjutanmu sekarang. Download Gotrade dan dapatkan akses ke saham TSLA dan perusahaan AS lainnya sekarang!
FAQ
Apa itu green investing?
Green investing adalah strategi investasi yang berfokus pada perusahaan atau aset yang berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Apa keuntungan green investing?
Selain potensi keuntungan jangka panjang, investasi hijau juga membantu mengurangi risiko iklim dan mendukung ekonomi berkelanjutan.
Apakah green investing aman dari risiko?
Tidak sepenuhnya. Seperti investasi lainnya, risiko tetap ada, terutama dari volatilitas pasar dan potensi greenwashing.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.