Tesla (TSLA) baru saja melaporkan hasil keuangan kuartal ketiga (Q3) untuk tahun 2025. Sepintas, ada kabar baik bagi perusahaan kendaraan listrik ini.
Menurut laporan The Motley Fool, pendapatan Tesla akhirnya kembali tumbuh sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi catatan penting karena menandai pertumbuhan pendapatan pertama kalinya dalam tiga kuartal terakhir.
Namun, reaksi pasar justru sebaliknya. Harga saham Tesla langsung turun setelah laporan ini dirilis. Mari kita bedah mengapa investor merespons negatif berita yang tampak positif ini.
Laba Operasional Meleset dari Target
Meskipun pendapatan total berhasil tumbuh, profitabilitas Tesla mendapat sorotan tajam. Laba operasional perusahaan—yang pada dasarnya adalah keuntungan yang didapat dari bisnis inti sebelum pajak dan bunga—tercatat sekitar $1,6 miliar.
Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 40% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Lebih penting lagi bagi investor, pencapaian ini meleset dari ekspektasi pasar. Analis Wall Street sebelumnya memperkirakan laba operasional Tesla akan mencapai $1,8 miliar, seperti dicatat oleh The Motley Fool. Kegagalan mencapai target profit inilah yang menjadi alasan utama investor menjual saham mereka.
Pergeseran Fokus Elon Musk dari Mobil Listrik
Di tengah kinerja profit yang menurun, CEO Elon Musk tampaknya ingin mengalihkan fokus narasi perusahaan. Dalam diskusi bersama investor, Musk tidak banyak menghabiskan waktu membahas pasar electric vehicle (EV).
Sebaliknya, ia lebih banyak berbicara mengenai visi jangka panjang perusahaan. Topik seperti penyimpanan energi (energy storage), robotika, dan pengembangan kendaraan otonom penuh mendominasi percakapan.
Sektor energi Tesla memang menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Pendapatan dari generasi dan penyimpanan energi dilaporkan melonjak 44% dibanding tahun lalu.
The Motley Fool mengutip Musk yang berkata bahwa penyimpanan baterai dapat "secara efektif menggandakan hasil energi di Amerika Serikat" tanpa perlu membangun pembangkit listrik baru.
Pertarungan Visi Melawan Realitas
Pergeseran fokus ini menunjukkan inti dari apa yang sedang terjadi pada harga saham Tesla. Musk secara terbuka membahas rencananya untuk membangun "pasukan robot yang sangat besar" dan mengembangkan chip kecerdasan buatan (AI) generasi baru.
Bagi investor yang optimis (dikenal sebagai bulls), visi masa depan inilah yang mereka beli. Mereka bertaruh pada potensi jangka panjang Tesla di bidang AI dan armada kendaraan otonom.
Namun, bagi investor yang lebih fokus pada hasil bisnis saat ini, penurunan laba operasional adalah sebuah bendera merah. The Motley Fool menyimpulkan bahwa Tesla tetaplah sebuah "story stock"—saham yang harganya sangat dipengaruhi oleh cerita dan visi masa depan, bukan hanya kinerja keuangan hari ini.
Pada akhirnya, volatilitas harga saham Tesla mencerminkan perbedaan pandangan ini. Investor sedang menimbang antara realitas profitabilitas jangka pendek yang menurun dan visi ambisius jangka panjang Elon Musk.
Referensi:
- The Motley Fool, Why Is Tesla Stock Dropping Today?. Diakses pada 23 Oktober 2025
- Featured Image: Shutterstock
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.