Loss Aversion Bias: Definisi, Dampak, dan Cara Mengatasi

Dalam dunia investasi dan trading, tidak ada yang suka mengalami kerugian. Namun, bagi sebagian orang, rasa sakit karena rugi jauh lebih besar dibandingkan kepuasan saat mendapat untung. Fenomena psikologis ini dikenal sebagai loss aversion bias.

Bias ini bisa membuat trader bertindak tidak rasional, seperti menahan posisi rugi terlalu lama, menutup posisi untung terlalu cepat, atau enggan mengambil peluang baru karena takut salah lagi.

Nah, untuk menghindari hal ini, pahami selengkapnya dalam pemaparan di bawah ini.

Apa Itu Loss Aversion Bias?

Loss aversion bias adalah kecenderungan psikologis di mana seseorang lebih takut kehilangan uang daripada senang memperoleh jumlah uang yang sama.

Dengan kata lain, rasa sakit kehilangan $100 terasa dua kali lebih besar dibandingkan rasa senang saat mendapat $100.

Dalam konteks trading, loss aversion bias sering muncul ketika trader berusaha menghindari perasaan rugi, bukan mengelola risiko secara objektif, melansir The Decision Lab.

Contoh Perilaku Loss Aversion dalam Trading

  1. Menahan posisi rugi terlalu lama
    Banyak trader enggan menutup posisi rugi karena tidak ingin “mengakui kekalahan”. Padahal, dengan menunda keputusan, kerugian bisa semakin besar.
  2. Menjual saham yang untung terlalu cepat
    Trader sering terburu-buru mengambil profit kecil karena takut harga akan berbalik arah. Akibatnya, mereka kehilangan potensi keuntungan lebih besar.
  3. Enggan masuk pasar setelah mengalami loss
    Setelah mengalami kerugian besar, trader cenderung menolak peluang berikutnya karena trauma, meski setup berikutnya lebih baik secara teknikal.
  4. Menghindari stop loss
    Trader merasa “belum rugi” selama posisi belum ditutup, padahal harga sudah jauh dari titik aman. Ini adalah bentuk denial akibat bias kehilangan.
  5. Overtrading setelah rugi
    Sebagian trader justru mencoba “balas dendam” dengan masuk terlalu cepat ke posisi baru agar bisa menutup kerugian, yang akhirnya justru memperburuk hasil.

Dampak Loss Aversion terhadap Kinerja Trading

  • Rasio risk-reward menjadi tidak seimbang: Trader lebih fokus menghindari rugi kecil daripada menjaga peluang profit besar.
  • Kerugian makin membesar: Karena tidak disiplin menutup posisi rugi, modal cepat terkuras.
  • Kehilangan kepercayaan diri: Rasa takut salah membuat trader enggan mengambil keputusan di momen penting.
  • Kinerja portofolio tidak optimal: Fokus berlebihan pada posisi rugi membuat trader melewatkan peluang saham lain yang lebih potensial.

Cara Mengatasi Loss Aversion Bias dalam Trading

Menghindari bias ini sepenuhnya memang sulit, tetapi kamu bisa melatih diri agar pengaruhnya lebih kecil. Berikut beberapa cara efektif untuk mengatasinya:

1. Gunakan rencana trading yang objektif

Sebelum membuka posisi, tentukan entry, stop loss, dan target profit dengan jelas. Dengan begitu, kamu membuat keputusan berdasarkan sistem, bukan emosi.

Gunakan rasio risk-reward minimal 1:2, artinya setiap potensi rugi $1 harus diimbangi dengan potensi untung $2.

2. Pahami bahwa kerugian adalah bagian dari proses

Kerugian tidak bisa dihindari dalam trading. Trader profesional memahami bahwa loss kecil yang terkontrol adalah bagian dari strategi jangka panjang yang sehat.

Ingat: tujuan utama trading bukan menghindari loss sepenuhnya, tapi mengelola risiko agar total profit lebih besar dari total loss.

