Dollar-cost averaging atau DCA saham adalah salah satu strategi investasi yang paling populer di kalangan pemula karena dianggap sederhana, stabil dan tidak membuat stres. Dengan membeli saham secara rutin dalam nominal yang sama, investor tidak perlu memikirkan naik turunnya harga pasar setiap hari.
Namun seperti strategi lain, DCA juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang penting untuk dipahami sebelum kamu memutuskan untuk menggunakannya.
Lewat artikel ini, Gotrade sudah menyiapkan penjelasan lengkap tentang DCA, mulai dari cara kerja, keunggulan, hingga sisi yang perlu diwaspadai agar kamu bisa menentukan apakah strategi ini cocok untuk kamu jalankan dalam jangka panjang.
Mengenal Dollar-Cost Averaging
Dollar-cost averaging adalah strategi membeli saham atau ETF secara berkala dalam nominal tetap, bukan jumlah lembar tetap. Ketika harga naik, kamu membeli lebih sedikit unit. Ketika harga turun, kamu otomatis membeli lebih banyak unit. Hasilnya, harga rata-rata pembelian kamu menjadi lebih stabil dalam jangka panjang.
Metode ini banyak digunakan investor global karena membantu mengurangi tekanan psikologis akibat fluktuasi pasar. Melansir Investopedia, DCA membantu investasi menjadi lebih disiplin dan menghindarkan investor dari keputusan impulsif.
Kelebihan DCA Saham
1. Mengurangi risiko timing the market
Tidak ada yang bisa memprediksi harga saham secara konsisten. Dengan DCA, kamu tidak perlu menunggu momen “paling murah”. Pembelian tetap berjalan di berbagai kondisi pasar sehingga risiko masuk di harga puncak dapat berkurang.
2. Mengurangi stres dan overthinking
Banyak pemula merasa terbebani oleh grafik dan berita pasar. DCA membuat aktivitas investasi jauh lebih tenang karena kamu cukup mengikuti jadwal rutin.
3. Membantu konsistensi kebiasaan menabung
DCA selaras dengan pola keuangan bulanan. Setiap kali kamu menerima gaji, kamu bisa menyisihkan sebagian nominal untuk investasi. Kebiasaan ini mempermudah perjalanan investasi jangka panjang.
4. Ideal untuk modal kecil
Kamu bisa mulai dengan nominal sangat kecil. Tidak perlu menunggu tabungan besar, karena tujuan utama DCA adalah membangun portofolio sedikit demi sedikit tanpa tekanan.
5. Mengatasi ketakutan saat market turun
Trader pemula sering panik ketika harga anjlok. Dengan DCA, kamu membeli lebih banyak unit saat harga turun. Ini membantu kamu tetap rasional dan melihat penurunan sebagai kesempatan menurunkan harga rata-rata beli.
Kekurangan DCA Saham
1. Tidak efektif bila memilih saham buruk
DCA bukan solusi universal. Jika kamu melakukan DCA pada saham dengan fundamental jelek atau perusahaan yang stagnan, kamu hanya memperbesar akumulasi kerugian. Karena itu, seleksi aset tetap sangat penting.
2. Potensi keuntungan lebih rendah di pasar bullish
Jika pasar sedang naik kuat dan stabil, strategi lump sum sering memberi return lebih tinggi karena modal langsung masuk di awal. DCA menjadi kurang optimal dalam kondisi pasar bullish panjang.
3. Membutuhkan disiplin jangka panjang
Banyak investor gagal menjalankan DCA bukan karena kurang dana, tetapi kurang konsisten. DCA hanya berfungsi maksimal jika dilakukan terus menerus selama beberapa tahun.
4. Tidak cocok untuk trading jangka pendek
DCA bekerja paling baik untuk horizon 3 sampai 10 tahun. Trader harian tidak akan mendapat manfaat signifikan karena tujuannya berbeda.
Kapan Strategi DCA Paling Menguntungkan
DCA cocok jika kamu berada dalam kondisi berikut:
- Tidak ingin memantau pasar setiap hari
- Baru mulai investasi dan ingin menekan risiko
- Memiliki pendapatan bulanan stabil
- Berinvestasi untuk tujuan jangka panjang seperti dana pensiun atau pendidikan
- Ingin menghindari FOMO dan panic selling
Menurut Corporate Finance Institute, DCA sangat ideal saat volatilitas sedang tinggi karena pembelian di harga rendah otomatis meningkatkan jumlah unit yang dimiliki.
Contoh Sederhana Cara Kerja DCA
Misalkan kamu berinvestasi Rp500.000 setiap minggu ke satu saham atau ETF.
- Minggu 1: harga Rp100.000 → beli 5 unit
- Minggu 2: harga Rp80.000 → beli 6,25 unit
- Minggu 3: harga Rp120.000 → beli 4,16 unit
- Minggu 4: harga Rp90.000 → beli 5,55 unit
Total unit setelah 4 minggu: 20,96 unit
Harga rata-rata pembelian: Rp95.300
Dengan DCA, harga rata-rata beli akan lebih stabil dibanding membeli satu kali di minggu tertentu.
Tips Mengoptimalkan DCA
1. Pilih aset berkualitas
Fokus pada saham atau ETF yang punya fundamental kuat. Dengan begitu, kamu tidak melakukan DCA pada aset yang nilainya terus menurun.
2. Gunakan auto-invest
Beberapa aplikasi menyediakan fitur otomatis. Ini membantu kamu disiplin tanpa perlu manual setiap bulan.
3. Tetapkan jadwal dan nominal tetap
Bisa harian, mingguan atau bulanan. Konsistensi jauh lebih berpengaruh daripada besar kecilnya nominal.
4. Evaluasi secara berkala
Walaupun DCA merupakan strategi pasif, kamu tetap perlu mengevaluasi portofolio setiap 6 hingga 12 bulan untuk memastikan alokasi tetap sesuai tujuan.
Kesimpulan
Strategi DCA saham menawarkan cara mudah dan stabil bagi pemula yang ingin membangun portofolio tanpa stres memantau harga harian. DCA punya banyak keunggulan, terutama dalam mengurangi risiko emosional dan menjaga konsistensi investasi.
Namun strategi ini tetap memiliki kekurangan, terutama jika kamu salah memilih aset atau tidak disiplin dalam jangka panjang.
Jika kamu ingin menerapkan DCA untuk investasi saham dan ETF global dengan nominal kecil, kamu bisa melakukannya lewat Gotrade mulai dari Rp 15.000. Manfaatkan juga kesempatan trading 24 jam/5 hari di aplikasi Gotrade.
FAQ
- Apakah DCA menjamin keuntungan?
Tidak. Profit tetap bergantung pada kualitas aset yang dipilih. - Berapa lama ideal menjalankan DCA?
Umumnya 3 hingga 10 tahun agar efek rata-rata lebih terasa. - Apakah DCA cocok untuk semua saham?
Tidak. Lebih cocok untuk saham atau ETF dengan fundamental kuat.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures adalah Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











