Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap sistem keuangan syariah terus tumbuh. Banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana uang dikelola, dari mana keuntungan berasal, dan apakah aktivitas finansial tersebut selaras dengan prinsip etika.
Makanya, keuangan syariah tidak sekadar soal produk halal, tetapi mencakup cara berpikir dan prinsip dalam mengelola uang. Dengan memahami konsep ini, masyarakat dapat melihat bahwa finansial Islami menawarkan pendekatan yang menekankan keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab.
Simak pemaparan lengkap dari Gotrade Indonesia dalam artikel berikut ini.
Pengertian Keuangan Syariah
Keuangan syariah adalah sistem pengelolaan keuangan yang berlandaskan prinsip-prinsip syariat Islam. Sistem ini mengatur bagaimana uang diperoleh, dikelola, dan dikembangkan agar sesuai dengan nilai keadilan dan etika.
Melansir Dewan Nasional Keuangan Inklusif, keuangan syariah bertujuan memastikan bahwa aktivitas finansial tidak merugikan pihak lain dan tidak mengandung unsur yang dilarang, seperti riba, gharar, dan maisir.
Konsep Halal dalam Keuangan Syariah
Makna halal dalam aktivitas finansial
Halal dalam keuangan syariah berarti aktivitas keuangan dilakukan melalui cara yang diperbolehkan secara syariat. Hal ini mencakup sumber pendapatan, mekanisme transaksi, hingga penggunaan dana.
Keuangan syariah tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga proses yang ditempuh untuk mencapai hasil tersebut.
Perbedaan halal dan non-halal
Aktivitas keuangan dianggap halal jika tidak melibatkan unsur riba, spekulasi berlebihan, atau bisnis yang bertentangan dengan nilai Islam.
Sebaliknya, aktivitas non-halal biasanya melibatkan bunga tetap, ketidakjelasan transaksi, atau keuntungan sepihak.
Menurut prinsip finansial Islami dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kejelasan dan kesepakatan yang adil menjadi fondasi utama transaksi halal.
Larangan Riba dalam Keuangan Syariah
Apa itu riba?
Riba adalah tambahan atau keuntungan yang ditetapkan di awal tanpa mempertimbangkan risiko dan hasil usaha. Dalam praktik modern, riba sering dikaitkan dengan bunga pinjaman tetap.
Keuangan syariah melarang riba karena dianggap menciptakan ketimpangan dan menempatkan risiko hanya pada satu pihak.
Alasan riba dilarang
Larangan riba bertujuan menjaga keadilan dan keseimbangan. Dalam sistem berbasis riba, pemberi dana mendapatkan keuntungan pasti, sementara pihak lain menanggung seluruh risiko.
Keuangan syariah mendorong mekanisme bagi hasil agar risiko dan keuntungan dibagi secara proporsional.
Alternatif riba dalam keuangan syariah
Sebagai pengganti riba, keuangan syariah menggunakan akad seperti bagi hasil, jual beli, atau sewa. Mekanisme ini memungkinkan keuntungan diperoleh dari aktivitas ekonomi nyata, bukan dari bunga uang.
Pendekatan ini membuat keuangan syariah lebih terkait langsung dengan sektor riil.
Prinsip Keadilan dalam Keuangan Syariah
Pembagian risiko dan keuntungan
Keadilan dalam keuangan syariah tercermin dari pembagian risiko dan keuntungan yang seimbang. Tidak ada pihak yang memperoleh keuntungan tanpa ikut menanggung risiko.
Prinsip ini mendorong hubungan yang lebih sehat antara pemilik modal dan pengelola usaha.
Transparansi dan kesepakatan
Transaksi syariah menuntut kejelasan akad dan kesepakatan sejak awal. Semua pihak harus memahami hak dan kewajiban masing-masing.
Melansir praktik keuangan syariah dari OJK, transparansi membantu mencegah konflik dan ketidakpastian di kemudian hari.
Dampak keadilan bagi sistem keuangan
Dengan menekankan keadilan, keuangan syariah berupaya menciptakan stabilitas jangka panjang. Sistem ini menghindari praktik yang mendorong spekulasi berlebihan dan ketimpangan ekonomi.
Keadilan menjadi nilai inti yang membedakan keuangan syariah dari sistem konvensional.
Praktik Modern Keuangan Syariah
Keuangan syariah tidak terbatas pada perbankan. Saat ini, konsep ini diterapkan dalam investasi, asuransi, hingga pasar modal syariah.
Produk seperti saham syariah dan reksa dana syariah memungkinkan masyarakat berinvestasi tanpa meninggalkan prinsip syariat.
Hal ini menunjukkan bahwa keuangan syariah dapat berjalan berdampingan dengan sistem keuangan modern.
Pendekatan ini semakin relevan di tengah meningkatnya kesadaran akan etika dan keberlanjutan.
Kesalahan Umum dalam Memahami Keuangan Syariah
Hanya label halal
Kesalahan umum adalah menganggap keuangan syariah hanya soal label halal. Padahal, esensinya terletak pada prinsip dan mekanisme yang adil.
Syariah lebih rumit
Kesalahan lain adalah menganggap keuangan syariah selalu lebih rumit. Dengan edukasi yang tepat, konsep ini justru membantu pengambilan keputusan finansial yang lebih disiplin.
Kesimpulan
Keuangan syariah adalah sistem pengelolaan keuangan yang berlandaskan konsep halal, larangan riba, dan prinsip keadilan. Melalui mekanisme yang transparan dan pembagian risiko yang seimbang, finansial Islami menawarkan pendekatan yang lebih etis dan berkelanjutan.
Dengan memahami prinsip dasarnya, masyarakat dapat membuat keputusan keuangan yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga selaras dengan nilai.
Jika kamu ingin mulai menerapkan prinsip keuangan syariah dalam investasi modern, yuk, investasi saham global syariah di aplikasi Gotrade!
Dengan akses produk investasi global yang transparan dan edukatif, Gotrade membantu investor memahami pilihan investasi secara lebih rasional.
FAQ
1. Apakah keuangan syariah hanya untuk Muslim?
Tidak, prinsipnya bisa diterapkan oleh siapa saja yang mencari sistem keuangan etis.
2. Apa perbedaan utama keuangan syariah dan konvensional?
Keuangan syariah melarang riba dan menekankan keadilan serta bagi hasil.
3. Apakah investasi syariah lebih aman?
Tidak selalu lebih aman, tetapi lebih terstruktur secara etika dan risiko dibagi secara adil.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











