Indikator Beli Saham untuk Pemula: PE, Revenue, EPS, dan Rasio Utang

Apa indikator paling simpel yang harus aku lihat sebelum beli saham? Pertanyaan ini sangat umum di kalangan investor pemula. Dengan banyaknya metrik dan analisis yang beredar, fokus pada indikator dasar justru bisa membantu kamu mengambil keputusan lebih tenang dan rasional tanpa harus menjadi analis profesional.

Untuk investor pemula, memahami indikator seperti price to earnings (PE ratio), pertumbuhan pendapatan (revenue growth), laba per saham (EPS), dan rasio utang sudah cukup untuk memberikan gambaran apakah sebuah perusahaan sehat dan layak masuk watchlist.

Apa Itu Indikator Beli Saham?

Indikator beli saham adalah metrik sederhana yang bisa membantu kamu menilai kondisi fundamental perusahaan. Pemula sering merasa harus memahami puluhan data keuangan, padahal beberapa indikator dasar sudah cukup untuk screening awal.

Menurut analisis edukasi pasar modal yang dikutip dari Investopedia, pemilihan indikator yang sedikit tetapi relevan seringkali lebih efektif dibanding mencoba memahami semuanya sekaligus.

Tujuannya bukan untuk menemukan saham paling sempurna, tetapi untuk menghindari keputusan impulsif dan membantu kamu membeli saham secara lebih terukur.

Indikator Beli Saham untuk Pemula

1. Price to Earnings Ratio (PE Ratio)

PE ratio adalah salah satu indikator paling populer untuk menilai apakah sebuah saham tergolong mahal atau murah dibandingkan kinerjanya.

Rumus PE Ratio: Harga saham saat ini / laba per saham (EPS).

Apa yang bisa dibaca dari PE Ratio?

  • PE rendah: bisa berarti saham undervalued atau sedang mengalami masalah fundamental.
  • PE tinggi: bisa menunjukkan pasar optimis terhadap pertumbuhan perusahaan, atau justru overvalued.

Mengutip Corporate Finance Institute, PE ratio sebaiknya tidak dilihat sendirian. Bandingkan dengan:

  • Rata-rata industri.
  • Kompetitor terdekat.
  • Historis PE perusahaan.

Contoh: perusahaan teknologi seperti Apple atau NVIDIA cenderung punya PE lebih tinggi daripada sektor finansial atau energi yang pertumbuhannya lebih lambat.

2. Revenue Growth (Pertumbuhan Pendapatan)

Revenue adalah pendapatan perusahaan dari penjualan produk atau layanan. Ini sering menjadi indikator paling dasar untuk melihat apakah bisnis berkembang atau stagnan.

Mengapa revenue penting?

  • Menunjukkan apakah perusahaan masih diminati pasar.
  • Menjadi dasar pertumbuhan laba.
  • Menunjukkan daya saing bisnis di industrinya.

Dikutip dari Morningstar, pertumbuhan pendapatan konsisten selama 3 hingga 5 tahun biasanya menjadi sinyal positif bahwa manajemen mampu mengeksekusi strategi bisnis dengan baik.

Hal yang perlu diperhatikan:

  • Apakah revenue naik konsisten setiap kuartal atau tahun.
  • Apakah pertumbuhan didorong organik atau hanya karena akuisisi.
  • Apakah perusahaan masih bisa ekspansi pasar.

Pendapatan yang stagnan atau menurun berpotensi menekan margin dan harga saham dalam jangka panjang.

3. Earnings Per Share (EPS)

EPS menunjukkan berapa banyak laba bersih perusahaan untuk setiap lembar saham yang dimiliki investor.

Rumus EPS: Laba bersih dibagi jumlah saham beredar.

Apa yang bisa dipelajari dari EPS?

  • EPS meningkat berarti perusahaan mampu menghasilkan laba lebih banyak.
  • EPS menurun bisa menandakan biaya naik atau pendapatan turun.
  • EPS bisa membantu membandingkan kinerja antar perusahaan dalam satu sektor.

EPS adalah salah satu indikator yang paling dilihat saat earnings season. Ketika EPS lebih tinggi daripada ekspektasi analis, harga saham biasanya naik. Sebaliknya, EPS yang meleset dari ekspektasi dapat memicu penurunan tajam.

Tips membaca EPS:

  • Lihat tren minimal 4 sampai 8 kuartal.
  • Perhatikan apakah pertumbuhan EPS stabil atau fluktuatif.
  • Cek apakah ada faktor non-operasional yang memengaruhi laba.

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio utang adalah indikator untuk menilai kesehatan struktur keuangan perusahaan. DER membandingkan total utang dengan ekuitas pemegang saham.

Interpretasinya:

  • DER rendah: struktur keuangan lebih aman, risiko gagal bayar rendah.
  • DER tinggi: perusahaan lebih agresif memakai utang atau punya risiko lebih besar.

Perusahaan dengan utang tinggi rentan terkena dampak kenaikan suku bunga atau perlambatan ekonomi. Biaya bunga yang meningkat dapat menekan laba bersih dan harga saham.

Poin penting:

  • Bandingkan DER antar perusahaan dalam satu sektor karena kebutuhan utang setiap industri berbeda.
  • Sektor utilitas dan properti biasanya wajar punya DER tinggi.
  • Sektor teknologi cenderung punya DER lebih rendah.

Cara Menggabungkan Keempat Indikator Ini

Kamu tidak perlu menjadi analis profesional untuk menggunakan indikator ini secara praktis. Berikut cara sederhana membaca keempatnya:

  • PE ratio: apakah valuasinya masuk akal.
  • Revenue growth: apakah perusahaannya berkembang.
  • EPS: apakah bisnis menghasilkan laba secara konsisten.
  • Utang (DER): apakah keuangan perusahaan sehat.

Jika semua indikator menunjukkan tren stabil atau positif, perusahaan tersebut layak untuk analisis lebih lanjut.

Sebaliknya, jika satu atau dua indikator terlihat sangat buruk, kamu bisa mempertimbangkan untuk tetap menunggu atau mencari saham lain.

Kesimpulan

Indikator beli saham tidak harus rumit. Dengan memahami PE ratio, revenue growth, EPS, dan rasio utang, investor pemula sudah memiliki fondasi kuat untuk menilai kesehatan fundamental perusahaan secara sederhana.

Indikator ini membantu kamu menghindari keputusan impulsif, membeli saham hanya karena hype, atau mengikuti rekomendasi tanpa analisis.

Jika kamu ingin membangun kebiasaan investasi yang lebih terukur, pastikan selalu cek indikator dasar sebelum membeli saham apa pun. Yuk, mulai investasi di Gotrade sekarang, modal mulai dari Rp 15.000 saja.

Manfaatkan indikator dasar tersebut untuk trading 24 jam di aplikasi Gotrade Indonesia. Tap di sini untuk unduh aplikasinya!

FAQ

1. Apakah indikator dasar sudah cukup untuk menentukan beli atau tidak?

Untuk pemula, indikator dasar sudah cukup untuk screening awal, tetapi keputusan akhir sebaiknya tetap mempertimbangkan riset tambahan.

2. Apakah PE ratio selalu akurat?

Tidak. PE harus dibandingkan dengan industri dan pertumbuhan perusahaan untuk interpretasi yang lebih tepat.

3. Berapa revenue growth yang ideal?

Tidak ada angka absolut, tetapi pertumbuhan konsisten lebih penting daripada besar kecilnya persentase.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade