Harga saham General Motors (GM) mengalami lonjakan signifikan yang menarik perhatian investor. Kenaikan ini bukan tanpa alasan. Raksasa otomotif asal Detroit ini menunjukkan kinerja yang solid dan prospek yang lebih cerah, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi global.
Kami akan menguraikan faktor-faktor utama di balik optimisme pasar terhadap GM, berdasarkan laporan terbaru dari Yahoo Finance dan Morning Star.

Proyeksi Laba Naik, Investor Percaya Diri
Pendorong utama kenaikan harga saham GM adalah revisi proyeksi keuntungan setahun penuh yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Menurut laporan dari Yahoo Finance, GM kini menargetkan laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT di rentang $12 miliar hingga $13 miliar. Angka ini naik dari target sebelumnya yaitu $10 miliar hingga $12,5 miliar.
Kabar baik ini disambut positif oleh pasar, yang membuat harga sahamnya melonjak sekitar 8% hingga 10% dalam sesi premarket. Kepercayaan diri ini juga ditegaskan langsung oleh CEO GM, Mary Barra.
"Berdasarkan kinerja kami, kami menaikkan panduan setahun penuh kami, menggarisbawahi kepercayaan kami pada trajektori perusahaan," ujar Barra dalam suratnya kepada pemegang saham, seperti dikutip oleh Yahoo Finance.
Biaya Tarif Lebih Rendah dari Perkiraan
Salah satu kekhawatiran terbesar bagi produsen mobil adalah dampak tarif impor. Namun, GM berhasil mengelola tantangan ini dengan lebih baik dari yang diantisipasi.
Perusahaan kini memperkirakan total biaya tarif untuk setahun penuh berada di angka $3,5 miliar hingga $4,5 miliar. Menurut laporan Morning Star, angka ini lebih rendah dari rentang perkiraan awal sebesar $4 miliar hingga $5 miliar.
Ini menunjukkan kemampuan GM untuk melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap kebijakan perdagangan yang berlaku.
Paradoks Kendaraan Listrik (EV), Penjualan Rekor Namun Produksi Dipangkas
Segmen kendaraan listrik atau EV menunjukkan sebuah dinamika yang menarik. Di satu sisi, GM mencatatkan rekor penjualan EV pada kuartal ketiga sebanyak 66.501 unit, sebuah pencapaian yang dilaporkan oleh Yahoo Finance.
Namun di sisi lain, GM secara strategis memutuskan untuk mengurangi kapasitas produksi EV di masa mendatang. Keputusan ini diambil karena berakhirnya insentif pajak federal untuk konsumen dan kesadaran bahwa adopsi EV dalam jangka pendek akan lebih lambat dari rencana awal.
"Sudah jelas bahwa adopsi EV dalam waktu dekat akan lebih rendah dari yang direncanakan," jelas Barra dalam suratnya, seperti dilansir oleh Morning Star. Langkah "right-sizing" ini, meskipun memakan biaya restrukturisasi sebesar $1,6 miliar, diharapkan dapat mengurangi kerugian di segmen EV pada tahun 2026 dan seterusnya.
Penjualan Mobil Bensin Tetap Jadi Tulang Punggung
Di tengah fokus dunia pada EV, penjualan kendaraan bertenaga bensin tetap menjadi penopang utama keuangan GM. Pada kuartal ketiga, GM berhasil menjual total 710.347 unit kendaraan, naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Yahoo Finance, penjualan ini didominasi oleh kendaraan besar seperti pickup truck Chevrolet Silverado dan SUV GMC Yukon. Kinerja kuat ini membawa GM meraih pangsa pasar terbaiknya di Amerika Serikat sejak tahun 2017.
Secara keseluruhan, lonjakan harga saham General Motors (GM) didasari oleh fondasi yang kuat. Kemampuan perusahaan untuk meningkatkan proyeksi laba, mengelola biaya tak terduga seperti tarif, dan mengambil keputusan strategis yang pragmatis terkait EV menunjukkan manajemen yang solid.
Bagi kamu yang tertarik pada sektor otomotif, langkah-langkah GM ini menjadi studi kasus yang menarik tentang cara sebuah perusahaan raksasa beradaptasi di tengah perubahan zaman.
Referensi:
- Yahoo Finance, GM stock jumps on upbeat full-year guidance as tariff exposure improves in Q3. Diakses pada 21 Oktober 2025
- Morning Star, GM's stock is soaring as these factors drive a better profit forecast. Diakses pada 21 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.