7 Kesalahan Menyusun Portofolio Investasi dan Cara Mengatasinya

Share this article

Kesalahan menyusun portofolio sering terjadi bukan karena investor tidak memahami teori investasi, tetapi karena diversifikasi diterapkan secara keliru.

Portofolio terlihat rapi, penuh aset, dan tampak aman, namun tidak benar-benar bekerja saat pasar bergerak tidak sesuai ekspektasi. Masalah utamanya bukan pada niat, melainkan pada struktur.

Artikel ini membahas kesalahan menyusun portofolio investasi dengan fokus pada diversifikasi yang salah arah, terutama ilusi diversifikasi, overdiversification, dan overlap aset yang sering tidak disadari.

Kesalahan Diversifikasi Investasi dan Aset

Diversifikasi seharusnya membantu menyebarkan risiko. Namun dalam praktiknya, justru menjadi sumber masalah ketika dilakukan tanpa memahami peran dan hubungan antar aset.

1. Ilusi diversifikasi karena terlalu banyak aset

Ilusi diversifikasi muncul ketika investor merasa aman hanya karena memiliki banyak saham atau ETF. Secara visual, portofolio terlihat tersebar, tetapi dari sisi risiko, aset-aset tersebut sering bergerak searah.

Diversifikasi yang efektif tidak diukur dari jumlah posisi, melainkan dari perbedaan sumber risiko. Jika semua aset bereaksi sama terhadap kondisi pasar, maka jumlahnya menjadi tidak relevan.

Menurut CNBC, menambah aset tanpa memperhatikan korelasi dapat menciptakan rasa aman palsu karena risiko sistemik tetap mendominasi portofolio.

2. Overdiversification yang mengaburkan arah portofolio

Overdiversification terjadi saat portofolio berisi terlalu banyak aset dengan porsi kecil. Setiap aset tampak sebagai tambahan keamanan, tetapi secara keseluruhan justru menghilangkan fokus.

Dalam kondisi ini, tidak ada aset yang cukup besar untuk memberikan dampak berarti pada kinerja total. Portofolio cenderung bergerak mendekati rata-rata pasar tanpa keunggulan strategis.

Selain itu, semakin banyak aset yang dimiliki, semakin sulit melakukan evaluasi rasional. Investor akhirnya bereaksi terhadap pergerakan harga jangka pendek, bukan perubahan fundamental.

3. Risiko overlap yang sering tersembunyi dalam portofolio

Overlap adalah kesalahan menyusun portofolio yang sering terlewat karena tidak langsung terlihat. Ini terjadi ketika beberapa aset memiliki eksposur yang sangat mirip, meskipun nama dan produknya berbeda.

Contoh paling umum adalah memiliki beberapa ETF atau saham yang sama-sama didominasi sektor teknologi besar. Ketika sektor tersebut terkoreksi, seluruh portofolio ikut terdampak.

Risiko yang seharusnya tersebar justru menumpuk pada satu sektor atau tema yang sama.

4. Overlap faktor makro dan suku bunga

Overlap tidak hanya terjadi di tingkat aset atau sektor, tetapi juga pada faktor makro. Banyak aset yang bereaksi serupa terhadap perubahan suku bunga, kebijakan moneter, atau likuiditas global.

Jika sebagian besar portofolio sensitif terhadap satu faktor makro, perubahan kecil pada faktor tersebut dapat berdampak besar pada keseluruhan portofolio, meskipun aset terlihat berbeda di permukaan.

Mengutip EBS, investor institusional lebih memprioritaskan analisis korelasi antar aset dibanding jumlah posisi, karena korelasi menentukan bagaimana risiko bekerja dalam kondisi pasar nyata.

5. Overlap geografis yang menipu

Diversifikasi geografis sering dianggap tercapai hanya karena memiliki aset global. Padahal, banyak perusahaan multinasional tetap sangat bergantung pada ekonomi AS atau kawasan tertentu.

Tanpa analisis lebih dalam, portofolio bisa sangat terkonsentrasi secara geografis, meskipun terlihat internasional.

6. Tidak menetapkan peran setiap aset

Kesalahan lain dalam diversifikasi investasi adalah membeli aset tanpa menetapkan perannya dalam portofolio.

Apakah aset tersebut untuk pertumbuhan, stabilitas, atau pendapatan sering kali tidak jelas.

Tanpa definisi peran, aset baru hanya mengulang eksposur lama. Portofolio menjadi penuh, tetapi tidak saling melengkapi.

7. Menganggap diversifikasi sebagai perlindungan absolut

Diversifikasi bukan jaminan bebas risiko. Kesalahan terjadi ketika investor merasa tidak perlu mengevaluasi ulang portofolio karena sudah “terdiversifikasi”.

Korelasi antar aset dapat berubah seiring waktu. Portofolio yang dulu seimbang bisa menjadi tidak relevan jika kondisi pasar berubah.

Cara Menghindari Kesalahan Menyusun Portofolio

Menghindari kesalahan menyusun portofolio tidak membutuhkan strategi rumit. Yang dibutuhkan adalah disiplin dan kerangka berpikir yang konsisten.

1. Batasi jumlah posisi sesuai kemampuan evaluasi

Jumlah aset ideal berbeda untuk setiap investor. Pilih jumlah posisi yang masih bisa kamu pahami dan evaluasi secara berkala.

Lebih sedikit aset dengan pemahaman yang baik sering kali lebih efektif dibanding banyak aset tanpa kejelasan.

2. Evaluasi overlap secara berkala

Selain melihat kinerja, periksa juga kesamaan sektor, wilayah, dan faktor risiko dari aset yang dimiliki.

Overlap yang besar adalah sinyal bahwa diversifikasi tidak bekerja optimal.

3. Tetapkan peran aset sebelum membeli

Sebelum membeli aset baru, tentukan perannya dalam portofolio.

Jika perannya tidak jelas atau hanya mengulang eksposur yang sudah ada, keputusan tersebut perlu dipertimbangkan ulang.

Pendekatan ini membantu menjaga struktur portofolio tetap konsisten.

4. Fokus pada struktur, bukan produk

Keputusan investasi sebaiknya dimulai dari tujuan dan struktur portofolio, bukan dari produk yang sedang populer.

Dengan cara ini, diversifikasi menjadi alat manajemen risiko, bukan sekadar tampilan portofolio.

Kesimpulan

Kesalahan menyusun portofolio sering berasal dari diversifikasi yang salah arah. Ilusi diversifikasi, overdiversification, dan overlap membuat portofolio terlihat aman, tetapi rapuh saat diuji oleh perubahan pasar.

Dengan memahami hubungan antar aset dan menerapkan struktur yang jelas, portofolio investasi bisa menjadi lebih sederhana dan efektif. Mulai trading di Gotrade sekarang, modal mulai Rp15.000 saja!

FAQ

1. Apa kesalahan paling umum dalam menyusun portofolio investasi?
Menambah aset tanpa memperhatikan korelasi dan peran masing-masing dalam portofolio.

2. Apakah semakin banyak aset selalu lebih aman?
Tidak. Terlalu banyak aset justru bisa menciptakan ilusi diversifikasi.

3. Bagaimana cara mengecek overlap dalam portofolio?
Dengan melihat kesamaan sektor, wilayah, dan faktor risiko dari aset yang dimiliki.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade