Sebelum grafik candlestick dan indikator modern populer, para trader mengandalkan satu teknik klasik untuk membaca arah pasar: tape reading. Metode ini masih digunakan hingga sekarang, terutama oleh scalper dan day trader yang ingin memahami aliran order dan momentum harga secara real-time.
Artikel ini akan membahas apa itu tape reading, cara membaca volume dan transaksi, serta bagaimana strategi ini digunakan dalam trading jangka pendek seperti scalping.
Pengertian Tape Reading
Tape reading adalah teknik analisis pasar yang berfokus pada pembacaan data transaksi, yaitu harga, volume, dan kecepatan order, untuk memahami dinamika permintaan dan penawaran secara langsung.
Melansir Investopedia, istilah ini berasal dari era ketika harga saham dikirim melalui ticker tape, pita panjang yang menampilkan setiap transaksi bursa saham secara berurutan. Kini, bentuk modernnya bisa dilihat di time & sales window, order flow chart, atau depth of market (DOM) pada platform trading digital.
Tujuan utamanya adalah untuk membaca siapa yang mendominasi pasar, apakah pembeli atau penjual, dan kapan momentum mulai berubah arah.
Cara Membaca Volume dan Transaksi
1. Volume dan ukuran transaksi
Volume menunjukkan seberapa besar minat terhadap suatu saham. Lonjakan volume mendadak sering menandakan aktivitas institusional. Jika volume besar muncul di harga yang stabil, artinya terjadi akumulasi. Sebaliknya, volume besar di tengah penurunan harga bisa menandakan distribusi.
2. Kecepatan transaksi
Scalper sering memperhatikan kecepatan munculnya transaksi baru di tape. Semakin cepat transaksi muncul, semakin kuat momentum. Jika kecepatan tiba-tiba melambat, momentum mulai melemah dan potensi pembalikan meningkat.
3. Arah order (buy vs sell imbalance)
Jika lebih banyak transaksi dieksekusi di ask price, berarti tekanan beli kuat. Jika transaksi lebih banyak terjadi di bid price, tekanan jual mendominasi.
Melansir Bookmap, trader profesional sering menandai area di mana volume tinggi bertemu dengan perubahan arah harga. Titik ini disebut volume node, yang sering berfungsi sebagai support atau resistance.
Tape Reading dan Hubungannya dengan Order Flow
Tape reading adalah bagian dari analisis order flow, pendekatan yang mempelajari bagaimana pesanan beli dan jual memengaruhi pergerakan harga secara mikro. Dengan mengamati order book dan transaksi aktual, trader bisa:
- Menilai apakah tekanan beli benar-benar mendorong harga naik atau hanya merupakan “fake move”.
- Mendeteksi aktivitas besar dari pelaku institusional.
- Mengidentifikasi area likuiditas tinggi tempat harga sering berhenti atau berbalik.
Masih menurut Bookmap, kombinasi tape reading dan order flow memungkinkan trader memahami struktur pasar (market microstructure) jauh lebih dalam dibanding analisis grafik konvensional.
Penggunaan Tape Reading untuk Scalping
Tape reading sangat populer di kalangan scalper, yaitu trader yang mencari profit kecil dalam waktu singkat dengan frekuensi tinggi. Beberapa teknik umum yang digunakan antara lain:
1. Mengikuti momentum (momentum following)
Saat volume transaksi meningkat cepat di sisi ask, scalper bisa masuk posisi long mengikuti momentum pembelian jangka pendek.
2. Menangkap pembalikan cepat (fade strategy)
Jika harga naik dengan volume tinggi namun tiba-tiba transaksi melambat, scalper bisa membuka posisi short untuk menangkap koreksi singkat.
3. Menentukan titik masuk akurat
Dengan membaca tape, trader bisa melihat kapan tekanan beli atau jual mulai berkurang, sehingga waktu entry lebih presisi dibanding hanya mengandalkan indikator teknikal.
4. Memanfaatkan iceberg orders
Beberapa institusi menggunakan iceberg orders, yaitu order besar yang dipecah menjadi transaksi kecil agar tidak terlihat. Tape reading bisa membantu mendeteksi pola ini dari transaksi berulang di level harga yang sama.
Kelebihan dan Keterbatasan Tape Reading
Kelebihan:
- Memberikan informasi real-time tentang dinamika pasar.
- Cocok untuk strategi scalping dan intraday trading.
- Bisa mendeteksi perubahan momentum lebih cepat dari grafik biasa.
Keterbatasan:
- Membutuhkan fokus dan kecepatan tinggi dalam mengambil keputusan.
- Kurang efektif di pasar dengan volume rendah.
- Data terlalu banyak (data overload) bisa membuat trader pemula kewalahan.
Masih melansir Investopedia, tape reading paling efektif bila digabung dengan analisis teknikal untuk memastikan arah tren utama, bukan digunakan secara tunggal.
Tips Menguasai Tape Reading
- Gunakan platform dengan data real-time. Delay sekecil apa pun bisa membuat keputusan tidak akurat.
- Latih observasi. Semakin sering membaca pola order, semakin mudah mengenali perilaku pelaku besar.
- Mulai dari timeframe kecil. Fokus pada satu saham atau aset dengan likuiditas tinggi.
- Gunakan volume profile dan heatmap. Dua alat ini membantu memvisualisasikan aktivitas volume dengan lebih jelas.
- Catat pola berulang. Banyak trader institusional memiliki kebiasaan spesifik yang bisa diamati dari tape pattern.
Kesimpulan
Tape reading adalah seni membaca aliran transaksi dan volume untuk memahami tekanan beli dan jual secara real-time. Meski terlihat klasik, teknik ini masih sangat relevan di era algorithmic trading karena membantu trader memahami perilaku pasar di tingkat mikro.
Gunakan strategi scalping berbasis tape reading saat trading via aplikasi Gotrade untuk melihat dinamika pasar nyata dan mengambil keputusan lebih cepat dan presisi.
FAQ
Apa itu tape reading?
Teknik membaca data transaksi (harga, volume, dan kecepatan order) untuk memahami arah pergerakan pasar.
Apakah cocok untuk trader pemula?
Tidak disarankan untuk pemula. Dibutuhkan latihan observasi cepat dan pemahaman tentang order flow.
Apakah bisa digunakan di pasar saham AS?
Ya, karena bursa besar seperti NASDAQ dan NYSE menyediakan data time & sales dan depth of market secara real-time.
Disclaimer
PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.
