Memilih saham untuk trading tidak bisa disamakan dengan memilih saham untuk investasi jangka panjang.
Banyak trader pemula terjebak membeli saham “bagus” secara fundamental, tetapi tidak bergerak secara teknikal, sehingga peluang trading menjadi minim.
Inilah sebabnya memahami kriteria saham trading menjadi langkah awal yang krusial sebelum masuk pasar. Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Mengapa Tidak Semua Saham Cocok untuk Trading?
Tidak semua saham memberikan peluang yang sama bagi trader. Ada saham yang sangat bagus untuk disimpan jangka panjang, tetapi kurang ideal untuk trading karena pergerakannya lambat atau likuiditas rendah.
Melansir Saxo, trading membutuhkan saham yang aktif diperdagangkan dan responsif terhadap sentimen pasar. Tanpa karakter tersebut, trader akan kesulitan masuk dan keluar posisi secara efisien.
Maka dari itu, proses memilih saham untuk trading sebaiknya didasarkan pada kriteria objektif, bukan sekadar nama besar atau rekomendasi populer.
Kriteria Saham Trading dari Sisi Teknis
1. Likuiditas tinggi dan volume konsisten
Saham yang cocok untuk trading harus memiliki volume transaksi harian yang besar dan stabil. Likuiditas tinggi memastikan trader bisa masuk dan keluar posisi tanpa mengganggu harga secara signifikan.
Volume yang konsisten juga menandakan minat pasar yang aktif, sehingga pergerakan harga lebih dapat dianalisis.
2. Spread harga relatif tipis
Spread yang tipis membuat biaya implisit trading lebih rendah.
Saham dengan spread lebar bisa menggerus profit, terutama bagi trader aktif dengan frekuensi transaksi tinggi.
Spread tipis membantu eksekusi lebih efisien dan realistis.
3. Volatilitas yang cukup, tetapi tidak ekstrem
Trading membutuhkan volatilitas agar harga bergerak. Saham yang terlalu datar kurang menarik untuk trading.
Namun, volatilitas yang terlalu ekstrem juga berbahaya karena pergerakan sulit dikendalikan.
Saham trading ideal bergerak aktif tetapi masih menghormati struktur teknikal.
4. Pola harga yang jelas dan berulang
Saham yang sering membentuk pola seperti trend, range, atau breakout lebih mudah ditradingkan.
Pola yang konsisten membantu trader menentukan entry, stop loss, dan target dengan lebih objektif.
Saham dengan pergerakan acak cenderung sulit dikelola risikonya.
5. Responsif terhadap support dan resistance
Saham trading yang baik biasanya “menghormati” level teknikal penting. Harga sering bereaksi di area support dan resistance yang jelas.
Karakter ini meningkatkan probabilitas setup dan memudahkan manajemen risiko.
6. Timeframe cocok dengan gaya trading
Setiap saham memiliki karakter timeframe berbeda. Ada saham yang lebih cocok untuk day trading, ada yang optimal untuk swing trading.
Menyesuaikan saham dengan gaya trading membantu mengurangi konflik antara strategi dan karakter harga.
7. Didukung katalis atau sentimen pasar
Katalis seperti laporan keuangan, aksi korporasi, atau sentimen sektor sering meningkatkan volume dan volatilitas.
Saham dengan katalis aktif biasanya lebih menarik untuk trading jangka pendek.
Trader tetap perlu memahami konteks agar tidak hanya bereaksi secara impulsif.
8. Kapitalisasi pasar yang memadai
Saham dengan kapitalisasi terlalu kecil sering bergerak tidak wajar dan berisiko manipulasi.
Untuk trading yang lebih stabil, saham berkapitalisasi menengah hingga besar umumnya lebih konsisten.
Ukuran ini membantu menjaga pergerakan tetap rasional.
9. Mudah dianalisis dan dipantau
Saham trading ideal adalah saham yang mudah dipantau secara teknikal, baik dari grafik, indikator, maupun data volume.
Terlalu kompleks justru meningkatkan risiko kesalahan. Kesederhanaan sering membantu konsistensi.
Kesalahan Pilih Saham untuk Trading
1. Terlalu fokus pada nama besar
Nama besar tidak selalu berarti cocok untuk trading. Beberapa saham besar bergerak lambat dan kurang memberi peluang jangka pendek. Trading membutuhkan pergerakan, bukan reputasi.
2. Mengabaikan likuiditas
Masuk ke saham dengan volume rendah bisa membuat trader sulit keluar saat kondisi berubah. Risiko ini sering diremehkan pemula. Likuiditas adalah perlindungan pertama trader.
3. Memaksakan saham ke strategi
Banyak trader mencoba memaksakan satu saham ke semua strategi. Padahal, setiap saham memiliki karakter berbeda. Lebih efektif menyesuaikan strategi dengan karakter saham, bukan sebaliknya.
Cara Praktis Menyaring Saham
Trader dapat memulai dengan menyaring saham berdasarkan volume harian, volatilitas, dan struktur harga.
Setelah itu, seleksi dipersempit dengan melihat sektor, katalis, dan pola teknikal. Pendekatan bertahap membantu mengurangi noise dan meningkatkan fokus.
Saham yang lolos penyaringan biasanya lebih siap untuk dianalisis lebih dalam. Proses ini membuat trading lebih sistematis dan tidak impulsif.
Kesimpulan
Memahami kriteria saham untuk trading membantu trader memilih peluang yang lebih relevan dan terukur. Saham yang likuid, memiliki volatilitas cukup, pola teknikal jelas, dan didukung katalis pasar cenderung lebih cocok untuk aktivitas trading.
Dengan proses memilih saham untuk trading yang sistematis, trader dapat mengurangi spekulasi dan meningkatkan konsistensi keputusan.
Mau jadi trader aktif di saham dan ETF global? Download Gotrade Indonesia sekarang!
Kamu bisa cek data harga, volume, dan grafik saham TradingView yang real-time, sehingga proses seleksi saham trading menjadi lebih efisien serta terstruktur.
FAQ
1. Apa ciri utama saham yang cocok untuk trading?
Likuid, memiliki volatilitas cukup, dan pola harga yang jelas.
2. Apakah saham fundamental bagus selalu cocok untuk trading?
Tidak selalu. Saham trading membutuhkan pergerakan harga dan volume, bukan hanya fundamental kuat.
3. Apakah pemula bisa langsung trading saham volatil?
Sebaiknya mulai dari saham yang likuid dan pergerakannya masih terkontrol untuk mengurangi risiko.
Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.











