Liquidity Premium: Pengertian, Contoh Aset, dan Dampaknya pada Valuasi

Dalam dunia investasi, tidak semua aset bisa dengan mudah dijual kembali. Saham besar seperti Apple (AAPL) atau Microsoft (MSFT) dapat dilepas ke pasar kapan pun tanpa perbedaan harga yang signifikan.

Namun, bagaimana dengan obligasi korporasi kecil atau properti yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dijual?

Perbedaan tingkat kemudahan inilah yang menciptakan liquidity premium, tambahan imbal hasil yang diminta investor sebagai kompensasi atas risiko tidak likuid. Simak pemaparan lengkap Gotrade tentang liquidity premium di bawah ini.

Definisi Liquidity Premium

Liquidity premium adalah kompensasi tambahan yang diberikan kepada investor karena menanggung risiko kesulitan menjual aset dengan cepat tanpa menurunkan harganya secara signifikan.

Liquidity premium menjelaskan mengapa dua aset dengan risiko dan tenor serupa bisa memiliki imbal hasil yang berbeda, aset yang lebih sulit dijual cenderung menawarkan return yang lebih tinggi.

Konsep ini erat kaitannya dengan risk premium, karena likuiditas adalah salah satu bentuk risiko pasar. Semakin rendah likuiditas suatu aset, semakin besar premi yang diminta investor.

Contoh Aset Likuid vs Tidak Likuid

Menurut Corporate Finance Institute (CFI), aset dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat kemudahannya untuk ditransaksikan di pasar tanpa mengubah harga secara drastis.

Aset likuid

  • Saham blue-chip: seperti Apple, Microsoft, dan NVIDIA, yang memiliki volume transaksi harian besar.
  • Obligasi pemerintah (Treasuries): dianggap aset paling likuid di dunia karena selalu ada pembeli institusional.
  • ETF besar: seperti S&P 500 ETF (SPY) yang diperdagangkan jutaan unit per hari.

Aset ini bisa dijual hampir secara instan pada harga pasar yang berlaku.

Aset kurang likuid

  • Obligasi korporasi kecil atau private debt.
  • Properti real estate.
  • Saham startup atau perusahaan privat.

Menjual aset seperti ini sering membutuhkan waktu panjang dan potensi diskon harga yang besar, sehingga investor menuntut liquidity premium yang lebih tinggi.

Contohnya, dua obligasi dengan rating serupa, satu dari pemerintah (sangat likuid) dan satu lagi dari perusahaan kecil, mungkin menawarkan yield yang berbeda. Obligasi perusahaan bisa memiliki yield 1–2% lebih tinggi sebagai kompensasi atas risiko likuiditas.

Faktor yang Mempengaruhi Liquidity Premium

Beberapa kondisi pasar dan karakteristik aset menentukan besar kecilnya liquidity premium.

  1. Volume dan frekuensi perdagangan: Aset yang sering diperdagangkan memiliki likuiditas tinggi. Semakin sedikit transaksi, semakin besar potensi perbedaan harga jual dan beli (bid-ask spread).
  2. Kondisi pasar makro: Mengutip Moonfare, liquidity premium meningkat drastis saat terjadi tekanan pasar, seperti krisis 2008 atau pengetatan moneter oleh Federal Reserve. Saat investor panik, bahkan aset biasanya likuid bisa kehilangan pembeli sementara.
  3. Ukuran pasar dan partisipan: Pasar dengan banyak pelaku aktif cenderung lebih likuid. Sebaliknya, pasar kecil seperti obligasi perusahaan regional atau komoditas niche akan memiliki likuiditas terbatas.
  4. Persepsi risiko dan kepercayaan investor: Ketika sentimen pasar negatif, investor enggan menahan aset yang sulit dijual. Mereka lebih memilih cash atau instrumen jangka pendek, yang memperbesar perbedaan likuiditas antar aset.

Dampak Liquidity Premium terhadap Valuasi

Liquidity premium memengaruhi valuasi dan expected return dari berbagai instrumen investasi.

  • Aset likuid memiliki valuasi lebih tinggi: Karena lebih mudah dijual, investor bersedia menerima return yang lebih rendah. Saham besar dengan likuiditas tinggi biasanya memiliki price-to-earnings (P/E) yang lebih tinggi.
  • Aset tidak likuid menawarkan return lebih tinggi: Investor menuntut kompensasi atas risiko tidak bisa menjual aset sewaktu-waktu. Ini menyebabkan yield yang lebih tinggi pada instrumen seperti private equity, obligasi korporasi kecil, atau real estate.
  • Korelasi dengan kondisi pasar: Dalam masa krisis, likuiditas menurun tajam, menyebabkan liquidity premium meningkat. Efeknya, valuasi aset berisiko bisa turun walaupun fundamentalnya tidak berubah.

Contoh nyata terlihat saat pandemi 2020. Menurut laporan Federal Reserve, pasar obligasi korporasi sempat mengalami kekeringan likuiditas, membuat yield melonjak sementara harga turun drastis.

Liquidity Premium dalam Portofolio Investasi

Investor pintar mempertimbangkan faktor likuiditas dalam alokasi aset mereka. Tujuannya bukan hanya mengejar imbal hasil tinggi, tetapi juga memastikan fleksibilitas menghadapi kondisi ekstrem pasar.

Strategi umum:

  • Campurkan aset likuid dan tidak likuid. Misalnya, 70% di saham likuid atau ETF, 30% di real estate atau private investment.
  • Pertimbangkan horizon waktu investasi. Jika kamu tidak butuh dana cepat, aset kurang likuid bisa jadi sumber return tambahan.
  • Pantau kondisi makroekonomi. Saat volatilitas naik, kurangi eksposur di aset tidak likuid karena potensi harga jatuh tinggi.

Kesimpulan

Liquidity premium adalah imbal hasil tambahan yang diberikan kepada investor sebagai kompensasi atas risiko kesulitan menjual aset secara cepat tanpa kehilangan nilai. Semakin sulit sebuah aset dikonversi menjadi uang tunai, semakin tinggi premi yang diminta investor.

Faktor ini menjadi penentu penting dalam valuasi aset dan alokasi portofolio, terutama saat pasar tidak stabil.

Kalau kamu ingin belajar bagaimana likuiditas memengaruhi harga saham, coba praktikkan langsung lewat Gotrade. Dengan akses ke saham, ETF, dan aset global paling likuid di dunia, kamu bisa memahami bagaimana pergerakan uang besar menentukan harga.

FAQ

Apa itu liquidity premium?

Tambahan imbal hasil yang diminta investor karena menanggung risiko kesulitan menjual aset dengan cepat tanpa kehilangan nilai.

Apa perbedaan aset likuid dan tidak likuid?

Aset likuid mudah dijual di pasar (seperti saham besar), sedangkan aset tidak likuid seperti properti butuh waktu lama dan potensi diskon harga.

Bagaimana liquidity premium memengaruhi valuasi?

Aset dengan likuiditas rendah biasanya memiliki valuasi lebih rendah dan yield lebih tinggi sebagai kompensasi atas risiko tersebut.

Disclaimer

PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Highest Trading Volume in Indonesia, 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade