Tidak semua orang berinvestasi dengan tujuan jangka panjang. Ada kalanya investor ingin meraih keuntungan lebih cepat, misalnya dalam hitungan hari, minggu, atau beberapa bulan saja. Inilah yang dikenal sebagai investasi jangka pendek. Strategi ini berbeda dari investasi jangka panjang yang fokus pada pertumbuhan bertahun-tahun.
Banyak investor mengombinasikan keduanya untuk menyeimbangkan potensi keuntungan dan risiko. Menariknya, sebagian besar strategi short term juga bisa dipraktikkan di saham Amerika yang sangat likuid.
Apa Itu Investasi Jangka Pendek?
Investasi jangka pendek adalah penempatan dana ke instrumen yang bisa memberikan keuntungan dalam periode singkat, biasanya kurang dari 3 tahun.
Bahkan, dalam praktik trading, durasinya bisa lebih singkat lagi, mulai dari harian hingga mingguan. Tujuannya bukan membangun kekayaan jangka panjang, tetapi memanfaatkan momentum pasar untuk mendapatkan profit cepat.
Instrumen yang sering digunakan meliputi saham, obligasi jangka pendek, deposito, hingga reksadana pasar uang. Namun, di era digital, saham tetap menjadi instrumen favorit karena likuiditasnya tinggi dan peluang pergerakan harga lebih besar.
Strategi Short Term dalam Investasi
Ada beberapa strategi short term yang populer di kalangan investor dan trader:
Day Trading
Strategi ini dilakukan dengan membeli dan menjual saham pada hari yang sama. Trader mencari peluang dari fluktuasi harga harian, sering kali menggunakan analisis teknikal seperti candlestick atau moving average. Meski berpotensi memberi profit cepat, day trading juga berisiko tinggi karena volatilitas pasar bisa bergerak ekstrem dalam hitungan jam.
Swing Trading
Berbeda dengan day trading, swing trading memanfaatkan pergerakan harga dalam jangka waktu beberapa hari hingga beberapa minggu. Trader biasanya masuk posisi saat ada tren jelas atau pola teknikal tertentu. Swing trading dianggap lebih fleksibel karena tidak mengharuskan pemantauan pasar sepanjang hari, tetapi tetap membutuhkan analisis tajam.
Arbitrase
Strategi ini memanfaatkan perbedaan harga instrumen yang sama di dua pasar berbeda. Meski jarang dilakukan oleh investor ritel, arbitrase masih menjadi bagian dari strategi short term di kalangan institusional.
Momentum Trading
Trader membeli saham yang sedang naik dengan ekspektasi tren akan berlanjut, lalu menjual sebelum tren melemah. Strategi ini sangat dipengaruhi sentimen pasar dan berita terkini.
Contoh Investasi Jangka Pendek
Selain saham, ada beberapa instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk strategi jangka pendek:
- Reksa Dana Pasar Uang: instrumen ini memiliki risiko rendah dengan imbal hasil lebih tinggi dari tabungan, cocok untuk parkir dana dalam 6–12 bulan.
- Deposito Berjangka: bank menawarkan bunga tetap dengan tenor singkat, mulai dari 1 hingga 12 bulan.
- Obligasi Jangka Pendek: surat utang dengan tenor kurang dari 3 tahun, memberikan kupon reguler.
- Trading Saham AS: misalnya membeli saham Tesla menjelang rilis laporan keuangan untuk memanfaatkan volatilitas harga.
- ETF Sektoral: cocok bagi investor yang ingin menunggangi tren singkat di sektor tertentu, misalnya ETF teknologi atau energi.
Dengan instrumen tersebut, investor bisa memilih sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial jangka pendeknya.
Risiko Investasi Jangka Pendek
Meski terlihat menarik, investasi jangka pendek juga memiliki sejumlah risiko yang perlu dipahami:
- Volatilitas Tinggi: pergerakan harga bisa sangat cepat, sehingga potensi rugi juga besar jika salah langkah.
- Biaya Transaksi: semakin sering jual beli, semakin tinggi biaya broker, yang dapat menggerus keuntungan.
- Ketergantungan pada Waktu: investor harus aktif memantau pasar, terutama dalam day trading.
- Sentimen Pasar: berita politik, ekonomi, atau kinerja perusahaan bisa memengaruhi harga dalam hitungan detik.
- Risiko Psikologis: strategi short term bisa menimbulkan stres karena tekanan membuat keputusan cepat.
Menurut laporan Investopedia, trader ritel dengan strategi jangka pendek rata-rata lebih sulit mengalahkan indeks pasar dibanding investor jangka panjang karena faktor biaya dan emosi.
Siapa yang Cocok dengan Investasi Jangka Pendek?
Tidak semua orang cocok menjalani strategi short term. Investasi jangka pendek biasanya lebih sesuai untuk:
- Investor dengan modal terbatas yang ingin mencari keuntungan lebih cepat.
- Trader aktif yang punya waktu dan kemampuan memantau pasar setiap hari.
- Investor dengan tujuan spesifik dalam waktu dekat, seperti menyiapkan dana untuk liburan atau membeli kendaraan.
- Mereka yang punya toleransi risiko tinggi dan tidak keberatan menghadapi fluktuasi harga.
Sebaliknya, bagi mereka yang ingin membangun kekayaan untuk jangka panjang, strategi ini sebaiknya hanya jadi pelengkap portofolio, bukan fokus utama.
Kesimpulan
Investasi jangka pendek menawarkan peluang keuntungan dalam waktu cepat melalui berbagai instrumen seperti saham, reksa dana pasar uang, atau deposito. Dengan strategi seperti day trading dan swing trading, investor bisa memanfaatkan momentum pasar.
Namun, risiko volatilitas tinggi, biaya transaksi, dan tekanan psikologis membuat strategi short term tidak cocok untuk semua orang.
Bagi investor Indonesia yang ingin mencoba saham AS, memilih strategi short term di perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, atau Tesla bisa jadi opsi menarik. Namun, tetap penting untuk disiplin, memahami risiko, dan mengombinasikannya dengan investasi jangka panjang untuk hasil optimal.
Siap mencoba investasi di pasar saham Amerika? Lewat Gotrade, kamu bisa mulai membeli saham-saham AS dengan mudah, bahkan mulai dari 1 Dolar AS. Mulai investasimu sekarang, pilih strategimu, baik jangka pendek maupun panjang dan bangun portofolio globalmu bersama Gotrade.
FAQ
1. Apakah investasi jangka pendek lebih menguntungkan daripada jangka panjang?
Tidak selalu. Investasi jangka pendek bisa menghasilkan keuntungan cepat, tetapi risikonya tinggi. Sementara investasi jangka panjang memberi kesempatan memanfaatkan compound interest dan pertumbuhan stabil.
2. Apakah pemula bisa mencoba strategi short term?
Bisa, tetapi sebaiknya dimulai dengan modal kecil. Pemula perlu banyak belajar analisis teknikal, manajemen risiko, dan tidak boleh tergoda untuk overtrading.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.