3. Gunakan stop loss otomatis

Stop loss membantu melindungi modal tanpa perlu keputusan emosional. Dengan fitur otomatis, kamu tidak perlu “berharap” harga akan berbalik arah.

Gunakan trailing stop untuk menjaga profit yang sudah didapat tanpa perlu terus memantau grafik.

4. Evaluasi hasil secara periodik

Bias sering muncul karena kamu terlalu fokus pada hasil jangka pendek. Lakukan evaluasi portofolio mingguan atau bulanan untuk melihat hasil dari sisi konsistensi sistem, bukan dari satu posisi saja.

Catat semua hasil di trading journal, termasuk alasan masuk dan keluar posisi. Dengan begitu, kamu bisa menilai apakah keputusanmu sudah rasional atau masih dipengaruhi emosi.

5. Latih mindset probabilitas

Trading bukan soal benar atau salah, tetapi soal kemungkinan (probability). Bahkan sistem terbaik pun bisa salah beberapa kali. Fokuslah pada hasil jangka panjang, bukan hasil satu transaksi.

6. Gunakan ukuran posisi yang aman

Tentukan porsi risiko per transaksi (misalnya 1–2% dari total modal). Dengan cara ini, setiap loss tidak terlalu memengaruhi psikologimu karena risikonya sudah terukur.

7. Gunakan data, bukan perasaan

Saat harga turun, jangan langsung panik. Lihat kembali struktur pasar, volume, dan konfirmasi indikator sebelum mengambil keputusan. Hindari keputusan yang didorong oleh ketakutan sesaat.

Contoh Loss Aversion Bias

Bayangkan seorang trader membeli saham Tesla di harga $250. Ketika harga turun ke $220, ia menolak menjual karena berharap harga akan pulih. Tapi penurunan berlanjut hingga $180.

Di sisi lain, trader lain yang disiplin menggunakan stop loss di $240 hanya rugi kecil dan bisa memanfaatkan modalnya untuk membeli saham lain yang sedang naik.

Kasus ini menunjukkan bahwa trader pertama terjebak dalam loss aversion bias, sedangkan trader kedua berhasil menjaga objektivitasnya dengan sistem yang jelas.

Kesimpulan

Loss aversion bias adalah musuh besar bagi trader yang ingin sukses jangka panjang. Ketakutan berlebihan terhadap kerugian membuat banyak trader gagal memaksimalkan potensi keuntungan dan malah memperbesar risiko.

Dengan memahami dan mengendalikan bias ini melalui perencanaan objektif, disiplin risiko, dan mindset probabilitas, kamu bisa membuat keputusan trading yang lebih cerdas dan rasional.

Setelah tahu cara mengatasi bias ini, buat keputusan trading yang lebih cerdas dengan trading di Gotrade, aplikasi investasi saham AS yang mudah digunakan, aman, dan transparan.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan loss aversion bias?
Loss aversion bias adalah kecenderungan seseorang untuk lebih takut kehilangan uang dibandingkan menikmati keuntungan dengan nilai yang sama.

Bagaimana cara menghindari loss aversion saat trading?
Gunakan trading plan, stop loss otomatis, dan fokus pada hasil jangka panjang agar keputusanmu tetap rasional.

Disclaimer: PT Valbury Asia Futures Pialang berjangka yang berizin dan diawasi OJK untuk produk derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa Efek.


Artikel terkait

Dipercaya

lebih dari

1M+

Trader di Indonesia 🌏

Keamananmu adalah prioritas kami 🔒

Gotrade terdaftar & diawasi

KominfoOJKSOCFintech Indonesia

Penghargaan atas kinerja dan inovasi terdepan!🏅

 

Benzinga Global Fintech Awards 2024
Five Star Award 2024
Trusted Award 2024
Highest Combined 2022
Mockup Two Phones

Trading Lebih Cepat. Lebih Mudah. Lebih Cerdas.

#ReadyGoTrade

Gotrade Green Logo Top Left
AppLogo

Gotrade