Home Bias saat Investasi: Penyebab, Risiko, Cara Mengatasi

Pernah merasa aset lokal “lebih aman” karena lebih mudah dipantau? Jika iya, kamu tidak sendirian. Banyak investor pemula maupun berpengalaman tanpa sadar menempatkan sebagian besar dana mereka di pasar lokal. Kondisi ini dikenal sebagai home bias.

Masalahnya, terlalu fokus pada pasar domestik membuat portofolio kurang terdiversifikasi dan lebih rentan ketika ekonomi negara sedang tidak stabil.

Artikel ini akan menjelaskan apa itu home bias, kenapa terjadi, risikonya untuk investor Indonesia, serta cara mengatasinya melalui diversifikasi global.

Mengenal Home Bias dalam Investasi

Home bias adalah kecenderungan investor memilih berinvestasi terutama pada aset lokal, meskipun peluang dan potensi pertumbuhan yang lebih baik berada di luar negeri.

Mengutip Investopedia, home bias bisa membuat investor melewatkan kesempatan untuk mendapatkan profil risiko dan imbal hasil yang lebih optimal.

Salah satu penyebab utama home bias adalah rasa familiar. Investor cenderung percaya diri dengan perusahaan yang mereka lihat setiap hari, seperti bank lokal, perusahaan telekomunikasi, atau emiten consumer goods.

Namun kenyamanan ini sering menutupi kenyataan bahwa risiko pasar lokal jauh lebih besar dibanding portofolio yang terdiversifikasi secara global.

Penyebab Home Bias

Lebih mudah dipantau dan dipahami

Investor Indonesia sering merasa pasar dalam negeri lebih mudah dipantau karena berita, laporan, dan diskusinya lebih sering muncul di media lokal.

Ini membuat mereka merasa lebih “mengerti” risiko dan pergerakannya, meskipun sebenarnya pasar global memiliki informasi yang jauh lebih transparan.

Akses terhadap pasar global dulu lebih sulit

Sebelum adanya platform investasi modern, membeli saham luar negeri membutuhkan biaya besar dan proses yang rumit.

Kini aksesnya semakin mudah, tetapi persepsi lama masih menempel dan membuat banyak investor tetap fokus pada pasar lokal.

Pengaruh komunitas investasi lokal

Jika seseorang masuk ke komunitas atau grup investasi Indonesia, mayoritas diskusi biasanya seputar saham lokal.

Lingkungan ini membuat investor mengikuti arus yang sama, sehingga home bias semakin menguat.

Ketidaktahuan terhadap manfaat diversifikasi global

Banyak investor pemula mengira diversifikasi hanya berarti memiliki banyak saham lokal.

Padahal diversifikasi sesungguhnya mencakup penyebaran investasi antar negara, industri, serta kelas aset agar risiko lebih merata.

Risiko Home Bias untuk Investor Indonesia

Rentan terhadap guncangan ekonomi domestik

Jika portofolio kamu 90 persen ada di saham Indonesia, maka kondisi ekonomi Indonesia akan memengaruhi hampir seluruh asetmu.

Ketika suku bunga naik, inflasi tinggi, atau pertumbuhan ekonomi melambat, dampaknya langsung terasa pada seluruh portofolio.

Konsentrasi risiko sektor

Pasar saham Indonesia didominasi sektor tertentu seperti komoditas, perbankan, dan consumer goods. Jika salah satu sektor ini terkoreksi, portofolio lokal yang tidak terdiversifikasi global bisa terkena dampak besar.

Ketinggalan pertumbuhan perusahaan global besar

Dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan paling besar terjadi pada perusahaan teknologi global seperti Apple, Microsoft, Amazon, dan Nvidia.

Investor yang hanya fokus pada pasar lokal melewatkan lonjakan valuasi besar tersebut. Mau beli saham perusahaan top Amerika seperti Apple, Microsoft, hingga Tesla? Yuk, download dan trading 24 jam via aplikasi Gotrade.

Volatilitas lebih tinggi

Pasar berkembang seperti Indonesia cenderung lebih volatil dibanding pasar global.

Jika seluruh dana kamu berada di aset lokal, fluktuasi harga lebih tinggi sehingga psikologis investasi lebih mudah terganggu.

Cara Mengatasi Home Bias dengan Diversifikasi Global

1. Tambahkan paparan ke ETF global

ETF global seperti S&P 500, Nasdaq 100, atau MSCI World memberikan diversifikasi instan ke ratusan perusahaan besar dunia.

Dengan satu ETF, risiko kamu tersebar ke berbagai sektor dan negara.

2. Tentukan proporsi ideal

Jika kamu selama ini 90 persen fokus pada pasar lokal, mulai beralih menjadi 60 persen lokal dan 40 persen global. Seiring pemahaman bertambah, kamu bisa meningkatkan porsi global secara bertahap.

3. Gunakan auto-invest

Auto-invest bulanan ke ETF global membantu kamu membangun kebiasaan konsisten tanpa perlu memantau pasar terus menerus. Fluktuasi jangka pendek jadi tidak terlalu memengaruhi keputusan.

4. Pelajari pergerakan pasar global

Semakin kamu memahami pola pasar global, semakin kecil kecenderungan home bias.

Kamu tidak perlu menjadi ahli, cukup mengerti hal-hal mendasar seperti tren suku bunga AS, earnings perusahaan besar, dan sentimen pasar dunia.

5. Fokus pada tujuan jangka panjang

Diversifikasi global bukan untuk mencari keuntungan cepat, tetapi untuk membangun portofolio yang lebih kuat dan tahan terhadap berbagai kondisi ekonomi.

Kesimpulan

Home bias adalah kecenderungan umum yang membuat investor menaruh terlalu banyak dana di pasar lokal. Meskipun terasa nyaman, kebiasaan ini membuat portofolio menjadi rentan terhadap guncangan ekonomi domestik dan melewatkan peluang pertumbuhan global.

Dengan menambah paparan ke saham atau ETF global, menetapkan proporsi yang lebih seimbang, serta membangun kebiasaan investasi rutin, kamu bisa memiliki portofolio yang lebih stabil, diversifikasi lebih luas, dan potensi pertumbuhan lebih tinggi dalam jangka panjang.

Jika kamu ingin mulai menambah eksposur global dengan cara yang mudah, kamu bisa membeli saham dan ETF AS lewat Gotrade Indonesia.

Modal mulai dari Rp 15.000 cukup untuk memulai langkah pertama menuju portofolio yang lebih seimbang dan beragam.

FAQ

Apa itu home bias?

Home bias adalah kecenderungan investor fokus pada aset lokal dan mengabaikan diversifikasi global.

Mengapa home bias berisiko?

Karena membuat portofolio lebih rentan terhadap guncangan ekonomi domestik dan kurang terdiversifikasi.

Bagaimana cara mengurangi home bias?

Dengan menambah paparan ke ETF global, membuat proporsi portofolio lebih seimbang, dan fokus pada strategi jangka panjang.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade